Lifestyle
Kapak Prabu dan PHKT Budidayakan Kopi Librika Secara Tumpang Sari
T Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU) lakukan pendampingan melalui program Kampung Kopi Luwak Desa Prangat Baru
Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: LilisSetyaningsih
"Ada simbiosis mutualistis antara petani kopi liberika dan satwa musang luwak liar dalam proses fermentasi biji kopi. PHKT membantu jaga kesuburan tanah kebun dengan pemberian bantuan pupuk kontan," kata Rindoni.
Baca juga: Kolaborasi Food vlogger Tanboy Kun dan Ngedagging Luncurkan 3 Menu Spesial Daging
Baca juga: Optimis di Tahun 2022, Hong Tang akan menambah 5 gerai dan 2 gerai multi-brand
Iman Sudirman, Field Manager PHKT DOBU mengatakan, pihaknya datang menawarkan pendampingan dan bimbingan dalam usaha kopi melalui program Kampung Kopi.
Sejumlah pelatihan dilakukan, mulai dari tata cara pembibitan, menjaga agar kopi berbuah dengan baik, cara panen yang benar, tata cara pengolahan dan penyajian kopi, hingga membuat kemasan yang menarik.
“Kini petani dapat mengelola kebun kopi dengan baik. Khusus untuk menjaga kualitas tanah yang baik, kelompok tani belajar bagaimana menjaga dan menambah kesuburan tanah kebun dengan kompos, yang dibantu oleh Santan Terminal PHKT,” ujarnya.
Ke depan, produk biji kopi luwak Desa Prangat Baru diharapkan bisa dipasarkan dengan sistem maju dan modern dengan packaging-nya dibantu pihak Pertamina.
Baca juga: Poekisan: Tawarkan Kue Pukis Kekinian Dengan Varian Rasa dan Topping
Menurut Rindoni, tempat mereka strategis, berada di pinggir jalan provinsi yang menghubungkan kota-kota di Kalimantan Timur.
“Kami harap masyarakat Kaltim bisa menikmati kopi sambil menikmati alam. Kami kembangkan edukasi Kampung Kopi Luwak,” kata Rindoni.
Fitriati, Kepala Desa Prangat Baru mengatakan, kopi yang ditanam oleh Kelompok Kampung Kopi adalah kopi liberika, yaitu jenis yang jarang dibudidayakan di Indonesia.
Jika kualitasnya bisa dijaga dengan pengemasan yang baik, akan mempunyai potensi besar dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan petani, hingga dapat menjual kopi Kapak Prabu ke luar daerah.
“Kopi di wilayah kami punya potensi besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Fitriati. (ign).