Kemendikbudristek Gandeng Australia Gelar Pelatihan Interpretasi dan Pengembangan Pameran Museum

AIM Project diselenggarakan Dirjen Kebudayaan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan bersama Deakin University

Editor: Ichwan Chasani
Dok. Kemendikbudristek
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Judi Wahjudin memberikan sambutan saat pembukaan pelatihan kuratorial berjudul Pelatihan Interpretasi dan Pengembangan Pameran Museum dalam rangkaian AIM Project, baru-baru ini. 

Pelatihan ini memiliki tiga (3) tujuan utama, yaitu pertama, untuk menanamkan pengetahuan yang diperoleh pada pelatihan signifikansi dan mendapatkan umpan balik tentang pendekatan tersebut.

Ketiga, meningkatkan keterampilan/kapasitas peserta untuk mengembangkan interpretasi museum (label objek, panel tema, desain/media interaktif lainnya).

Dan, ketiga, meningkatkan keterampilan/kapasitas peserta untuk mengembangkan pameran (termasuk pameran daring).

Kedua sesi pelatihan ini kemudian akan dilanjutkan dengan penyusunan konten pameran daring. Penyusunan konten tersebut akan dilakukan sampai dengan April 2022, dan pameran daring akan diluncurkan pada bulai Mei 2022

Pada pelatihan kuratorial ini dihadiri oleh 22 peserta dari berbagai museum di Indonesia. Peserta ini merupakan hasil seleksi dan merupakan yang terbaik di bidang kuratorial. Diharapkan semua peserta akan mendapat pengetahuan yang baik dan dapat memberikan kontribusinya kepada museum di Indonesia.

Para pelatih akan berasal dari Deakin University, Western Australian Museum dan Southeast Asia Museum Services, serta narasumber dari Museum MACAN, Museum Nasional Indonesia, dan Universitas Indonesia.

Selain itu juga, project ini dapat meningkatkan kerjasama kebudayaan antara Indonesia dan Australia terutama di bidang permuseuman.

Selain pelatihan kuratorial nasional ini, AIM project juga sudah mengadakan pelatihan regional di beberapa museum di Indonesia.

Pelatihan regional ini dilakukan secara daring yaitu dengan museum tuan rumah: Museum Sejarah Jakarta (26 Agustus 2021), Museum Benteng Vrederburg dan Museum Dr. Yap (23-24 September 2021), Museum Radya Pustaka (30 September – 1 Oktober 2021), Museum La Galigo dan Museum Kota Makassar (29-30 Oktober 2021), Museum Sri Baduga Bandung (18-19 November 2021), dan Museum Aceh (8-9 Desember 2021).

Pelatihan regional ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kurator museum di wilayah setempat terutama pengetahuan tentang penilaian signifikansi koleksi museum.

Pendekatan yang dipakai adalah Significance 2.0 (oleh Roslyn Russell and Kylie Winkworth), yang merupakan metode penilaian signifikansi yang awalnya dikembangkan di Australia dan kini telah dipakai di beberapa negara lainnya, termasuk di Asia.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved