Virus Corona

Varian Omicron Diduga Berasal dari Flu Biasa, Epidemiolog: Enggak Ada Long Flu, Adanya Long Covid-19

Mungkin siangnya tidak terlihat baik-baik saja, namun saat malam menjadi parah dan meninggal.

bbc.co.uk/kompas.com
Salah satu penelitian yang dilakukan ahli melahirkan dugaan kemungkinan varian baru ini mengambil mutasi dari gen virus flu biasa. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Para peneliti masih mempelajari varian baru Covid-19 Omicron.

Salah satu penelitian yang dilakukan ahli melahirkan dugaan kemungkinan varian baru ini mengambil mutasi dari gen virus flu biasa.

Menurut peneliti, varian virus Omicron memperoleh satu dari mutasi.

Baca juga: Usai Sosialisasi, Delapan Mantan Pegawai KPK Ogah Jadi ASN Polri, 4 Oang Belum Kasih Keputusan

Lalu, mengambil potongan materi genetik dari virus lain yang ada dalam sel yang terinfeksi yang sama.

Hal ini membuat banyak pihak beranggapan mutasi virus ini tidaklah berbahaya. Kalau pun menular, hanya membuat infeksi ringan.

Epidemiolog dan peneliti pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyatakan, pendapat ini harus diluruskan.

Baca juga: Anggap Kapolri Berniat Serius Berantas Korupsi, Novel Baswedan Terima Tawaran Jadi ASN Polri

"Saya selalu sampaikan, tidak bergejala, bukan berarti tidak sakit."

"Itu sejak awal pandemi ingatkan," ungkapnya pada acara talkshow secara virtual, Senin (6/12/2021).

Apalagi, kata Dicky, mengambil dari nama virus, SARS-CoV-2, diartikan sebagai sebuah akronim Bahasa Inggris, yakni Sindrom Pernapasan Akut Parah, penyakit paru-paru menular yang disebabkan oleh Coronavirus.

Baca juga: Mahfud MD: Kenapa Masih Banyak Korupsi? Mungkin Namanya Demokrasi, tapi Praktiknya Oligarki

"Kalau nama parah ya itu dalam tanda kutip."

"Ini yang harus dipahami, dan artinya jangan disamakan dengan flu."

"Kalau flu, enggak ada long flu. Kalau Covid-19 ada long Covid-19," bebernya.

Baca juga: Kontak Tembak di Intan Jaya, Satgas Nemangkawi Tewaskan Satu Anggota KKB

Meskipun tidak bergejala, Dicky tetap mengingatkan pada masyarakat untuk tetap waspada.

Mungkin siangnya tidak terlihat baik-baik saja, namun saat malam menjadi parah dan meninggal.

"Itu banyak kan yang kita lihat. itu yang membuat kita berprinsip mencegah lebih baik dari terinfeksi."

"Karena hampir sama, kalau begitu 3T, 5M dan vaksinasi sama efektif," bebernya. (Aisyah Nursyamsi)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved