Erupsi Semeru

Kementerian ESDM Peringatkan Masih Ada Potensi Bahaya Awan Panas dan Banjir Lahar Dingin Semeru

Pada peta KRB Semeru dapat terlihat daerah yang rawan bencana dan daerah yang aman dari bencana.

Editor: Feryanto Hadi
Surya/Hayu Yudha Prabowo
Warga melihat jalur lahar dingin Semeru di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Minggu (5/12/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi dan Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), memantau langsung kondisi daerah terdampak erupsi Gunung api Semeru di Lumajang, Jawa Timur.

Pada kesempatan itu Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono bersama Kepala PVMBG Andiani juga melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah, BMKG, dan juga dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, terkait upaya mitigasi, evakuasi, dan keselamatan masyarakat.

“Dilaporkan tadi pagi terjadi erupsi berupa Awan Panas Guguran (APG) yang intensitasnya sedikit lebih kecil dari sebelumnya," ujar Eko pada terkait update terkini erupsi Gunung Semeru secara virtual, Senin (6/12/2021).

Baca juga: UPDATE Korban Meninggal Akibat Erupsi Semeru Menjadi 15 Orang, Sebanyak 27 Lainnya Masih Hilang

"Kami mendiskusikan langkah-langkah ke depan, apa yang akan dilakukan. Kami kembali menyampaikan peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang merupakan upaya mitigasi dari Badan Geologi terkait dengan potensi bahaya dari Gunungapi ini," sambungnya.

Pada peta KRB Semeru dapat terlihat daerah yang rawan bencana dan daerah yang aman dari bencana.

Peta tersebut penting karena kondisi saat ini sangat membutuhkan data terkait jalur evakuasi dan lokasi pengungsian yang aman dari potensi bahaya erupsi.

Andiani mengungkapkan, adapun lokasi-lokasi untuk pengungsian ditentukan berdasarkan rekomendasi Badan Geologi melalui peta KRB yang telah diterbitkan untuk menghindari potensi bahaya yang dapat terjadi selanjutnya.

"Penentuan lokasi pengungsian didasarkan peta KRB yang sudah dikeluarkan oleh Badan Geologi. Peta KRB ini akan dijadikan acuan untuk menentukan lokasi-lokasi yang rawan untuk ditempatkan sebagai lokasi pengungsian," ujar Andiani.

Baca juga: Temui Korban Erupsi Semeru, Jenderal Listyo Sigit: Jangan Sungkan Minta Bantuan Polisi

Dirinya juga menjelaskan bahwa ke depan masih terdapat potensi bahaya awan panas guguran (APG) dan banjir lahar dingin.

Oleh karena itu Badan Geologi masih terus melakukan pengamatan terhadap aktivitas Gunungapi Semeru selama 24 jam setiap harinya.

"Potensi terjadinya APG masih ada tetapi kami sulit untuk menentukan waktu terjadinya,” papar Andiani.

“Maka dari itu kami melakukan monitoring, jadi ketika menjelang APG terjadi, kami memiliki alat-alat yang dapat mencatat getaran-getaran, dan setelah alat tersebut mencatat getaran segera kami sampaikan melalui grup WhatsApp untuk segera disebarluaskan kepada masyarakat,” pungkasnya.

Update jumlah korban

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari memaparkan bahwa Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru melaporkan bahwa korban meninggal dunia sampai Senin (6/12/2021), pukul 11.10 WIB, akibat erupsi Semeru kembali bertambah menjadi 15 orang.

"Posko juga melaporkan jumlah warga yang masih dinyatakan hilang sebanyak 27 orang. Namun demikian, pengecekan dan validasi data terus dilakukan untuk memastikan status korban tersebut," kata Abdul Muhari dalam siaran pers di laman bnpb.go.id, Senin.

Hingga hari ketiga, posko tetap melakukan operasi pencarian dan pertolongan terhadap kemungkinan warga yang menjadi korban awan panas guguran Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, yang meletus pada Sabtu (4/12/2021).

Berikut ini total data korban jiwa atau terdampak yang berhasil dihimpun oleh Posko

Yakni warga terdampak 5.205 jiwa, hilang 27 dan meninggal dunia 15 orang. Posko masih memutakhirkan data warga terdampak. 

Dari jumlah mereka yang meninggal dunia, sebanyak 8 jiwa teridentifikasi di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 7 lainnya di Kecamatan Candipuro. 

"Sementara itu, warga yang mengungsi berjumlah 1.707 jiwa yang tersebar di 19 titik," katanya.

Posko menginformasikan sebaran penyintas sebagai berikut, Kecamatan Pronojiwo terdapat 9 titik pos pengungsian.

Baca juga: UPDATE 14 Orang Meninggal Dunia Paska Erupsi Semeru, Bupati Lumajang Tetapkan Tanggap Darurat

Baca juga: Kecelakaan Transjakarta Tembus 275 Kasus dari Januari sampai Oktober 2021

Baca juga: VIDEO : Detik-Detik Siskaeee Pelaku Eksibisionis di Bandara, Ditangkap di Bandung

Pos pengungsian berada di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid Dusun Supiturang, SDN Oro Oro Ombo 3, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun, Kampung Renteng (Desa Oro Ombo), Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip 2 serta beberapa rumah kerabat di sekitar Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus di Desa Oro Oro Ombo. 

Sebaran pos pengungsian di Kecamatan Candiro berada di 6 titik pos pengungsian, antara lain  Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumbermujur, Dusun Kampung Renteng (Desa Sumberwuluh), Dusun Kajarkuning (Desa Sumberwuluh), Kantor Camat Candipuro. 

Sebaran pos pengungsi di Kecamatan Pasirian sebanyak 4 titik yaitu Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman Pasirian dan Masjid Nurul Huda Alon Pasirian.

Baca juga: Polisi Pastikan Pembeli Tanah Keluarga Nirina Zubir, Bukan Bagian Dari Mafia Tanah

Baca juga: Luna Maya Mulai Risih Ditanya Kapan Menikah

Selain berdampak pada korban jiwa, awan panas guguran juga merusak sektor pemukiman dan infrastrukur di beberapa kecamatan di Kabupaten Lumajang.

Data sementara menyebutkan rumah terdampak berjumlah 2.970 unit, fasilitas pendidikan terdampak langsung 38 unit, jembatan putus 1 unit (Gladak Perak yang berada di Desa Curah Kobokan, penghubung antara Lumajang dan Malang). 

(Ismoyo/Bum)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved