Vaksinasi Covid19

Munculnya Varian Delta dan Omicron Tegaskan Pentingnya Vaksin Booster

Vaksin booster berperan penting, karena antibodi atau imunitas yang dibentuk oleh vaksin dapat turun atau berkurang seiring berjalannya waktu.

(Warta Kota/Rizki Amana)
Epidemiolog Kamaluddin Latief mengatakan, vaksin Covid-19 dosis ketiga alias booster, membantu memperkuat perlindungan yang dimiliki setelah mendapatkan dosis lengkap. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Epidemiolog Kamaluddin Latief mengatakan, vaksin Covid-19 dosis ketiga alias booster, membantu memperkuat perlindungan yang dimiliki setelah mendapatkan dosis lengkap.

Vaksin booster berperan penting, karena antibodi atau imunitas yang dibentuk oleh vaksin dapat turun atau berkurang seiring berjalannya waktu.

"Merujuk kepada data sementara dan adanya varian Delta dan (B.1.617.2) Omicron (B.1.1.529), menegaskan pentingnya vaksinasi dan booster," ujar Kamal, Kamis (9/12/2021).

Baca juga: Golongan 44 Bekas Pegawai KPK Tak Berubah Usai Jadi ASN Polri, tapi Gaji Beda

Dia menjelaskan, data menunjukkan peningkatan transmisibilitas varian Omicron dan efektivitas vaksin terhadap Covid-19 mengalami penurunan dari waktu ke waktu.

Hal ini disebabkan oleh perlindungan dari vaksin yang menurun seiring berjalannya waktu, serta tingkat infeksi yang lebih besar dari berbagai varian tersebut, maka booster membantu memberi perlindungan jangka panjang dan juga agar tidak sakit parah akibat Covid-19.

Kemunculan berbagai varian belakangan ini menegaskan pentingnya vaksinasi, booster, dan upaya pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dari Covid-19.

Baca juga: Dittipikor Polri Bakal Jadi Korps Pemberantas Korupsi, Punya Satgas di Daerah

Efektivitas yang lebih rendah ini kemungkinan disebabkan oleh kombinasi penurunan perlindungan seiring berjalannya waktu sejak divaksinasi, serta infeksi yang lebih besar dari varian Delta.

Vaksin Covid-19 bekerja dengan baik untuk mencegah penyakit parah, rawat inap, dan kematian, bahkan terhadap varian Delta yang beredar luas.

"Namun, para ahli kesehatan masyarakat mulai melihat perlindungan yang berkurang, terutama diantara populasi tertentu, terhadap penyakit ringan dan sedang," tuturnya.

Baca juga: Tak Lagi Gunakan WGS, Pemerintah Pakai Tes PCR Khusus untuk Deteksi Varian Omicron di Indonesia

Kamal menjelaskan, belum banyak data tentang semua vaksin Covid-19 untuk mengetahui apakah semua vaksin dapat dikombinasikan untuk dosis kedua dan booster.

Dia mengakui masih memerlukan lebih banyak riset di masa depan untuk menjawab hal tersebut.

Namun, apabila dosis kedua AstraZeneca tidak tersedia, WHO telah menyatakan dosis kedua Pfizer atau Moderna dapat digunakan.

Baca juga: Novel Baswedan Ingin Kembali ke KPK, Saut Situmorang: Presiden Tinggal Buat Keppres, Selesai

"Ada beberapa bukti bahwa orang yang menerima satu dosis AstraZeneca diikuti dengan dosis Pfizer atau Moderna, memiliki kemungkinan efek samping ringan yang lebih tinggi," bebernya.

Meski demikian, Kamal berpendapat sebelum memikirkan booster, program vaksinasi harus mendahulukan vaksinasi dua dosis penuh untuk mengejar target herd immunity.

Pemberian booster harus diprioritaskan kepada para pejuang di garis depan, seperti kepada tenaga kesehatan, karena mereka benar-benar berhadapan langsung dengan Covid-19.

Baca juga: Ketua KPK Lapor Kurang Personel kepada Jokowi, Boyamin Saiman: 57 Orang Teruji Malah Ditendang

"Booster ditawarkan setidaknya 6 bulan setelah dosis terakhir anda, ini berkaitan dengan penurunan efektivitas vaksin."

"Dosis booster akan membantu untuk memperpanjang proteksi terhadap virus
Corona," ucap Kamal. (Rina Ayu)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved