BUMN

Haidar Alwi Sebut Erick Thohir Tak Pernah Bilang Krakatau Steel Akan Bangkrut Akhir Tahun 2021 Ini

Menurut R Haidar Alwi, banyak orang beranggapan bahwa 'default' dan 'bangkrut' adalah dua kondisi yang sama.

Dok. Tribun Timur - Tribunnews.com
Menteri BUMN Erick Thohir 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Penanggungjawab Tunggal Aliansi Relawan Jokowi (ARJ), R Haidar Alwi menyesalkan ada oknum dan sejumlah pihak yang dinilainya sengaja menjatuhkan Menteri BUMN Erick Thohir dan Krakatau Steel.

Sebelumnya ramai diberitakan bahwa Menteri BUMN Erick Thohir memprediksi Krakatau Steel akan bangkrut akhir tahun ini jika gagal melakukan sejumlah langkah restrukturisasi utangnya.

Pemberitaan tersebut berdasarkan pada pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (2/12/2021) lalu.

"Setelah saya dengarkan pernyataan utuh Menteri BUMN Erick Thohir di kanal YouTube DPR RI, beliau tidak pernah menyebut bahwa Krakatau Steel bakal bangkrut Desember 2021 ini. Yang dikatakannya adalah kemungkinan 'default' atau 'gagal bayar' jika sejumlah langkah restrukturisasi utangnya tidak berjalan dengan sukses. Yang bilang bangkrut itu adalah teman-teman media," ujar R Haidar Alwi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/12/2021).

Menurut R Haidar Alwi, banyak orang beranggapan bahwa 'default' dan 'bangkrut' adalah dua kondisi yang sama.

Padahal keduanya jelas-jelas berbeda.

Haidar menjelaskan default, yang lazimnya dikenal sebagai wanprestasi terjadi ketika perusahaan gagal membayar utangnya tepat waktu, baik pokok maupun bunga pinjaman.

Sedangkan bangkrut kata dia, diartikan saat perusahaan menderita kerugian besar yang membuat kondisi keuangan tidak sehat sehingga terpaksa berhenti beroperasi.

Baca juga: Ini Pria yang Bawa Wanita ke Hotel dan Pakai Plat Nomor Pejabat, Terkait Penembakan di Bintaro

Baca juga: Bawa Perempuan ke Hotel dan Pakai Plat Nomor Pejabat DKI, Jadi Awal Penembakan di Tol Bintaro

Baca juga: Andira Nyanyikan Jatuh yang Sejatuhnya Ciptaan Sendiri, Ceritakan Pengalaman Setelah Putus Cinta?

"Antara 'default' dan 'bangkrut' merupakan serangkaian proses panjang. Perusahaan yang 'default' memang bisa dinyatakan 'pailit' tapi harus melalui pengadilan. Meskipun sudah dinyatakan pailit, perusahaan tersebut belum tentu 'bangkrut'," katanya.

"Banyak perusahaan yang sudah dinyatakan 'pailit' tapi kondisi keuangannya masih sehat dan beroperasi secara normal. Akan tetapi 'default' dan 'pailit' bisa berujung 'bangkrut' jika aset yang dimiliki perusahaan tidak cukup untuk membayar utangnya," papar R Haidar Alwi.

Oleh karena itu, R Haidar Alwi meminta agar semua pihak menghentikan polemik dan kontroversi terkait hal tersebut.

Pertama, ujarnya, gara-gara kesalahan interpretasi 'default' dan 'bangkrut', investor publik mengalami kerugian (unrealized loss) mencapai Rp 1,2 triliun dalam empat hari perdagangan bursa karena penurunan harga saham Krakatau Steel.

Baca juga: Solusi Rambut Kokoh Seharian untuk Kaum Pria

Baca juga: Hari Ini PN Jakarta Timur Gelar Sidang Dakwaan Dugaan Terorisme Munarman Secara Online

Baca juga: Zulfa Maharani Stres Diminta Perankan Nunung Srimulat di Film Srimulat Hil yang Mustahal, Mengapa?

Ke-dua, bisa menggagalkan perjuangan Menteri BUMN dan Krakatau Steel dalam mencari jalan keluar untuk membayar utang puluan triliun Rupiah yang diwariskan oleh manajemen sebelumnya.

"Sebab, bagaimana investor mau masuk kalau perusahaannya digosipkan akan bangkrut," kata R Haidar.

Kelihatannya sepele memang, kesalahan interpretasi antara 'default' dan 'bangkrut'. Akan tetapi dampaknya sangat besar.

Baca juga: Kesehatan Pemeran Pak Ogah Dikabarkan Menurun, Ingatan Melemah dan Sering Bicara Tidak Jelas

Baca juga: Tim Bulu Tangkis Indonesia Pastikan Mundur dari BWF World Championship 2021 di Huelva Spanyol

Baca juga: Muncul Dugaan Kafe Wow Gelar Pesta Kaum Gay, Ariza Tak Segan Sanksi Tegas Apabila Terbukti

"Jadi, mulai sekarang tolong hentikan polemik dan kontroversi ini. Mari sama-sama kita berpartisipasi mendukung upaya penyelamatan Krakatau Steel yang sudah mulai membuahkan hasil," tambah Haidar.

"Dari rugi delapan tahun berturut-turut, sekarang sudah mencatatkan laba yang lumayan. Jangan rusak tunas yang mulai tumbuh, tapi biarkan dia berkembang agar hasilnya dapat dinikmati. Untuk siapa lagi kalau bukan untuk bangsa dan negara kita" tegas R Haidar Alwi.(bum)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved