Virus Corona

114 dari 414 Pasien Omicron di Indonesia Sudah Sembuh, Cuma Dua Orang yang Dirawat Pakai Oksigen

Dari 414 kasus yang masuk kategori sedang, artinya membutuhkan perawatan dengan oksigen, hanya 2 orang.

Biro Pers Setpres/Kris
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, dari total 414 kasus Omicron, 114 pasien di antaranya sudah sembuh. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, dari total 414 kasus Omicron, 114 pasien di antaranya sudah sembuh.

Dari 414 kasus yang masuk kategori sedang, artinya membutuhkan perawatan dengan oksigen, hanya 2 orang.

Yakni, satu pasien berusia 58 tahun, dan seorang berusia 47 tahun, dan keduanya memiliki komorbid.

Baca juga: Pasien Omicron Tembus 414 Orang, Pemerintah Tak Ingin Indonesia Seperti India

"Dari 414 orang yang dirawat karena Omicron, 114 orang atau sekitar 26 persen sudah sembuh, termasuk yang 2 orang tadi, yang masuk kategori sedang dan membutuhkan perawatan oksigen," ungkap Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (10/1/2022).

Saat ini, 114 pasien yang dinyatakan sembuh itu telah dibolehkan kembali ke rumah.

"Jadi kesimpulannya, walaupun Omicron ini cepat transmisinya, tapi relatif lebih ringan keparahannya," ungkap Budi.

Baca juga: Ferdinand Hutahaean: Kalau Tidak Salah Persepsi, Cuitan Saya Tak Ada Masalah

Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, sejak pertama kali terdeteksi di Indonesia pada Desember 2021, kasus Covid-19 varian Omicron terus melonjak.

Kementerian Kesehatan mencatat penambahan total kasus konfirmasi Omicron hingga Sabtu (8/1/2022) sebanyak 414 orang. Ada penambahan 75 pasien pada Sabtu (8/1/2022) lalu .

Secara keseluruhan, selama Desember 2021, kasus ada 136 orang, sementara pada 2022 hingga 8 Januari sebanyak 278 orang.

Baca juga: Siapa Calon Pj Gubernur DKI Pengganti Anies Baswedan? Pratikno: Belum Ada Sama Sekali

Dari 414 orang, sebanyak 31 orang merupakan kasus transmisi lokal, sisanya merupakan pelaku perjalanan luar negeri.

Kebanyakan dari yang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap.

Artinya, vaksinasi tidak menjamin seseorang terhindar dari Covid-19.

Baca juga: Aturan Kerja Terbaru ASN di 2022: Jika Ditemukan Klaster Covid-19, Kantor Ditutup Lima Hari

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta.

Di Indonesia, pergerakan Omicron terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.

Kemenkes mendorong daerah untuk memperkuat kegiatan 3T (Testing, Tracing, Treatment), aktif melakukan pemantauan apabila ditemukan klaster baru Covid-19.

Baca juga: Indonesia Penyumbang Pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB Terbesar Ketujuh di Dunia

Dan, segera melaporkan dan berkoordinasi dengan pusat apabila ditemukan kasus konfirmasi Omicron di wilayahnya.

“Kita tidak boleh lengah, jangan sampai gelombang ketiga terjadi di Indonesia."

"Jangan sampai apa yang terjadi di India terjadi juga di Indonesia, di mana dalam 10 hari terakhir terjadi kenaikan tren kasus dari 6 ribuan menjadi 90 ribuan kasus konfirmasi omicron."

Baca juga: Megawati Sukarnoputri Kembali Diisukan Meninggal, PDIP Bakal Lapor Polisi

"Ini yang kita hindari,” tutur Nadia seperti dikutip dari siaran pers, Senin (10/1/2021).

Nadia meminta masyarakat tidak melakukan perjalanan luar negeri jika tidak terlalu penting.

“Sebagian besar kasus Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri."

Baca juga: Namanya Tak Masuk 10 Jubir PKS, Mardani Ali Sera: Saya akan Full Bantu

"Karena itu masyarakat diharapkan menunda dahulu jika ingin pergi ke luar negeri,” katanya, Minggu (9/1/2021).

Kasus penularan Omicron paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi.

“Kita harus waspada, jangan sampai tertular. Wajib disiplin terapkan protokol kesehatan meski sudah divaksinasi, jangan sampai tertular dan menularkan” ucap dr Nadia. (Rina Ayu)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved