PBNU
Gus Yahya Buka-bukaan Soal Anggaran PBNU untuk Menepis Anggapan Miring
Ketua Umum PBNU yang baru, Yahya Cholil Staquf, ingin berbeda dari yang sebelumnya yakni terbuka soal anggaran.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Valentino Verry
Sebab, apabila PBNU dibersihkan sama sekali dari politisi maka kepentingan politik tetap bisa masuk dan tidak terkendalikan.
Namun dengan memasukan orang-orang latar belakang politik seperti dari PDIP, PKB, Gerindra, dan Golkar maka para anggota partai itu bisa saling jaga di dalam PBNU.
"Jadi kalau mereka keluarkan pendapat miring-miring tentang kepentingan politik bisa langsung ketahuan," jelas Gus Yahya.
Baca juga: Pasien Varian Omicron di Indonesia Bertambah Jadi 506, Kebanyakan Gejala Ringan hingga OTG
Yahya memastikan, di bawah kepemimpinannya, PBNU akan menjadi organisasi Islam yang transparan.
Meski sejumlah politisi warnai kepengurusan PBNU tahun 2022-2027, Gus Yahya memastikan organisasi itu akan tetap menjaga jarak dengan politik.
Mereka akan ambil jarak dengan berbagai sudut kepentingan politik di Indonesia.
"Jadi akomodasi elemen-elemen kepentingan agar bisa saling kontrol untuk jaga jarak NU dengan berbagai pihak politik tetap sama dengan satu dan yang lain," tuturnya.
Sejumlah tokoh politisi yang warnai PBNU misalnya saja ada politisi PKB Saifullah Yusuf sebagai Sekjen PBNU.
Baca juga: Jelang Tampil di Piala Asia 2022, Pelatih Timnas Wanita Indonesia Rudy Eka Telah Tentukan 23 Pemain
Kemudian ada juga politisi PDIP Mardani H Maming yang didaulat sebagai Bendara Umum NU.
Lalu ada juga Politikus Partai Golkar Nusron Wahid didapuk menjadi Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Politisi PKB lainnya Dipo Nusantara juga didapuk menjadi Bendahara.