Pandemi Virus Corona
RS Brawijaya Depok Bikin Jantung Jamaludin Ingin Copot, karena Salah Input Data Covid-19
Apa yang dialami Jamaludin, warga Depok, harus menjadi pembelajaran rumah sakit untuk lebih hati-hati menginput data Covid-19.
"Kemudian pagi nya saya dihubungi kalau datanya nggak bisa diubah dari mereka (RS Brawijaya)," jelas Jamaludin.
Mendengar hal tersebut, Jamaludin memutuskan untuk datang langsung ke RS Brawijaya Depok sekitar pukul 09.00 WIB.
Di sana, ia bertemu Supervisor on duty RS Brawijaya Depok, Wahyuana Kumala.
Baca juga: Zainudin Amali Sebut PSSI dan Shin Tae-yong Bijak Membatalkan Timnas Ikut Piala AFF U-23
"Akhirnya diajak ngobrol dan mereka mengakui kalau ada salah input data yang kebetulan nama dan tanggal lahir sama dengan saya," ujarnya.
Dalam obrolan tersebut, Jamaludin meminta pihak RS Brawijaya Depok menghapus data terkait dirinya yang dinyatakan Covid-19 melalui tes PCR.
Pihak rumah sakit pun mengaku telah memperbaiki kesalahan input data tersebut.
Menurut Jamaludin, pihak RS Brawijaya tinggal menunggu persetujuan PeduliLindungi atas permohonan revisi data yang mereka ajukan.
"Dibilang 15-30 menit lah," ujarnya.
Setelah 30 menit berlalu hingga pukul 12.00 WIB, status Jamaludin di Aplikasi PeduliLindungi masih berwarna hitam.
Siang itu, ia kembali datang ke RS Brawijaya Depok. Kali ini, ia ingin bertemu dengan pimpinan rumah sakit.
Baca juga: MotoGP Mandalika 2022 Diharapkan Dorong Pariwisata dan UMKM Lokal
"Mereka menjajikan bahwa ini akan diurus segera dan saya juga minta dari rumah sakit untuk bikin surat pernyataan minta maaf ke saya," cerita Jamaludin.
Pihak rumah sakit menyetujui hal tersebut dan Jamaludin kembali pulang ke rumah.
Pada sore hari, ia dihubungi oleh Puskesmas Ciputat yang menyampaikan jika hasil tes PCR tersebut bukan atas nama dirinya.
"Katanya dari pihak rumah sakit salah input. bahwa data sudah direvisi dan disampaikan ke Pusdatin," kata Jamaludin.
Dampak yang dirasakan oleh Jamaludin pun beragam.