Kecelakaan Bus Transjakarta

Fraksi PDIP DKI Kecewa Rekomendasi KNKT terhadap Kecelakaan Transjakarta tak Menyentuh Akar Masalah

Anggota DPRD DKI dari Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak kesal melihat rekomendasi KNKT pada rentetan kecelakaan bus Transjakarta.

Warta Kota
Bus TransJakarta dari arah Cawang, Jakarta Timur menuju Harmoni, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat menghantam Pos Polisi Lalu Lintas di dekat PGC, Kramat Jati, Jakarta Timur Kamis (2/12/2021) siang. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Legislator DKI Jakarta memandang rekomendasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) soal rentetan kecelakaan Transjakarta tidak menyentuh akar masalah. Padahal KNKT telah mengevaluasi rentetan kecelakaan itu selama sepekan.

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak mengatakan, hasil rekomendasi KNKT terkesan hanya melihat persoalan dari luar.

Kata dia, persoalan dari luar sebetulnya hanya cukup dilakukan oleh skala Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), bukan lembaga yang mengemban status sebagai Komite.

Baca juga: Doddy Sudrajat Minta Faisal Kembalikan KTP dan Handphone Mendiang Vanessa Angel, Mereka Ribut Lagi?

“Ini menyangkut keselamatan penduduk DKI pengguna TJ. Rapat Komisi B DPRD DKI yang berlangsung hanya lima jam mampu menggali persoalan lebih dalam dan menemukan akar persoalan,” kata Gilbert berdasarkan keterangannya, Jumat (24/12/2021).

Hanya saja disayangkan, kata Gilbert, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz membuat rekomendasi bukan berdasarkan rapat internal.

Tanpa rekomendasi KNKT ini, masalah Transjakarta sebetulnya sudah dibicarakan lebih komprehensif oleh Komisi B.

Hal mendasar yang direkomendasikan adalah perbaikan manajemen secara keseluruhan yang dimulai dengan penggantian Direktur Pelayanan, Operasional dan Teknik dengan yang lebih baik.

Mulai dari kondisi halte yang kotor, jumlah petugas di halte dan dalam bus, terminasi kerjasama dengan operator yang tidak mengikuti aturan, jam kerja berlebihan dan supir pindah rute, hingga perbaikan jalan di rute dan mesin bayar di halte.

Baca juga: Yahya Cholil Staquf ‘Libas’ Said Aqil Siradj di Muktamar ke-34 NU, Resmi Pimpin PBNU 2021-2026

“Akar persoalannya ada di Direksi, kemampuan mereka sudah maksimal dan perlu yang lebih baik. Malah ada yang tidak pernah mengelola operasional transportasi, lalu jadi Direksi transportasi untuk 12 juta penduduk DKI. Masalah moral hazard dengan mengambil hiburan yang tidak sesuai saat pandemi juga seharusnya jadi pertimbangan,” jelas Gilbert.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diminta mengganti direksi PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menyusul rentetan kecelakaan armada.

Bahkan satu kasus di antaranya mengakibatkan hilangnya nyawa sopir dan penumpang bus Transjakarta.

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak mengatakan, sosok tiga direksi yaitu Direktur Pelayanan dan Pengembangan, Direktur Teknik dan Fasilitas serta Direktur Operasional harus dievaluasi.

Baca juga: Peran Penting Food Photography Tingkatkan Omzet Bisnis Kuliner Sehat

Sebab posisi ketiganya dianggap vital dalam memberikan pelayanan kepada penumpang.

Namun dari ketiga itu, Gilbert menyoroti posisi Direktur Pelayanan dan Pengembangan Transjakarta yang diisi Achmad Izzul Waro. Kata dia, Izzul tidak pernah memiliki rekam jejak sebagai pelaku di dalam bisnis transportasi.

“Bahwa dia sebagai LSM (lembaga swadaya masyarakat) ya silakan, tapi dalam hal memegang pelayanan tanpa rekam jejak yang benar saya tidak yakin uji kelayakan dan kepatutannya berjalan dengan baik,” kata Gilbert.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved