Properti
Menengok Dampak Transformasi Digital serta Tren Milenial terhadap Sektor Properti di Masa Pandemi
Indonesia memiliki lebih dari 63,5 juta milenial rentang usia 21-36 tahun dengan gaji rata-rata di bawah Rp 10 juta.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Dunia proptech Indonesia siap menghadapi era disrupsi.
Meskipun pengembang apartemen melihat adanya peningkatan penjualan yang tinggi sebesar 90 persen di sepanjang tahun, sektor perumahan sampai saat ini belum mencapai lebih dari 50 persen occupancy.
Di sisi lain, ada demografi besar yang belum terakomodasi oleh sektor perumahan, yaitu kaum milenial.
Indonesia memiliki lebih dari 63,5 juta milenial rentang usia 21-36 tahun dengan gaji rata-rata di bawah Rp 10 juta.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Belum Usai, Tak Surutkan Minat Masyarakat Berburu Properti
Demografi ini diperkirakan akan mencapai 75 persen dari populasi usia produktif di tahun 2025.
Kekhawatiran muncul karena lebih dari 80 persen milenial tidak mampu membeli rumah.
Hal ini dikarenakan DP yang besar atau tidak bisa memenuhi persyaratan pengajuan KPR.
Ada tiga jenis properti yang tersedia untuk penyewaan: guest house, apartemen, dan rumah. Dulu, guest house merupakan satu-satunya pilihan untuk kaum milenial yang ingin hidup mandiri.
Hal ini karena harga sewanya murah. Namun, pola ini mengalami perubahan.
Pandemi turut mendorong milenial untuk berpikir ulang hunian yang cocok untuk mereka.
Baca juga: Ada Indikator Optimis yang Mendorong Gairah Industri Properti di Tahun 2022, Apa saja?
Christina Suriadjaja Selaku Co-Founder Travelio mengatakan saat ini milenial ingin pengalaman menyewa properti yang berbeda: proses pemesanan online dan instan, pembayaran secara cashless, layanan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, standar hidup yang lebih baik, kemudahan saat pindah serta jadwal pembayaran yang fleksibel.
Ie menyebut, Travelio menawarkan produk dan layanan tersebut layaknya “serviced apartment” versi terjangkau untuk milenial.
“Sebelum pandemi, Travelio, platform penyewaan properti ternama di Indonesia, melihat komposisi sebesar 70:30 dari penyewaan jangka menengah-panjang vs jangka pendek," ungkap Christina melalui keterangan tertulis, Selasa (21/2/2021)
Adapun saat ini, secara Year to Date (YTD) tahun 2021 berada di rasio 92:8.
Angka ini menunjukkan adanya pergeseran signifikan ke pola penyewaan jangka menengah-panjang (1 bulan hingga 1 tahun).