Berita Jakarta

Jelang Nataru, Harga Cabai Rawit di Pasar Slipi Naik Drastis dari Rp50 Ribu Menjadi Rp 90 Ribu

Achmad Subhan menjelaskan, kenaikan harga cabai sekira Rp, 45 ribu terjadi sejak 16 Desember 2021.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Miftahul Munir
Harga cabai rawit di Pasar Slipi mengalami kelonjakan pada pekan ketiga Desember 2021, dari Rp50.000/kg menjadi Rp90.000/kg. 

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2022, harga cabai rawit naik drastis dari Rp, 50 ribu perkilogram menjadi Rp, 90 ribu perkilogram.

Kepala Pasar Slipi, Kecamatan Palmerah, Achmad Subhan menjelaskan, kenaikan harga cabai sekira Rp, 45 ribu terjadi sejak 16 Desember 2021.

"Minyak masih. Kalo minyak yang curah Rp, 20.000 lalu yang kemasan Rp, 22.000 itu perkilogram. Kalau telur masih stabil," kata dia saat dihubungi Sabtu (18/12/2021).

Baca juga: Apresiasi UMP DKI Jakarta 2022 Naik 5,1 persen, KSPI: Justru Menguntungkan Pengusaha

Baca juga: Jelang Nataru, Harga Cabai di Pasar Citayam Bogor Melonjak Naik

Menurut Subhan, ada beberapa faktor yang menyebabkan harga cabai naik drastis hingga Rp, 45 ribu.

Pertama karena cuaca jelang natal sering hujan dan terkadang juga masih ada panas.

Sehingga cuaca tidak menentu ini mengakibatkan banyak cabai gagal panen dan menjadi langka.

"Kemudian, sekarang masih PPKM pembeli juga ke pasar masih berkurang, kami usahakan pedagang ini khusus sembako jualnya melalui online," jelas dia.

Meski harganya naik drastis, tapi pembeli cabai rawit di Pasar Slipi masih tinggi karena kebutuhan pokok.

Baca juga: Menyusul Semeru, Merapi Ikut Bergolak, Luncurkan Guguran Awan Panas, Warga Diimbau Waspada

Ia berharap masyarakat bisa mengerti dengan kenaikan harga cabai di Jakarta khususnya di Pasar Slipi.

"Ya kami tidak ingin ada keluhan dari konsumen, tapi yang mengatur harga bukan kami dan kenaikan harga pun bukan keingiman kami," tuturnya.

Sementara itu, pedagang cabai bernama Dwi melanjutkan, dirinya terpaksa menaikan harga cabai karena dari distributornya harga cabai sudah mahal.

Baca juga: Pesan Terakhir dan Lambaian Tangan Misterius Murdi kepada Keluarga sebelum Tragedi Kapal Karam

Namun ia tetap menjual cabai karena kebutuhan pokok warga, apalagi jelang perayaan Nataru.

"Ya kita juga sebagai pedagang enggak tega, tapi kami juga enggak mau rugi menjual cabai," ucap Dwi.(m26)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved