Virus Corona
Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM: Apapun Varian Covid-19, Kunci Pencegahannya Cuma Satu, Prokes!
Gunadi menyebutkan, sampai saat ini belum ada bukti riset terkait tingkat keganasan varian ini lebih berbahaya dari varian Delta.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Varian Delta Plus atau AY.4.2 merupakan hasil mutasi alamiah yang terjadi pada virus, termasuk SARS-CoV2 penyebab Covid-19.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM dr Gunadi. Ia menyebut, hasil mutasi ini tidak selalu lebih berbahaya.
“Sekali lagi, AY.4.2 belum ada bukti yang menunjukkan lebih ganas ya, ataupun lebih mudah menular dibandingkan varian induknya, varian Delta (B.1.617.2),” kata Gunadi, dikutip dari laman UGM.ac.id, Rabu (17/11/2021).
Baca juga: Zona Merah Covid-19 di Indonesia Masih Nihil, Kuning Berkurang Jadi 480, Oranye Kosong
Gunadi menyebutkan, sampai saat ini belum ada bukti riset terkait tingkat keganasan varian ini lebih berbahaya dari varian Delta.
"Otoritas Kesehatan Inggris juga baru menggolongkannya menjadi Variant Under Investigation, belum VOI ataupun VOC,” paparnya.
Meski varian ini berasal dari Inggris dan saat ini sudah terdeteksi di Malaysia, Indonesia tetap harus memperketat perbatasan untuk mengantisipasi masuknya setiap varian baru.
Baca juga: BPOM Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Novavax, Efikasi Hingga 100 Persen pada Kasus Sedang-Berat
”Sebetulnya pencegahan penyebaran varian apapun termasuk AY.4.2, sama."
"Mestinya pemerintah sudah antisipasi, termasuk terkait perbatasan antar-negara,” tuturnya.
Terkait kenaikan lonjakan penularan kasus Covid-19 di Inggris belakangan ini, belum tentu disebabkan oleh varian tersebut.
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Bertambah Jadi 34, Tak Ada di Jawa dan Bali
Sebab, di Inggris penerapan pembatasan dan protokol kesehatan juga sudah longgar.
“Tergantung banyak faktor, salah satu faktor yang penting adalah bagaimana aktivitas masyarakat khususnya prokes,” ucapnya.
Menurutnya, protokol kesehatan harus diperkuat dalam segala aktivitas kegiatan di masyarakat hingga tercapainya kekebalan komunal.
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 19 November 2021: Suntikan Pertama 133.402.051, Dosis Kedua 87.960.117
“Kuncinya satu, prokes. Sampai kapan? Sampai kekebalan komunal tercapai,” tegasnya.
Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 8.315 orang per 18 November 2021, dan sebanyak 143.709 orang meninggal.
Dalam Seminggu Tiga Kasus Kematian Akibat Covid-19 di DKI Jakarta, Semuanya Punya Komorbid Berat |
![]() |
---|
Dinkes DKI Tetap Pantau Covid-19, Ada Potensi Kenaikan Kasus dan Kematian karena Cuaca |
![]() |
---|
Kasus Omicron Orthrus di Jakarta Bertambah 34 Pasien, 10 Diantaranya Belum Dapat Vaksin |
![]() |
---|
UPDATE Covid-19 di Indonesia 23 Februari 2023: 3 Pasien Wafat, 265 Orang Sembuh, 215 Positif |
![]() |
---|
UPDATE Covid-19 di Indonesia 22 Februari 2023: 2 Pasien Meninggal, 195 Sembuh, 212 Orang Positif |
![]() |
---|