Berita Depok
563 Guru dan Siswa di Depok Terpapar Covid-19, Puluhan Sekolah Ditutup, Pemkot Tetap Laksanakan PTMT
Jumlah ini berpotensi meningkat karena pihak Satgas Covid-19 Kota Depok terus melakukan testing dan tracing
WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Depok, Dadang wihana, mengatakan ada 45 sekolah yang tutup sementara karena menjadi klaster penyebaran Covid-19. Dari 45 sekolah tersebut, ada 563 guru dan siswa yang dinyatakan positif Covid-19.
Jumlah ini berpotensi meningkat karena pihak Satgas Covid-19 Kota Depok terus melakukan testing dan tracing atau pelacakan kontak erat kepada keluarga atau kerabat dekat.
"Saat ini kami terus melakukan tracing dan testing," kata Dadang di Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Depok pada Jumat (11/2/2022)
Baca juga: Keluarga Almarhum Tukang Gali Kubur di Mampang Depok Dapat Santunan Rp 42 Juta, Berkat Kader Perisai
Baca juga: 1.672 Warga Prasejahtera di Kota Depok Jadi Sasaran Penerima Bansos Pangan KDS
Walau ada puluhan sekolah yang ditutup, Pemkot Depok masih terus melakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) 50 persen.
Menurut Dadang, hal ini menjadi kewajiban karena status PPKM di Kota Depok berada di level 3. Merujuk pada aturan Inmendagri dan SKB 4 Menteri, kota atau kabupaten yang berada di PPKM level 3 harus melaksanakan PTMT.
"Sesuai SKB 4 Menteri dan Inmendagri, melakukan sekolah PTMT 50 persen," sambung Dadang.
Masih menurut Dadang, apabila ada orang tua siswa yang merasa khawatir anaknya terpapar Covid-19 karena mengikuti PTMT, Dadang menyarankan orang tua siswa untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah.
Baca juga: Masuk Gelombang Ketiga Pandemi Covid-19, Vaksinasi di Kota Tangerang Telah Mencapai 1.582.393 Orang
"Itu diberikan keleluasaan pada orang tua yang keberatan melakukan PTMT. Nanti silakan dikomunikasikan dengan pihak sekolah. Terutama jenjang PAUD dan TK, dapat dilakukan secara daring," pungkas Dadang.
Permintaan ambulance meningkat
Sementara itu, Kepala Markas PMI Kota Depok, Imron Maulana mengatakan ada lonjakan permintaan layanan ambulans sejak awal Februari 2022 lalu.
Peningkatan permintaan karena melayani warga yang terpapar Covid-19.
PMI Kota Depok memberikan layanan dengan menjemput warga yang terpapar Covid-19 dari rumah ke lokasi isolasi terpusat (isoter) di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia (UI)
"Kami layani masyarakat dari permohonan mereka yang perlu dievakuasi untuk isoman ataupun ke rumah sakit," kata Imron saat dihubungi pada Rabu (9/2/2022) siang.
Imron menambahkan, dengan menggunakan 1 unit mobil ambulans, PMI Kota Depok rata-rata melakukan tiga kali antar jemput pasien Covid-19 per hari.
"Biasanya gak ada sama sekali ya, tapi sekarang tiap hari ada saja pasien Covid-19 yang diantar. Peningkatan terjadi pada tanggal 2 Februari," sambungnya.
Menurut Imron, sejak tanggal 2 Hingga 9 Februari, ada 15 pasien yang dievakuasi PMI dari rumah ke isoter Pusat Studi Jepang.
Baca juga: 95 Persen Warga Karawang yang Meninggal Terpapar Covid-19 Belum Divaksin
"Kemarin PMI angkut warga terpapar dari Kelapa Dua, Kampus Gunadarma, ada dari Beji dan Sukmajaya. Kalau hari ini, konfirmasi ada lima (warga terpapar), tapi yang jelas baru satu pasien," ujar Imron.
Dalam sehari, katanya PMI menyiagakan dua regu untuk pagi dan malam.
Masing-masing regu beranggotakan dua petugas PMI Kota Depok.
"Dalam operasionalnya kami juga kerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Depok. Karena kami ini mitra, bantu mereka (pemkot) agar gak keteter," jelasnya.
Guna menambah daya angkut warga yang terpapar Covid-19, PMI Kota Depok telah mengajukan permintaan 2 unit mobil ambulans ke PMI Pusat.
"Kami antisipasi juga takutnya lonjakan makin tinggi sementara permintaan layanan ambulans makin banyak.
Imron pun berharap, seluruh bagian yang terlibat dalam penanganan Pandemi Covid-19 seperti Dinas Kesehatan, PMI Pusat, Rumah Sakit, dan Pemerintah Pusat saling bersinergi demi memberikan pelayanan yang optimal untuk masyarakat.
"Semoga Pemerintah selalu backup dari segi APD atau dari segi logistik agar masyarakat terlayani," kata Imron