Virus Corona
Indonesia Masuk Zona Hijau Versi CDC AS, Legislator PDIP: Tapi Ingat Seluruh Dunia Masih Labil
Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo menilai, hal itu merupakan hasil kerja bersama pemerintah dan unsur sipil.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Lembaga Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memasukkan Indonesia dalam zona hijau alias green zone.
Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo menilai, hal itu merupakan hasil kerja bersama pemerintah dan unsur sipil.
"Artinya kita terima kasih ya atas penilaian itu," kata Rahmad kepada Tribunnews, Senin (1/11/2021).
Baca juga: Siang Ini Partai Kebangkitan Nusantara Pimpinan Gede Pasek Suardika Didaftarkan ke Kemenkumham
Namun, politisi PDIP itu menyebut Indonesia tak boleh terlena meski sudah dinilai sebagai negara zona hijau.
"Ingat, Covid-19 di seluruh dunia masih labil."
"Labil itu setiap saat bisa meledak lagi kalau kita abai protokol kesehatan, menganggap Covid-19 sudah tidak ada, dan menganggap kita sudah menang melawan menang melawan Covid-19," tuturnya.
Baca juga: Tahun Depan Anas Urbaningrum Bebas dari Penjara, Bakal Gabung ke Partai Kebangkitan Nasional?
Maka itu, Rahmad mengatakan hasil dari CDC itu harus dibarengi dengan tetap maksimalnya penerapan protokol kesehatan.
Rahmad menuturkan, Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, semakin dekat soal terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity).
"Meskipun ini baru tahap satu, ini menunjukkan positif. Saya kira herd immunity oke, tapi vaksinasi harus tetap kita gelorakan."
Baca juga: Partai Buruh Minta Harga Tes PCR Rp 100 Ribu Seperti di India, Pemerintah Harus Menyubsidi
"Namun, protokol kesehatan juga harus tetap. Ini menjadi senjata kembar untuk melawan Covid-19, kita akan semakin yakin bisa mengendalikan Covid-19," bebernya.
Sebelumnya, Lembaga Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memasukkan Indonesia dalam zona hijau alias green zone.
Zona hijau merupakan kategori untuk negara dengan kasus Covid-19 rendah, sehingga aman untuk dikunjungi.
“Oleh karena itu, CDC meminta pelancong dari Amerika yang akan ke Indonesia sudah divaksinasi lengkap sebelum bepergian ke Indonesia,” ujar Reisa Broto Asmoro, Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dalam keterangan pers, Jumat (29/10/2021).
Baca juga: Ini Alasan Jokowi Pilih Carter Pesawat Garuda Kunjungi Tiga Negara, Salah Satunya Lebih Hemat
Reisa mengatakan, secara umum terjadi penurunan tren kasus baru mingguan di Indonesia sebesar 23 persen, dan penurunan jumlah kematian sebesar 16 persen dibandingkan pekan sebelumnya.
“Sampai saat ini lebih dari 4 juta orang Indonesia yang terinfeksi Covid-19."
"Namun 96,3 persen dinyatakan sembuh dan kasus aktif Indonesia berada di tingkat di bawah 1 persen,” ungkapnya.
Baca juga: ICW Nilai Niat Jaksa Agung Tuntut Hukuman Mati kepada Koruptor Cuma Jargon Politik
Di sisi lain, kasus harian di Eropa hampir mencapai 100 ribu kasus per hari, dan di Amerika Serikat mencapai lebih dari 70 ribu.
Menurut Reisa, pandemi tidak akan berakhir di Indonesia jika tidak berakhir di seluruh dunia.
“Kita harus tetap mendoakan agar situasi di negara lain akan segera membaik."
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 29 Oktober 2021: 683 Orang Positif, 681 Pasien Sembuh, 28 Meninggal
"Karena pandemi tidak akan berakhir di Indonesia kalau tidak berakhir di seluruh dunia,” sambung Reisa.
Reisa juga menuturkan, di panggung global, Presiden Jokowi akan mendorong ajakan untuk pulih bersama dan pulih untuk menjadi lebih kuat atau recover together, recover stronger.
“Sebagai ketua G20 setahun ke depan, Presiden mengajak semua negara maju bekerja bersama memastikan akses terhadap vaksin Covid-19 merata, dan memerangi Covid-19 bersama-sama."
Baca juga: Harga Tes PCR Turun Jadi Rp 275 Ribu, Ketua JoMan: Siapa yang Tolak Keputusan Presiden Kita Tabrak
"Dan juga memastikan perawatan dan pencegahan dilakukan oleh semua,” ucap Reisa.
Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 12.318 orang per 31 Oktober 2021, dan sebanyak 143.405 orang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 31 Oktober 2021, dikutip TribunTangerang dari laman Covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 861.540 (20.3%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 705.827 (16.6%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 485.110 (11.4%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 398.261 (9.4%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 157.935 (3.7%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 155.848 (3.7%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 132.332 (3.1%)
RIAU
Jumlah Kasus: 128.457 (3.0%)
BALI
Jumlah Kasus: 113.869 (2.7%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 109.679 (2.6%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 105.831 (2.5%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 89.771 (2.1%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 69.825 (1.6%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 63.623 (1.5%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 59.868 (1.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 53.844 (1.3%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 52.001 (1.2%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 49.567 (1.2%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 47.011 (1.1%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 45.539 (1.1%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 41.126 (1.0%)
ACEH
Jumlah Kasus: 38.317 (0.9%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 35.762 (0.8%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 34.620 (0.8%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 34.198 (0.8%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 29.742 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 27.713 (0.7%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 23.091 (0.5%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 23.089 (0.5%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 20.124 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 14.570 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 12.322 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 12.080 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 11.830 (0.3%). (Reza Deni)