Berita Nasional

Jelang Diperiksa, Habib Bahar: Demi Akidah dan Bangsa, Jangankan Dipenjara,Nyawa Saya Murah Harganya

Habib Bahar berpesan kepada umat apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dengan dirinya, untuk melanjutkan perjuangan melawan kezaliman.

Editor: Feryanto Hadi
Net
Tangkapan layar Habib Bahar tiba di Mapolda Metro Jaya, Senin (3/1/2021) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Habib Bahar bin Smith menegaskan bahwa dirinya tidak takut dipenjara bahkan dibunuh karena tindakannya membela agama, akidah dan Bangsa Indonesia.

Hal tersebut dia katakan kepada wartawan saat tiba ke Polda Jawa Barat memenuhi panggilan penyidik untuk diperiksa terkait pelaporan kasus dugaan ujaran kebencian, Senin (3/1/2021).

Habib Bahar tiba di Mapolda Jabar pada Senin siang ditemani sejumlah kuasa hukumnya.

Kepada wartawan yang telah menunggunya, Habib Bahar sebelumnya menjelaskan bahwa kehadiran dirinya adalah bentuk ketaatan sebagai warga negara kepada hukum.

Baca juga: Habib Bahar Tiba di Polda Jabar, Diperiksa Atas Laporan Tubagus Nurul Alam pada 17 Desember 2021

"Dan yang perlu diketahui, selama ini saya tidak pernah mangkir dari panggilan, dari dulu sampai sekarang. karena saya sebagai warga negara yang baik, saya harus kooperatif," ungkap Habib Bahar.

Bahar Smit juga menyinggung betapa cepatnya polisi memproses laporan yang ditujukan kepada dirinya, sementara banyak laporan bagi penista agama lainnya yang justru tak jelas kelanjutannya.

Seperti diketahui, pemilik Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin itu memenuhi panggilan pemeriksaan berkaitan dengan kasus dugaan ujaran kebencian dalam sebuah ceramah di Garut dan Bandung.

Kasus itu merupakan pelimpahan perkara dari Polda Metro Jaya atas laporan seseorang bernama Tubagus Nurul Alam pada 17 Desember 2021.

"Saya ingin menyampaikan sedikit pesan, saya telah menerima surat SPDP dari Polda Jabar dan saya menerima surat panggilan, sehingga saya datang kemari sebagai kewajiban saya sebagai warga negara saya kooperatif.

Baca juga: Ponpes di Lombok Dirusak dan Dibakar Ratusan Orang Bertopeng, Polisi Minta Warga Tahan Diri

Andaikan, jikalau nanti saya ditahan, jikalau nanti saya tidak keluar dari ruangan atau dipenjara, maka sedikit saya sampaikan bahwasanya ini adalah bentuk keadilan dan demokrasi telah mati di negara kesatuan Republik Indonesia.

Sebab kenapa saya dilaporkan secepat kilat sedangkan masih banyak penista-penista Allah, penista-penista agama dilaporkan tidak diproses sama sekali," jelasnya.

Ia pun berpesan kepada umat, apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dengan dirinya, untuk melanjutkan perjuangan melawan kezaliman.

"Jadi saya sampaikan jikalau nanti, andaikan, saya masuk diperiksa, saya tidak keluar lagi berarti saya telah ditahan, dipenjara, maka wahai rakyat, bangsaku, wahai habaib, ulama dan kiai, teruslah berjuang untuk menyampaikan keadilan. Jangan pernah tunduk dari kezaliman, darimana saja datangnya kezaliman itu."

"Bagi saya, demi Islam, demi bangsa, demi agama, demi akidah, jangankan dipenjara, nyawa saya murah harganya. NKRI harga mati, Indonesia merdeka," ungkapnya

Baca juga: Polisi Pastikan Pembunuh Imam Masjid di Luwu Tak Alami Gangguan Jiwa, Begini Pengakuan Pelaku

Jenderal TNI ancam akan jemput Bahar

Sebelumnya, beredar video adu mulut yang terjadi antara Bahar Bin Smith dengan seorang jenderal  TNI di media sosial.

