Varian Omicron
Presiden Jokowi Imbau Masyarakat Tetap Tenang, Sistem Kesehatan Siap Hadapi Lonjakan Omicron
Presiden Jokowi langsung merespons lonjakan kasus virus Covid-19 yang kini terjadi. Dia meminta masyarakat tetap tenang
Pasien terpapar varian ini cukup melakukan isolasi mandiri di rumah, minum obat, dan multivitamin. Lalu segera tes kembali setelah lima hari.
Selain itu Jokowi juga memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, koordinator PPKM, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, koordinator untuk kawasan Jawa dan Bali, untuk mengevaluasi level PPKM.
Baca juga: Charly Van Houten Geluti Bisnis Skincare Charly Kustik, Tampak Glowing Setelah Cuek Merawat Diri
"Saya minta pada gubernur, bupati, wali kota dan jajaran pemerintah daerah, dibantu jajaran TNI dan Polri untuk memastikan penerapan prokes dilaksanakan masyarakat dan vaksinasi terus dijalankan dan dipercepat," tegasnya.
Ia pun mengingatkan masyarakat tetap tenang dalam menghadapi berbagai varian Covid-19. Tetap disiplin dan kurangi aktivitas tidak perlu.
"Bagi yang belum divaksin segera divaksin. Bagi yang sudah divaksin lengkap dan sudah waktunya disuntik booster, agar segera vaksin booster," pungkasnya.
Menurut Dr.dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), Dokter Spesialis Penyakit paru dari RSUP Persahabatan, sejak awal Januari 2022, terjadi perkembangan yang signifikan.
"Di awal tahun masih di bawah 200 kasus. Kemudian, meningkat hingga ribuan. Kematian akibat Omicron juga sudah dilaporkan," kata dokter Erlina dalam webinar yang digelar SOHO Global Health dengan tema 'Jangan Lengah, Tingkatkan Daya Tahan Tubuh untuk Mencegah Penularan Covid', Kamis (3/2).

Ia memaparkan, Omicron merupakan salah satu varian dari Covid-19. Salah satu karakteristik yang harus diketahui dari Omicorn adalah, Omicron sangat mudah menular dibandingkan Delta,
Hal ini, terlihat dari angka peningkatan kasus harian yang sangat cepat.
Kalau sebelumnya, di pertengahan Desember, kasus Omicron merupakan imported cases, yang dibawa dari orang luar negeri atau Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
Tetapi, setelah berlangsungnya waktu, sekarang sudah terjadi penularan di komunitas.
Dan diduga penularan di komunitas sudah lebih dari 20 persen.
"Asumsi saya, kalau dilakukan pemeriksaan, sebagian besar kasus yang terjadi di Indonesia sudah Omicron," kata dokter Erlin.
Alasannya, kalau omicron naiknya tinggi, terjadi lonjakan seperti pada Juli-Agustus 2021, maka kemungkinan sistem kesehatan juga akan kewalahan.
Pasalnya, makin banyak kasus, maka makin banyak juga orang yang perlu dirawat baik secara isolasi mandiri (isoman) di rumah, maupun di berbagai Rumah Sakit.