Varian Omicron
Dokter Erlina Burhan Prediksi Sistem Kesehatan Bakal Kembali Kewalahan Akibat Varian Omicron
Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Dr Erlina Burhan, mengatakan sistem kesehatan di Indonesia bakal kembali direpotkan oleh varian Omicron.
Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Valentino Verry
"Sementara itu, kita terlena bahwa kasus Omicron tanpa gejala dan ringan,” katanya.
“Jadi masyarakat nggak perlu panik. Saya setuju ini, tapi waspada itu tetap harus," ujarnya lagi.
Data menunjukkan, penyakit yang ditimbulkan Omicron lebih ringan daripada Delta.
Namun, perlu diwaspadai gejala ringan terjadi pada kelompok mereka yang sehat dan muda.
Baca juga: Inspiratif, Menteri BUMN Erick Thohir dan Mendiang Glenn Fredly Diberikan Eventori Award 2022
"Tetapi, untuk kelompok tertentu, contohnya orang lanjut usia, anak-anak balita yang belum divaksin, orang kormobid (penyakit bawaan yang kronis dan tidak terkendali) menjadi tidak gejala ringan lagi, sehingga perlu dirawat di rumah sakit," kata dokter Erlina.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan sistem imun yang turun, orang-orang dengan kelompok itu mudah sekali tertular.
Apalagi, mereka yang lansia sekaligus kormobid, ditambah lagi tidak divaksinasi.
"Jangan terlalu meremehkan, karena ada kelompok-kelompok yang rentan yang harus kita lindungi," kata dokter Erlina.
Ia pun berpesan, perlu ditingkatkan lagi protokol kesehatan.
"Selain itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh, seperti makan makanan bergizi, vitamin untuk membantu meningkatkan imunitas dan istirahat yang cukup," kata dokter Erlina.
Sementara itu, Prof.Dr. dr. Iris Rengganis Sp.PD-KAI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi dari RSCM Jakarta mengatakan, meningkatkan daya tahan tubuh, jadi hal penting di tengah kasus Omicron yang semakin.
Ia mengingatkan, saat ini dua kali vaksinasi tidak cukup. Harus memberikan dosis booster atau dosis penguat.
"Dosis penguat ini menjadi sangat penting, karena itu akan melengkapi semua kebutuhan seseorang dalam menjaga sistem daya tahan tubuh, terutama di masa pandemi," katanya.
Selain itu, sistem daya tahan tubuh seseorang berbeda-beda dan bersifat individual. Mulai dari genetis, microbio, infeksi sebelumnya, indeks masa tubuh, nutrisi, ada-tidaknya kormobid, termasuk status psikis emosional.
Semuanya, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi sistem imun tubuh seseorang.