Berita Regional

Dikepung Polisi hingga Ditangkapi karena Tolak Penambangan, Warga Wadas Kini Trauma dan Ketakutan

Anak-anak mereka juga mengalami trauma hingga tak bisa menjalankan kegiatan sehari-hari: bermain, belajar, sekolah.

Editor: Feryanto Hadi
Tangkapan layar
Polisi berkumpul di depan masjid di Desa Wadas 

WARTAKOTALIVE.COM, PURWOREJO--Konflik yang melibatkan warga di Desa Wadas dan polisi buntut penolakan aktivitas pertambangan menimbulkan bekas luka mendalam.

Pengepungan aparat kepolisian di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, pada 8-9 Februari kemarin, meninggalkan trauma berat bagi warga.

Bahkan, pengepungan yang berujung pada penangkapan puluhan warga Wadas itu membuat masyarakat ketakutan.

Anak-anak mereka juga mengalami trauma hingga tak bisa menjalankan kegiatan sehari-hari: bermain, belajar, sekolah.

Baca juga: Gunakan Dua Unit Bus, Ganjar Penuhi Janji Pulangkan Warga Wadas yang Diamankan Polisi

"Sejak kemarin, rasa takut dan trauma tak henti-hentinya menghantui kehidupan warga Wadas," demikian keterangan tertulis dari  Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa), Kamis (10/2/2022). 

"Puluhan anak, saudara, dan suami diangkut paksa tanpa alasan oleh Polres Purworejo menambah kekhawatiran sanak keluarga yang menantikan kepulangan mereka," tambah Gempadewa.

Karena trauma kekerasan itu, Warga Wadas pun tak bisa beraktivitas seperti biasa.

Sejumlah aktivitas keseharian yang biasanya mereka lakukan terhambat sama sekali. 

Besek-besek yang biasanya dianyam oleh Wadon Wadas terbengkalai. 

Lahan-lahan tidak terurus. 

Baca juga: Menko Polhukham Mahfud MD Ungkap Tak Ada Seorang yang Menjadi Korban Kericuhan Desa Wadas Purworejo

Hewan-hewan ternak kelaparan. 

"Penyerbuan itu telah mengubah total kehidupan warga, terutama aktivitas ekonomi mereka," terangnya.

Saat ini, lanjut Gempadewa, warga memanfaatkan pasokan logistik seadanya. 

"Belum lagi, pengepungan aparat kepolisian membuat warga tidak berani keluar desa untuk mencari bahan makanan," sambungnya.

Masih dalam keterangan sama, dilaporkan bahwa akibat kehadiran polisi di Desa Wadas, anak-anak jadi tidak bisa sekolah. 

"Rasa takut membuat anak-anak mengurungkan diri pergi ke sekolah."

Ganjar ingin ada ruang diskusi

Sementar itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berkoodinasi dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukkam) Mahfud MD terkait penyelesaian masalah pembangunan Bendungan Bener di Desa Wadas, Purworejo.

Hal itu dilakukan Ganjar saat diskusi bersama Mahfud yang dilakukan secara virtual, Rabu (9/2/2022) malam. Diskusi yang diikuti oleh seluruh stakeholder yang terlibat, Ganjar berharap ruang dialog terus dibuka untuk membeikan pemahaman pada warga yang masih menolak.

“Saya sampaikan ruang dialog yang harus dibuka dengan melibatkan banyak tokoh termasuk dari Komnas HAM. Itu kita sampaikan kepada beliau,” kata Ganjar ditemui di kantornya, Kamis (10/2/2022).

Ganjar mengatakan, dalam forum dibahas tentang masih adanya warga yang menolak dengan berbagai faktor alasan.

“Terhadap kawan-kawan yang belum setuju, yang kemarin ada isu soal quarry, potensi lingkungan yang akan rusak, kondisi geologis yang ada di sana, saya kira itu butuh ruang untuk menjelaskan sehingga para ahli akan bisa diberikan ruang dan waktu untuk bisa menjelaskan kepada mereka,” jelas Ganjar.

Ganjar mengatakan, ruang dialog penting agar masyarakat yang kontra dan para ahli bisa saling menjelaskan dan mendengarkan.

“Maka pertemuan dengan kelompok yang kontra menurut saya menjadi penting, saya sampaikan juga kepada pak Mahfud dan Insya Allah sekarang dirumuskan agar ini semua nanti bisa terlaksana dan membuka ruang dialog seluas-luasnya,” katanya.

Baca juga: Tanggapi Konflik di Desa Wadas, Moeldoko: Tujuan Akhir Pembangunan Pasti Kesejahteraan Rakyat

Tidak tergesa-gesa

Ganjar menerangkan, pelaksanaan proyek ini tidak dilakukan dengan tergesa-gesa. Dialog terus dibuka sejak lama untuk memberikan pemahaman pada masyarakat. Hal ini, kata Ganjar, dilakukan juga demi meminimalisir gesekan seperti yang terjsdi sebelumnya.

“Jadi kita bekerjanya bukan nanti, sudah beberapa waktu yang lalu. Bahkan kemarin ada yang mengatakan kita masih terus bicara pak gub, ‘pak gub tidak usah tergesa-gesa dulu’, oke saya ikuti aja yang penting nanti bisa berkomunikasi untuk mereka bisa saling menyampaikan pikiran dan perasaannya,” tandasnya

Sebagian artikel ini tayang di Kompas.tv

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved