Ibunda Korban Pencabulan Anak SMP Tuntut Keadilan Bagi Anaknya, Kini Kasusnya Mandek di Polres Jakut

Seorang ibu berinisial DA (29) mendatangi Polres Metro Jakarta Utara setelah kasus pencabulan yang menimpa anaknya, S (12) tak ada perkembangan.

Penulis: Junianto Hamonangan |
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Ibunda korban pencabulan menuntut keadilan bagi anaknya dengan mendatangi Polres Jakarta Utara karena pengaduannya tak kunjung diproses polisi. 

WARTAKOTALIVE.COM, KOJA - Seorang ibu berinisial DA (29) mendatangi Polres Metro Jakarta Utara setelah kasus pencabulan yang menimpa anaknya, S (12) tidak kunjung ada perkembangan dari aparat kepolisian. 

DA menceritakan dirinya sangat tersiksa karena kasus kekerasan seksual yang menimpa anak pertama dari tiga bersaudara tersebut belum ada perkembangan ataupun kejelasan. 

Padahal peristiwa tersebut terjadi di kawasan Koja, Jakarta Utara pada bulan April 2021 silam.

Baca juga: Terkait Kasus Dugaan Pencabulan di Luwu Timur, Ibu Korban Bisa Menyadari Langkah Penyelidikan Polisi

Hanya saja hingga sekarang belum ada yang ditetapkan tersangka dari tiga orang terlapor. 

"Saya cuma minta kepastian (datang ke polres) aja buat keadilan anak saya," ungkap DA, di Mapolres Jakarta Utara, Kamis (21/10/2021). 

Sementara kuasa hukum korban, Rifqi Zulham menuturkan kedatangan pihaknya karena ingin mempertanyakan perkembangan perkara yang dialami oleh kliennya.

"Karena ini belom ada kejelasan seperti yang kita harapkan," kata Rifqi di lokasi yang sama.

Menurut Rifqi, berdasarkan keterangan polisi kasus yang sudah dilaporkan sejak 12 Juni 2021 ini masih mengkonfrontir mengenai keterangan dari terlapor.

"Kenapa lama, ya itu saya pertanyakan. Belom diberikan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP)," ujarnya. 

Baca juga: Keluarga Korban Enggan Buat Laporan Polisi, Aksi Pencabulan di Pamulang Tak Berujung di Meja Hukum

Hal ini berbeda dengan SP2HP pertama dimana pada saat itu tidak ada kendala. Hanya saja saat ini tindak lanjutnya terkesan lambat dan belum ada penetapan tersangka. 

Sementara untuk bukti-bukti pendukung seperti hasil visum sudah dilampirkan.

Begitu juga saksi-saksi maupun terlapor sudah diperiksa namun hingga sekarang belum ada perkembangan. 

"Harapan agar klien kita dapat keadilan dan kepastian hukum," tuturnya. 

Anak SMP

Sebelumnya seorang anak perempuan, S (12) di Koja, Jakarta Utara jadi korban kekerasan seksual oleh tiga teman sebaya itu sempat diancam akan dipermalukan bila berbicara kepada orang lain. 

Baca juga: Ombudsman Banten Sesali Kekerasan Oknum Polisi Tangerang pada Mahasiswa, Minta Revisi Protap Demo

Ibu korban, D (29) menceritakan ketiga pelaku yakni R (12), D (12), dan B (14) mengancam akan mempermalukan korban bila berbicara kepada orang lain perihal tindakan mereka.

“Anak saya diancam, kalau misalnya ngomong, dibilangin anak-anak lain, biar malu. Jadi anak saya takut, karena di-bully,” ungkap D, Jumat (2/7/2021). 

Awalnya S sempat tak berani buka suara setelah berkali-kali dicabuli tiga teman sebayanya pada peristiwa yang diketahui terjadi 2 April 2021 lalu.

Baca juga: Bantah Lakukan Tindak Kekerasan, Ijonk Perlihatkan Video KDRT yang Diduga Dilakukan Dhena Devanka

"Anak saya awalnya nggak mau ngaku, tapi akhirnya dia cerita sama saya" sambung D. 

Buah hatinya itu baru buka suara ketika dicecar sejumlah pertanyaan perihal tersebut.

Ketiga pelaku tindak kekerasan seksual tersebut tinggal berdekatan dengan rumahnya.

Ketiga pelaku kerap bermain bersama korban dimana mereka belajar mengaji kepada nenek S yang belakangan momen tersebut dimanfaatkan mereka untuk berbuat cabul hingga berkali-kali. 

"Kalau sering (mencabuli), dari pelaku R itu sudah tujuh kali katanya. Si B yang SMP sudah dua kali, kalau yang D saya nggak begitu tahu," sambung D. 

Adapun tindak kekerasan seksual yang dialami putrinya tersebut terjadi pada 2 April 2021 silam.

Ketika itu dirinya diberi tahu adik korban perihal peristiwa tersebut. 

Berdasarkan cerita adik korban, S diketahui diajak bermain petak umpet oleh sejumlah anak laki-laki di rumahnya.

Pada saat itulah peristiwa biadab tersebut yerjadi. 

"Anak saya diajak main petak umpat, didorong ke kamar terus dicabuli," kata D, Jumat (2/7/2021).

D dan sang suami yang sedang dalam proses membangun rumah, hampir memergoki bocah yang mencabuli putrinya.

Namun ketika itu bocah tersebut kabur melalui pintu samping rumah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved