Berita Kabupaten Bogor

Harga Minyak Goreng Curah Melambung Tinggi, Omzet Penjual Gorengan di Bogor Anjlok 30 Persen

Harga Minyak Goreng Curah Melambung, Omzet Penjual Gorengan di Bogor Turun 30 Persen. Berikut Selengkapnya

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Yudi, pedagang gorengan di Sukahati, Cibonong, Kabupaten Bogor 

WARTAKOTALIVE.COM, CIBINONG - Harga minyak goreng curah di Kabupaten Bogor cukup melonjak dalam beberapa minggu terakhir.

Pantauan Wartakotalive.com, Jumat (19/11/2021), harga minyak curah di tingkat pedagang eceran berada di kisaran Rp 18.500-19.500.

Mumun (52), pedagang toko kelontong di Cikaret, Cibinong, mengatakan dirinya menjual minyak goreng curah sebesar Rp 18.500 per liter.

"Saya jualnya Rp 18.500, soalnya ambilnya aja Rp 17.500 per liter. Jadi kita cuma ngambil untung Rp 1.000," kata Mumun ditemui di lapak dagangannya pada Jumat (19/11/2021).

Dia menambahkan kenaikan harga minyak ini sudah berlangsung sekira sebulan terakhir.

"Kira-kira sudah sebulan sih. Sebelumnya saya biasa jual Rp 13.500 -14.000 per liter," paparnya.

Kenaikan harga minyak goreng curah ini membuat penjual gorengan di wilayah Bogor menjerit.

Pasalnya omzet mereka jadi berkurang karena kenaikan harga minyak goreng curah ini.

Baca juga: Harga Pangan di Kota Bekasi Masih Stabil Jelang Musim Penghujan

Baca juga: Banyak Penyekatan Selama PPKM Darurat, Stok dan Harga Pangan di DKI Jakarta Tetap Stabil

"Omzet saya turun sekira 30 persen," kata Yudi, pedagang gorengan di Sukahati,  Cibinong.

Setelah terdampak pandemi Covid-19, lanjutnya, kini usaha gorengannya mendapat pukulan dari kenaikan minyak goreng curah.

"Selama pandemi, pendapatan turun 30 persen. Sekarang turun lagi 30 persen. Jadi total ada penurunan 60 persen penjualan," tuturnya.

Untuk menyiasati hal ini, Yudi mengurangi bahan-bahan yang akan dijual di lapal gorengannya.

"Biasanya saya menghabiskan 8 liter minyak goreng sehari. Sekarang dikurangi jadi lima liter," ungkapnya.

Tak hanya minyak goreng, bahan-bahan baku untuk jualan seperti tahu dan tempe juga dikurangi kuantitasnya.

"Sehari saya bisa menghabiskan 5 papan tabu dan 7 papan tempe. Sekarang paling tinggi dua papan tahu dan lima papan tempe," papar Yudi.

Dia berharap pemerintah turun tangan mengatasi persoalan ini agar tidak merugikan pedagang kecil.

"Berharap pemerintah lakukan operasi pasar sehingga harga kembali stabil," jelasnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved