Berita Nasional
Varian Delta AY.4.2 Terdeteksi di Negara Tetangga, Bandara di Indonesia Terapkan Siaga Level Tinggi
Yado Yarismano mengatakan, aturan-aturan yang berkaitan protokol kesehatan juga masih diberlakukan secara konsisten.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Gelombang ketiga Covid-19 sudah melanda negara tetangga Malaysia dan Singapura.
Varian 'delta plus' AY.4.2 menyerang dua negara itu.
Terkait hal tersebut pemerintah Indonesia didesak untuk memperketat pintu masuk menuju Indonesia terutama bagi negara-negara yang masih mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Selain itu, mobilitas masyarakat harus diperketat juga karena menjelang liburan akhir tahun.
Lalu, bagaimana kesiapan bandara-bandara di Indonesia saat ini?
Baca juga: Makin Moncer di Dunia Bisnis, Kaesang Pangarep Borong Saham Frozen Food Senilai Rp 92,2 Miliar
Perusahaan pelat merah pengelola bandara, PT Angkasa Pura II (Persero) mengungkapkan, pihaknya sampai dengan sejauh ini masih memberlakukan kesiagaan yang optimal sejak pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia pada awal 2020.
VP Corporate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano mengatakan, aturan-aturan yang berkaitan protokol kesehatan juga masih diberlakukan secara konsisten.
"Terkait ini (adanya varian delta di Singapura dan Malaysia), Bandara-Bandara semenjak masa pandemi covid level kesiagaan atau kewaspadaan terus diterapkan pada level tertinggi," ucap Yado saat dihubungi Tribunnews, Jumat (12/11/2021).
"Semua protokol kesehatan dijalankan dengan konsisten, mulai dari himbauan jaga jarak sampai dengan diinfeksi fasilitas secara berkala," sambungnya.
Baca juga: Oknum Polisi Dikepung dan Nyaris Dihakimi Warga, Budiman: Dia Menilang Cewek, Katanya Ada Minta Duit
Saat adanya lonjakan kasus aktif di luar negeri, Bandara-Bandara yang membuka rute internasional biasanya menjadi pintu gerbang utama dalam penyebaran Covid-19 di dalam negeri.
Sampai dengan saat ini, kasus aktif di Indonesia mulai berangsur menurun sejak 2-3 bulan terakhir.
Yado juga mengatakan, pengetatan aturan perjalanan oleh pemerintah sangat berkontribusi dalam pengendalian virus.
Diketahui, pemerintah dalam setiap minggunya selalu melakukan evaluasi perkembangan kasus aktif Covid-19 di Indonesia.
Hasil dari evaluasi tersebut, digunakan sebagai dasar acuan dari aturan pengetatan mobilitas masyarakat dan aturan terkait perjalanan ke luar kota/Provinsi.
"Ini juga berkat dukungan semua stakeholder yang ada di Bandara," pungkas Yado.
Baca juga: Jalan Tol Dijual untuk Bayar Utang, Didu: Saat Peresmian Kau Tampil Hero, Saat Bangkrut Kau Hilang
Sebelumnya, anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR RI) telah memperingatkan Pemerintah, pasca adanya mutasi virus dan peningkatan kasus aktif Covid-19 di negara tetangga.
"Jangan sampai katakanlah membuat kebingungan masyarakat, ya kita harus tegas saja, karena dari beberapa kejadian yang lalu memang liburan itu salah satu bisa dijadikan pintu untuk kita lengah dan tidak waspada terhadap protokol kesehatan. Di situlah bisa terjadi penyebaran virus Covid-19," ujar Anggota Komisi Bidang Kesehatan DPR RI, Abidin Fikri dalam pernyataannya, Rabu (10/11/2021).
Abidin mengatakan mutasi virus Covid-19 bisa terjadi di dalam maupun luar negeri.
Karena itu masyarakat yang sudah disuntik vaksin Covid-19 harus tetap waspada dan selalu menaati protokol kesehatan. Karena, kata dia, virus Covid-19 terus bermutasi.
Baca juga: Valencya Hanya Bisa Menangis usai Dituntut Setahun Penjara karena Omelin Suaminya yang Doyan Mabuk
Menurut dia, karantina merupakan salah satu upaya untuk menghindari penyebaran Covid-19 termasuk mutasinya. Dia pun menilai target yang diminta Presiden Jokowi itu perlu diapresiasi.
Dia pun menilai program vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun juga menjadi solusi guna menghindari kelompok rentan dari paparan Covid-19.
"Ini optimisme lagi karena anak-anak kan juga rentan juga itu kan, saya kira jalan yang harus ditempuh oleh kita Indonesia," ujarnya. (Bambang Ismoyo)