Pengacara Habib Bahar, Aziz Yanuar menyebut, jenderal bintang satu tersebut adalah Brigjen TNI Achmad Fauzi yang merupakan Komandan Korem (Danrem) 061/Surya Kencana.

Dalam video itu, dituliskan keterangan bahwa jenderal TNI itu mendatangi Pondok Pesantren milik Bahar Bin Smith yakni Tajul Alawiyyin.

Video berdurasi 2:47 menit tersebut berisikan percakapan antara Bahar Bin Smith dengan Brigjen TNI Achmad Fauzi

Baca juga: Detik-detik AKP Ganesha Sinambela Terjaring OTT, Paminal Polri Temukan Tumpukan Uang di Kardus

Di video tersebut, Brigjen TNI Achmad Fauzi  mengingatkan kepada Bahar Bin Smith yang dikenal sebagai penceramah itu untuk sedianya memberikan ceramah yang baik untuk masyarakat.

"Sudah tugasnya pak, bapak percaya kan tugas bapak untuk berikan ceramah yang baik kepada warga," kata Brigjen TNI Achmad Fauzi tersebut dalam tayangan video yang dibagikan akun YouTube SIKAM TV, Jumat (31/12/2021)

Menanggapi ucapan dari Brigjen TNI Achmad Fauzi, lantas Bahar Bin Smith langsung memberikan respons dan turut menyebut nama Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Bahar menyebut, seharusnya Dudung tidak perlu ikut campur persoalan agama karena bukan ranahnya sebagai perwira tinggi TNI.

Baca juga: Warganet Protes soal Tarif Kencan Cassandra Angelie Rp 30 Juta, Dianggap Terlalu Murah

"Tugas saya ngasih ceramah, tugasnya dudung harusnya jangan utik-utik masalah agama kalau gatau masalah agama, akhirnya apa? Mensifati Tuhan dengan sifat manusia, itu ranah kita," kata Dudung.

Menyikapi hal tersebut, Brigjen TNI Achmad Fauzi kembali mengingatkan kepada Bahar Bin Smith untuk sedianya mengucap segala sesuatunya dengan hati-hati.

Sebab, mengingat Bahar Bin Smith yang dikenal merupakan seorang penceramah dan mengikuti pengikut.

"Kata siapa pak? Bapak sebagai ulama harus berhati-hati ngomong," kata Brigjen TNI Achmad Fauzi.

"Loh saya ngomong apa, saya meluruskan yang benar, dia (dudung) salah harus diluruskan dong," timpal kembali Bahar.

Baca juga: Dibully Gegara Dua Kali DO, Giring Jelaskan Kisah Sedihnya, Iba Melihat Ibunya yang Single Parent

Menyikapi hal tersebut, salah satu anggota kuasa hukum Bahar Bin Smith, Aziz Yanuar membenarkan adanya insiden adu mulut tersebut.

Aziz meyakinkan kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 10:00 WIB Jumat (31/12/31).

"Iya, tadi jam 10an (kejadiannya)," kata Aziz saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Jumat (31/12/2021).

Selanjutnya, melalui siaran pers yang disebarkan, Aziz mengatakan bahwa tindakan Komandan Korem 061/Suryakancana Brigjen TNI Achmad Fauzi yang mendatangi HBS di pondok pesantren Habib Bahar yang diduga membuat takut warga sekitar pondok pesantren merupakan suatu bentuk abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan).

Tindakan itu, kata dia, sangat dikhawatirkan dapat menciderai hubungan baik antara TNI dengan rakyat yang notabene TNI lahir dari rahim rakyat.

"Bahwa dugaan ancaman yang dilakukan Komandan Korem 061/Suryakancana Brigjen TNI Achmad Fauzi yang mengatakan akan menjemput HBS bila tidak memenuhi panggilan Polda Jawa Barat adalah kekeliruan dalam memahami konsep penegakan hukum yang notabene merupakan tugas Polri, dan hal tersebut dikhawatirkan dapat merusak criminal justice system di Republik Indonesia," terang Aziz.

Aziz selanjutnya meluruskan ucapan Habib Bahar yang dipermasalahkan atas kritikannya kepada Jenderal Dudung.

