Anies Dinilai Lakukan Pencitraan saat Libatkan Pempus di Penyediaan Air Bersih Pipa
Langkah ini dilakukan demi menghindari Jakarta tenggelam yang terjadi melalui penggunaan air tanah secara masif.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai melakukan pencitraan saat melibatkan pemerintah pusat dalam mempercepat penyediaan air bersih lewat perpipaan untuk warganya.
Langkah ini dilakukan demi menghindari Jakarta tenggelam yang terjadi melalui penggunaan air tanah secara masif.
“Kami minta ini benar-benar jadi kerja konkret. Jangan hanya pencitraan seremonial saja, tapi masyarakat dibiarkan menderita kekurangan air bersih,” kata Sekretaris Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta Anthony Winza Probowo berdasarkan keterangannya, Minggu (9/1/2022).
Anthony berpendapat, bahwa kerja sama ini dilakukan untuk menutupi rapor merah Anies terhadap ketidakmampuannya menyediakan air bersih bagi warga Jakarta.
Hal ini berkaca pada realisasi penyediaan air bersih yang belum berjalan optimal dilakukan Perumda Air Minum Jaya.
“Sampai tahun terakhir masa jabatan Pak Anies, cakupan air bersih masih pada angka 64 persen, hanya bertambah empat persen dari tahun 2018. Padahal targetnya tahun 2022 kita bisa mencapai 79,61 persen, sebagaimana bisa terlihat dari dokumen RPJMD,” kata Anthony yang juga menjadi anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini.
Anthony juga menyoroti tingginya tingkat non revenue water (NRW) atau tingkat kebocoran air (air tak terekening) di DKI Jakarta. Anies menargetkan, tingkat NRW di 2022 seharusnya ditekan ke sekitar 37,9 persen namun kini masih dikisaran 45-an persen.
Baca juga: Gelar Rakorwil, Partai Gelora DKI Jakarta Nyatakan Siap Berkolaborasi
Baca juga: Pelecehan Seksual Bocah 9 Tahun di Setiabudi Sita Perhatian DPR RI
Baca juga: Rizky Billar dan Lesti Kejora Umumkan Nama Anak Lewat Siaran Langsung Televisi, Siapa Nama Baby L?
“Kami juga minta pengerjaan pipa distribusi SPAM (sistem penyediaan air minum) bisa dipercepat untuk menampai suplai air bersih untuk warga Jakarta,” jelas Anthony.
Sementara itu Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz mendukung kerjasama yang dilakukan Pemerintah DKI dengan pemerintah pusat.
Dia menyadari, kinerja PAM Jaya harus ditingkatkan karena wilayah layanannya masih di bawah target, terutama Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
Baca juga: Relawan Barisan ET Dukung Kalimantan Selatan dan Tengah Mendukung Erick Thohir Menjadi Presiden 2024
“Kebocoran PAM juga masih di atas 40 persen, jadi perlu perbaikan secara besar-besaran,” kata Aziz dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dalam kesempatan itu, Aziz juga mendorong agar Perumda PAM Jaya mampu mengambil alih pengelolaan air bersih bagi warga Jakarta.
Adapun kontrak dengan mitra swasta yaitu Palyja dan Aetra akan berakhir pada 2023 mendatang.
Baca juga: VIDEO : Skywalk Senayan Park Lokasi Favorit Merekam Langit Jakarta
Baca juga: Hasil Survei DSI, Elektabilitas Airlangga Hartarto Tertinggi, Kalahkan Prabowo, Ganjar Hingga Dudung
Baca juga: Rizky Billar dan Lesti Kejora Umumkan Nama Anak Lewat Siaran Langsung Televisi, Siapa Nama Baby L?
“PAM Jaya untuk bisa mengambil alih dan mereview kontrak yang ada, agar ketersediaan air bersih yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat DKI bisa terpenuhu,” ujar Aziz.
Meski begitu, Aziz menyadari untuk mencapai penyediaan air bersih sesuai target RPJMD bukanlah perkara mudah.