Sosok
Ratna Quratul Aini, Polwan Peraih Adhi Makayasa 2006 Pernah Gegerkan Akpol, Cita-cita Jadi Dokter
Ratna Quratul Aini harus melewati semua cobaan hidup karena ia pernah ditolak untuk masuk Polri dan Komando Wanita Angkatan Laut pada tahun 1999.
Penulis: Miftahul Munir |
Selama satu tahun berdinas di sana, Ratna dipromosikan sebagai Panit Indik PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat pada tahun 2008.
Selama satu tahun enam bulan di PPA, Ratna mendapat promosi jabatan baru sebagai Panit Narkoba Polsek Tanjung Duren.
Pada tahun 2009, ia mendapat jabatan sebagai Kanit Reskrim Polsek Cengkareng dan di tahun yang sama ia kembali di tarik ke Polres Metro Jakbar sebagai Kanit III Narkoba.
Satu tahun bertugas di Narkoba, Ratna akhirnya kembali mendaftar sekolah PTIK.
Selama 2 tahun pendidikan dari tahun 2010 sampai 2012, Ratna lulus dengan perolehan nilai cukup memuaskan karena masuk 10 besar.
Siswa PTIK yang masuk dalam 10 besar, saat itu harus dikirim ke daerah konflik.
Beruntung dirinya seorang wanita dan ia justru diminta untuk menjadi asisten dosen di PTIK.
"Selama satu tahun jadi asisten dosen, setelah itu ditanya mau kemana kemudian saya pindah ke Polda Metro di Biroops pada tahun 2013, kemudian pindah ke SDM jadi Paur Mujab," jelas Ratna.
Pernah jadi ajudan Istri Wakil Presiden Jusuf Kala
Berkat kepintarannya diakademik, Ratna mendapat kesempatan untuk ikut seleksi sebagai ajudan istri Wakil Presiden selama satu priode atau lima tahun dari 2014-2019.
Ada sebanyak 16 Polwan terbaik yang ikut dalam seleksi, tapi dirinya mampu menunjukan hasil yang baik.
Ratna menikmati tugasnya selama lima tahun melayani dan melindungi istri Presiden RI.
Pada tahun 2020 lalu, selesai menjadi ajudan istri Presiden RI, Kompol Ratna kemudian ikut seleksi Sespimen dan ia bersama 13 angkatan Akpol 2006 lainnya lolos seleksi.
Lagi-lagi, Ratna masuk 10 besar lulusan terbaik Sespimen pada tahun 2021 ini.
"Kemudian dapat pengumuman penempatan saya dapat di Polres Jakarta Barat," ungkap dia.