Aziz menyebut, kritik tersebut merupakan upaya saling menasehati dan kasih sayang sebagai sesama umat Islam.

"Bahwa perlu kami sampaikan, apa yang disampaikan oleh HBS terkait dengan pernyataan "Tuhan Bukan Orang Arab" adalah bentuk nasehat dan kasih sayang terhadap sesama umat Islam. Sebab salah satu hisab yang utama di yaumil akhir adalah lurusnya akidah seseorang, baru kemudian ditimbang amalannya."

Baca juga: Puluhan Pasangan Calon Pengantin di Karawang Pusing, Duit Nikahan Dibawa Kabur Wedding Organizer

"Oleh karenanya nasehat yang disampaikan oleh HBS secara terbuka, karena pernyataan "Tuhan Bukan Orang Arab" juga dinyatakan secara terbuka ke publik, adalah nasehat sekaligus meluruskan pemahaman akidah.  Dilakukan secara terbuka oleh HBS adalah juga sebagai cara untuk mendidik umat agar jangan sekali-kali melakukan Tajsim kepada Sang Khalik," tandasnya.

Teror kepala anjing

Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin milik Habib Bahar bin Smith yang ada di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mendapat kiriman paket berisi tiga kepala anjing dalam sebuah kardus.

Kuasa hukum Habib Bahar, Aziz Yanuar mengatakan paket itu dikirim ke pesantren milik Habib Bahar pada Jumat (31/12/2021) dini hari.

“Benar, teror itu,” ujar Aziz ketika dihubungi  Jumat (31/12/2021).

Dalam video dan foto yang beredar diketahui ada tiga kepala anjing yang sudah dipotong dari badannya.

Semuanya dimasukkan ke dalam kardus hingga akhirnya diketahui para penghuni di sana.

Ketika ditanya apakah insiden ini sudah dilaporkan ke polisi, Aziz menjawab itu tidak perlu.

“Sudah dilaporkan ke Allah SWT,” ujarnya.

Baca juga: Pengumpulan ZIS dan DSKL Baznas Pusat Sepanjang 2021 Tumbuh 33 Persen

Baca juga: Sara Fajira dan Eka Gustiwana Nyanyikan Push It Down, Jadi Lagu Soundtrack Film Dokumenter Esports

Dalam channel YouTube Refly Harun, disebutkan tiga potongan kepala anjing yang dikirim ke Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin milik Habib Bahar bin Smith, dilemparkan oleh orang tidak dikenal yang mengendarai sepeda motor.

Menurut ichwan Tuankotta, kuasa hukum Habib Bahar, sebagaimana disampaikan oleh Refly Harun, kejadian itu sekitar 02.30 WIB.

Pihak pesantren melihat seseroang melempar bungkusan kardus dan plastik ke dalam area pondok.

"Pasti ada kaitannya dengan kasus yang saat ini dialami Habib Bahar," kata Ichwan.

Dari penglihatan orang pesantren, kata Ichwan, ada sekitar empat orang tak dikenal melempar kepala anjing itu.

Baca juga: Potret Tim PDKB PLN, Lakukan Pemeliharaan dan Perbaikan Jaringan Listrik Tanpa Adanya Pemadaman

Diberitakan sebelumnya,Habib Bahar bin Smith diduga melakukan ujaran kebencian ketika mengisi ceramah di Margaasih, Kabupaten Bandung. 

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Jabar, Kombes Arif Rachman mengatakan, pada 11 Desember 2021, Habib Bahar mengisi ceramah yang isinya diduga mengandung ujaran kebencian. 

"Kronologis awal, berawal dari adanya ceramah BS (Bahar Smith) pada tanggal 11 Desember 2021 di Margaasih Kabupaten Bandung," ujar Arif Rachman, di Polda Jabar, Jumat (31/12/2021). 

Video ceramah Bahar, kata dia, kemudian diunggah di media sosial dan viral sehingga mendapat beragam respons dari netizen. 

"Kemudian di-upload, di-upload ke dalam satu akun YouTube dan kemudian disebarkan, ditransmisikan sehingga viral di media sosial," katanya. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved