Viral Media Sosial

Kutip Wikipedia Dalam Opininya Soal Umat Islam Harus Masuk Pemerintahan, Gus Nadir Sentil Musni Umar

Kutip Wikipedia Dalam Opini 'Umat Islam Harus Masuk Pemerintah', Gus Nadir Sentil Musni Umar: Sekelas Guru Besar Mengambil penjelasan dari Wikipedia

Penulis: Dwi Rizki | Editor: Dwi Rizki
nadirhosen.net
Gus Nadir 

Politik sebagai sarana atau alat, maka amat penting memilih pemimpin partai politik yang akan menjalankan partai politik. Akan tetapi lebih penting lagi memilih pemimpin pemerintahan. Kalau di Indonesia di tingkat pusat memilih Presiden, di tingkat provinsi memilih Gubernur, di tingkat Kabupaten memilih Bupati dan di tingkat kota memilih Walikota.

Dalam sistem demokrasi yang dibangun di Indonesia, peranan partai politik sangat penting, karena partai politiklah yang lolos di parlemen atau di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi, Kabupaten Kota yang akan mencalonkan Presiden dan Kepala Daerah.

Oleh karena itu, umat Islam sangat penting bersama membangun sistem dan masuk ke dalam sistem demokrasi di Indonesia.

Kesalahan terbesar sebagian umat Islam karena menolak sistem politik yang ada dan bahkan menawarkan sistem politik yang dianggap berlawanan dengan sistem demokrasi yang ada, sehingga ormasnya diberangus dan dilarang melakukan kegiatan apapun.

Dampaknya umat Islam semakin termarjinalisasi dan lemah dalam segala lapangan kehidupan. Mereka mayoritas tapi minoritas dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan sebagainya.

Pelajaran Dari Turki

Turki modern didirikan oleh Mustafa Kemal Ataturk dengan sistem politik yang sangat sekuler dan anti Islam.

Militer Turki adalah penjaga setia sistem sekuler. Selama berpuluh-puluh tahun dipelihara, dijaga dan dipertahankan. Berkali-kali terjadi kudeta militer dilakukan dengan dalih untuk melindungi sistem sekuler yang anti Islam.

Perjuangan panjang dan melelahkan akhirnya tiba pergantian rezim. Semula Partai Refah pro Islam yang dipimpin Erbakan, sempat memerintah tetapi dilengserkan oleh kekuatan oposisi sekuler yang berkolaborasi militer.

Kemudian Tayyip Recep Erdogan, mantan Walikota Istanbul mendirikan Partai AKP yang pro Islam. Partai ini menang dalam pemilihan umum dan Erdogan dipilih menjadi Perdana Menteri Turki. Setelah dua periode menjadi Perdana Menteri akhirnya sistem parlementer diubah melalui referendum menjadi sistem presidential. Dalam pemilu, partai AKP menang dalam pemilu dan Erdogan terpilih menjadi Presiden Republik Turki.

Pada tahun 2016 terjadi upaya pembunuhan tehadap Erdogan. Beberapa menit setelah Erdogan meninggalkan tempat peristirahatannya, tiba pasukan pembunuh. Dalam perjalanan yang tidak disebutkan tujuannya, Erdogan mengumumkan ke seluruh rakyat Turki bahwa ia selamat dan meminta rakyat Turki turun ke jalan untuk melawan kudeta militer.

Rakyat memenuhi seruan Erdogan. Berkat dukungan rakyat Turki yang turun memenuhi jalan di berbagai kota di Turki untuk melawan kudeta militer, kudeta militer berhasil digagalkan.

Pada masa Erdogan memimpin Turki, negara itu kembali kepada Islam yang rahmatan lil’alamiin. Turki mengalami kemajuan yang luar biasa dalam berbagai bidang, misalnya mampu membuat drone (pesawat tempur tanpa awak) yang amat canggih, menemukan gas alam yang luar biasa besar, Turki kembali menjadi pemimpin di kawasan Timur Tengah dan dunia Islam. Erdogan tampil membela dunia Islam dan Islam serta membela para pejuang Palestina yang mengalami penjajahan oleh Israel puluhan tahun lamanya.

Pelajaran yang amat penting bagi umat Islam Indonesia, Erdogan dan Partai AKP tidak berjuang membangun kekhalifahan Daulay Ustmaniyah yang berpusat di Turki, telah memanfaatkan demokrasi untuk meraih kekuasaan dengan membuat partai politik AKP sebagai alat perjuangan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan.

Untuk berhasil merebut kekuasaan dari rezim Ataturk yang amat kuat yang sudah silih berganti dengan dukungan militer, memakan waktu yang amat panjang, jika tidak salah sekitar 90 tahun lamanya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved