PBNU

Gus Yahya Buka-bukaan Soal Anggaran PBNU untuk Menepis Anggapan Miring

Ketua Umum PBNU yang baru, Yahya Cholil Staquf, ingin berbeda dari yang sebelumnya yakni terbuka soal anggaran.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Valentino Verry
Tribunnews.com
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf akan terbuka soal anggaran oraganisasi yang dipimpinnya untuk menepis anggapan miring. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketua Umum PBNU yang baru, KH Yahya Cholil Staquf, akan buka-bukaan soal anggaran agar tak menimbulkan anggapan miring.

Pria yang akrab disapa Gus Yahya ini menjamin organisasi Islam terbesar di Indonesia itu akan transparan.

Hal itu diungkapkan Gus Yahya saat mengumumkan nama-nama kepengurusan PBNU periode 2022-2027 di Kantor PBNU, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/1/2022).

Baca juga: Hadir dalam Sidang Dugaan Kasus Pengancaman, Jerinx SID: Semoga Ini Jadi Kasus yang Terakhir    

Gus Yahya mengatakan di bawah kepemimpinannya, PBNU akan transparan dalam semua hal.

Mulai dari transparansi pengurus yang merupakan anggota politik hingga transparansi anggaran.

"Keuangan PBNU harus terbuka dan bisa diakses publik dari mana asal usulnya, dan jumlahnya dan untuk apa saja anggaran itu," ujar Gus Yahya.

Gus Yahya mengungkapkan bahwa transparansi nantinya anggaran akan dikeluarkan secara berkala di NU Online.

Sehingga semua warga dapat mengakes laporan keuangan tersebut.

Kata Gus Yahya, terbukanya laporan keuangan PBNU terhadap publik lantaran organisasi itu milik semua orang.

Sehingga semua orang berhak tahu apa yang terjadi di NU dan berhak tahu arah organisasi NU.

Baca juga: Stadion Patriot Candrabhaga Dilirik Tiga Klub Sepak Bola, Salah Satunya Milik Atta Halilintar

Gus Yahya menjabat sebagai Ketua PBNU untuk periode 12 Januari 2022 hingga 12 Januari 2027.

Di bawah kepemimpinan Gus Yahya, PBNU memiliki cara khusus dalam mengendalikan kepentingan politik di organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.

Gus Yahya sengaja merekrut warga NU yang juga merupakan pengurus-pengurus partai politik.

"Strategi yang kami pilih dengan memasukan unsur-unsur berbagai kepentingan politik berbeda agar satu sama lain bisa saling jaga," ujar Gus Yahya.

Menurut Yahya, mustahil apabila PBNU memutuskan menghapuskan 100 persen organisasi itu dari politikus.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved