Varian Omicron
Dicky Budiman Tegaskan Jangan Anggap Enteng Varian Omicron, Tetap Mematikan Bagi yang sudah Divaksin
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menyatakan varian Omicron sama berbahayanya dengan varian Delata, sama-sama mematkan.
Dicky mengingatkan bahwa virus ini merupakan satu penyakit yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat.
“Jika perilaku yang menurun atau abai, ya ini cepat menyebar, akan lebih cepat, karena virus ini tidak menyebar dengan sendirinya, dia menyebar karena dibawa orang, dan oleh karena itu harus tetap disiplin sampai nanti sudah banyak orang divaksinasi harus di atas 90 persen sebetulnya,” ujar Dicky.
Sementara itu, ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan mengatakan bahwa vaksin sangat berpengaruh dalam mengurangi risiko terjadinya Covid-19 gejala berat dan meninggal, apalagi pada lansia dan orang dengan komorbid.
Baca juga: Satgas Covid-19 Kabupaten Tangerang Ingatkan Lansia dan Penderita Komorbid untuk Waspada
Iwan menyampaikan kepatuhan protokol kesehatan dan kepatuhan penggunaan aplikasi PeduliLindungi saat ini menurun di masyarakat.
“Kondisi ini perlu diperbaiki apalagi sekarang varian Omicron yang lebih cepat menular mendominasi. Dari segi orang yang perlu perawatan rumah sakit dan meninggal tidak separah gelombang 2 saat periode Delta,” pungkasnya.
Pusat Perbelanjaan
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dan tidak membuat acara timbulkan kerumuman pengunjung sebagai upaya mencegah penyebaran virus Covid-19.
Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja mengatakan sejak pertama kali pemerintah mengumumkan varian omicron ditemukan di Indonesia, maka pusat perbelanjaan telah diperintahkan untuk lebih memperhatikan beberapa hal terkait Covid-19.

"Kami tidak menyelenggarakan kegiatan ataupun acara yang berpotensi menimbulkan kerumunan," ujar Alphonzus saat dihubungi, Senin (7/2/2022).
Menurutnya, APPBI juga memastikan protokol wajib vaksinasi yang pemeriksaan ataupun skriningnya dilakukan melalui aplikasi PeduliLindungi selalu dilaksanakan secara lebih ketat, lebih disiplin dan lebih konsisten.
"Kemudian, memastikan protokol kesehatan seperti pemeriksaan suhu tubuh, wajib masker, jaga jarak, cuci tangan dan sebagainya selalu dilaksanakan secara lebih ketat, lebih disiplin dan lebih konsisten," tuturnya.
Selain itu, APPBI juga diminta pemerintah membantu percepatan vaksinasi dengan mengadakan sentra vaksinasi di pusat perbelanjaan untuk melayani masyarakat.
Oleh sebab itu, Alphonzus berharap pemerintah tidak memberlakukan kembali pembatasan ataupun jika memang harus diberlakukan pembatasan kembali, maka tidak seperti pada saat varian delta yang lalu.
"Jika pembatasan seperti pada saat varian delta diberlakukan pada saat ini, maka dampaknya akan jauh lebih berat dari sebelum - belumnya. Sehingga dapat menyebabkan kondisi usaha menjadi terpuruk kembali dan bahkan bisa lebih buruk lagi dari sebelumnya," tutur Alphonzus.