Berita Nasional
Fadli Zon Berharap Indonesia Tak Seperti Uni Soviet, Negaranya Bubar karena Ekonomi & Pemimpin Lemah
Fadli Zon Berharap Indonesia Tak Seperti Uni Soviet, Negaranya Bubar karena Ekonomi dan Pemimpin yang Lemah. Berikut Selengkapnya
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengingatkan kepada seluruh pihak untuk tidak mengedepankan ego dan merasa berkuasa.
Sebab, merujuk Uni Soviet, negara adidaya yang berdiri sejak 1922 itu bubar pada tahun 1991.
Hal tersebut disampaikan Fadli Zon lewat status twitternya @fadlizon; pada Sabtu (30/10/2021).
Dalam kicauannya, Fadli Zon menyebutkan alasan bubarnya Uni Soviet karena lemahnya ekonomi dan pemimpin serta munculnya etno nasionalisme.
Kenyataan pahit itu lanjutnya, harus menjadi pelajaran seluruh bangsa, termasuk Indonesia.
Karena, Uni Soviet yang merupakan negara adidaya bisa bubar dalam sekejap.
Baca juga: Curiga Ada Bisnis di Balik Tes PCR, Fadli Zon Minta Pemerintah Buka-bukaan Soal Harga Dasar
Baca juga: Pinjaman Online Picu Seorang Ibu Akhir Hidup, Fadli Zon : Bukti Sistem dan Institusi Tak Jalan
"Uni Soviet bubar krn stagnasi n kacaunya ekonomi, pemimpin lemah, n bangkitnya etnonasionalisme. Negara adidaya saja bisa bubar dlm sekejap. Memang harus jd pelajaran jika kita masih ingin ada RI," ungkap Fadli Zon
"Jangan merasa sok kuasa atau merasa negeri ini punya nenek moyangnya sendiri," jelasnya.
Tanggapan Fadli Zon tersebut merujuk sebuah artikel berjudul 'Haedar: Jika Fanatisme Golongan Terus Diagungkan, Indonesia Bisa Bernasib Seperti Soviet' dalam situs muhammadiyah.or.id pada Jumat (29/10/2021).
Artikel tersebut pun diunggah kembali lewat status twitter resmi Muhammadiyah @muhammadiyah;pada Jumat (29/10/2021).
Berikut artikel lengkapnya :
Pecahnya negara digdaya Uni Soviet menjadi 15 negara salah satunya diakibatkan oleh egosentrisme masing-masing golongan yang enggan bersatu dan merasa dirinya lebih baik dari golongan yang lain.
Pesan di atas, disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir kepada warga Persyarikatan, warga bangsa dan elit bangsa.
Haedar tidak ingin Indonesia sebagai negara yang penuh dengan perbedaan berpotensi mengikuti nasib Uni Soviet jika masing-masing golongan mengedepankan sikap fanatik dan egosentrisme.
“Maka penting bagi para elit negeri dan para warga bangsa untuk terus muhasabah, koreksi diri dan selalu rendah hati agar kita selalu bertanya apa yang sudah kita berikan secara maksimal untuk memajukan negeri ini, untuk memajukan bangsa ini, untuk memberi peran rahmatan lil alamin untuk semesta,” tuturnya dalam forum pengukuhan Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Palu Rabu (27/10).