Ini Bakso Legendaris di Cipete Utara, 35 Tahun Rasa Tak Berubah
Sri Handayani (45), pemilik Bakso Petromak, mengatakan mulanya almarhum ayahnya yang bernama Timin mulai berjualan sejak 1986.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Bakso kerap kali dinikmati ketika musim hujan lantaran kuahnya yang hangat dan gurih.
Makanan yang biasanya dibentuk bulat dan terbuat dari daging itu mudah ditemui di mana saja.
Namun, pernahkah Anda menikmati Bakso Petromak yang berada di Jalan Sawo 2, Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan?
Lokasi bakso tersebut sekira 100 meter lebih dari Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Taman Sawo.
Baca juga: Kedai Laksa Betawi Asirot, Favorit Gubernur DKI Anies Baswedan Hingga Fauzi Bowo
Baca juga: Lebih Ringan Dibandingkan Burger, Hotdog Boy! Jadi Pilihan PT OMB Kembangkan Usaha Kuliner
Sri Handayani (45), pemilik Bakso Petromak, mengatakan mulanya almarhum ayahnya yang bernama Timin mulai berjualan sejak 1986.
"Awalnya sih jual keliling, terus akhirnya dapat tempat di sini sampai sekarang. Lalu bapak saya meninggal 2019, nah saya generasi keduanya," ujar Sri kepada Wartakotalive.com, Senin (11/10/2021).
Lebih lanjut, Sri menuturkan bahwa seluruh bahan untuk membuat bakso diolah sendiri.
"Kenapa disebutnya Bakso Petromak? Karena emang zaman dahulu kan nggak ada lampunya tuh, jadi pakai lampu petromak, jadinya terang," katanya.
Baca juga: 5 Kunci Sukses Nyonya Swan Rintis Usaha Kuliner Dapur Solo hingga Buka 42 Cabang
Baca juga: Meramu Bisnis Kuliner Kompetitif di Tengah Pandemi Covid-19
Gerobak jualannya diketahui bahkan belum berganti sejak pertama kali jualan selama 35 tahun silam.
Sri mengungkapkan, alasan gerobak tersebut tidak diganti adalah sebagai ciri khas.
"Orang-orang bilang sih yang membedakan bakso di kami itu kuah, bakso, dan tahunya. Nggak berasa asem," tutur Sri.
Sebelum pandemi, Sri mengatakan biasanya menyediakan daging sapi sekira delapan kilogram.
Namun, saat pandemi Covid-19 ini, ia hanya menyediakan daging sekira empat kilogram.
"Dulu omzet bisa Rp 400.000 per hari, sekarang Rp 150.000 udah alhamdulillah," ujarnya.
Ulfa (35) satu dari pembeli mengaku sudah menjadi pelanggan tetap sejak masih sekolah atau selama 30 tahun.
"Rasanya nggak ada yang berubah dari zaman pak de Timin,masih originial, tekstur bakso kenyal, kuahnya enak," katanya.
Menurutnya, saat ini seporsi bakso dengan harga Rp 15.000 di Bakso Petromak termasuk paling murah.
"Ini termasuk paling murah, karena biasanya 17 ribu kalau di tempat lain. Tapi ini rasanya enak, nggak berubah," ujar Ulfa. (M31)