HUT ke-3 RSUI, Layani Masyarakat Secara Komprehensif dan Tingkatkan Kolaborasi

Rumah Sakit Universitas Indonesia tahun ini memasuki usia ketiga. RSUI baru beroperasi satu tahun ketika Covid-19 mewabah di Indonesia.

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
dok. Humas UI
Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Dr. dr. Astuti Giantini saat seminar nasional yang diselenggarakan Sabtu (12/2/2022). 

WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) tahun ini memasuki usia ketiga. RSUI baru beroperasi satu tahun ketika Covid-19 mewabah di Indonesia. Dengan segala tantangan dan keterbatasan yang dimiiki, secara cepat RSUI berhasil mengembangkan dirinya menjadi rumah sakit rujukan untuk penanganan Covid-19.

“Kata kunci untuk dapat terus bertahan dan terus berkembang adalah kolaborasi dan kerja sama. Itu ditampakkan oleh tema yang diusung pada ulang tahun yang ke-3 RSUI,” ujar Sekretaris Universitas UI dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D., dalam keterangan resmi, Selasa (15/2/2022).

Menurut Direktur Utama RSUI Dr. dr. Astuti Giantini, Sp.PK(K)., MPH., dalam kegiatan seminar nasional HUT RSUI ke-3 ini, Sabtu (12/2/2022) mengatakan, pendirian RSUI untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, sekaligus sebagai lokasi untuk mendidik calon tenaga kesehatan Universitas Indonesia (UI).

"RSUI ini didesain dengan konsep pelayanan komprehensif bersama Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), dalam klaster-klaster dengan sistem pendidikan interprofessional," sebut Astuti.

Kegiatan Seminar Nasional RSUI ini mengusung tema “Collaboration, Innovation and Integration In Healthcare Industry” dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai pemikiran yang berkaitan dengan peran stakeholder internal dan eksternal RSUI dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin yang hadir sebagai key note speaker dalam seminar tersebut menyampaikan, dengan adanya pandemi Covid-19, hal ini menjadi masalah kesehatan global yang berdampak pada pelayanan kesehatan di seluruh dunia.

Di level nasional, pandemi mengakibatkan distruksi terhadap ketahanan sistem kesehatan nasional. Untuk itu, Budi mengatakan guna memulihkan pembangunan kesehatan perlu menggunakan kapasitas negara melalui konsep pentahelix.

"Dengan konsep ini, yakni kolaborasi antara akademisi, pemerintah, industri atau pelaku usaha, komunitas atau masyarakat, dan media diharapkan dapat mewujudkan Sustainable Development Goals untuk mencapai percepatan pembangunan ekonomi, ketahanan pangan, dan kesejahteraan," ungkapnya.

Budi menambahkan, Kementerian Kesehatan telah berupaya melakukan transformasi sistem kesehatan yang berfokus pada enam pilar utama, yaitu transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi pembiayaan kesehatan, transformasi sumber daya manusia kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

Sementara, dalam pemaparan Plt. Direktur Riset Teknologi, Pengembangan, dan Pengabdian kepada Masyarakat Prof. Teuku Faisal Fathani, menyampaikan tema dalam kegiatan seminar nasional ini sejalan dengan terobosan dan kebijakan strategis di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Hal ini berkaitan dengan kebijakan Kemendikbudristek dalam mendukung kemandirian kesehatan bangsa, yaitu Inovasi Merah Putih Kampus Merdeka.

“Tri Dharma perguruan tinggi sesungguhnya tiga pilar yang menjadi satu. Jadi, sebaik-baiknya seorang pendidik adalah merumuskan sebuah peta jalan penelitian yang inovatif, kolaboratif, dan konstektual di dalamnya melibatkan proses pendidikan pembelajaran yang pada akhirnya didorong sebesar-besarnya untuk dimanfaatkan kepada masyarakat luas,” kata Prof. Faisal.

Ia melanjutkan, kata kunci dari semua terobosan dari Kemendikbudristek adalah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan utuh.

“Ini menarik sekali, ibu Direktur RSUI telah menyampaikan bahwa salah satu tujuan dari pendirian RSUI ini adalah menjadi lokasi pendidikan bagi calon-calon tenaga kesehatan, para ahli kesehatan Indonesia di masa depan," ungkapnya.

Selain merayakan hari jadi yang ke-3, kegiatan seminar nasional yang diselenggarakan RSUI ini bertujuan untuk meningkatkan literasi kesehatan dan memberikan sumbangsih dalam mewujudkan kesehatan bangsa, sinergitas sektor kesehatan dan sektor pendidikan melalui pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri.

Tujuan lain adalah untuk sharing session implementasi manajemen rumah sakit serta meningkatkan peran serta semua pihak dalam upaya promotif terhadap kepedulian dan dukungan bersama menuju Indonesia pulih dari kondisi pandemi Covid-19. (dip)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved