Berita Nasional

Jenderal Gatot Curiga PKI Sudah Susupi TNI, Panglima Tak Mau Berpolemik, Anggap Nasihat dari Senior

Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, dugaan PKI berada di dalam tubuh TNI AD tidak bisa hanya berdasar pada keberadaan patung.

Editor: Feryanto Hadi
ANTARA FOTO / PUSPA PERWITASARI
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) berpelukan dengan mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan) usai upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/12/2017). Marsekal TNI Hadi Tjahjanto resmi menjabat sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang memasuki masa pensiun. Kala itu pergantian berlangsung damai karena sesuai mekanisme. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Pernyataan mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, tentang penyusupan paham komunis di tubuh TNI menjadi sorotan dan menimbulkan pro-kontra

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, dugaan PKI berada di dalam tubuh TNI AD tidak bisa hanya berdasar pada keberadaan patung yang hilang.

“Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat,” ujar Marsekal Hadi Tjahjanto dikutip dari Tribunnews.

Atas dasar itu, Hadi Tjahjanto pun menolak untuk berpolemik soal dugaan penyusupan PKI ke tubuh TNI.

Baca juga: Spanduk Tolak Nobar Film G30S/PKI Terpampang di Menteng, Kapolsek: Untuk Mencegah Kerumunan

Baca juga: Utang Pemerintahan Jokowi Meroket, Kini Tembus Rp6,6 Ribu T, Sebulan Utang Bertambah Rp 55,26 T

Apalagi, perihal ini sudah diklarifikasi oleh institusi terkait.

“Saya tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah,” ujarnya.

Dalam pendapatnya, Hadi mencerna apa yang disampaikan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo soal dugaan PKI masuk ke tubuh TNI AD lebih pada nasihat untuk prajurit aktif.

Bagaimana pun, kata Hadi, faktor mental dan ideologi merupakan sesuatu yang vital.

“Saya lebih menganggap statement tersebut sebagai suatu nasihat senior kepada kami prajurit aktif TNI untuk senantiasa waspada. Agar lembaran sejarah yang hitam tidak terjadi lagi,” ucap Hadi.

Baca juga: Jenderal Gatot Vs Dudung soal Kecurigaan TNI Disusupi PKI,Denny Siregar Cs Sebut Gatot Memecah Belah

Baca juga: Gatot Nurmantyo Duga Ada Penyusup Pendukung PKI ke TNI, Kostrad Bantah Hilangkan Patung Soeharto

Sebelumnya, Gatot Nurmantyo menyampaikan indikasi adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI.

Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah acara diskusi webinar bertajuk “TNI Vs PKI”, Minggu (26/9/2021),

Dalam diskusi itu, Gatot Nurmantyo menduga adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI.

Indikasi itu dibuktikan dengan diputarkannya video pendek yang menggambarkan hilangnya sejumlah bukti-bukti penumpasan G30S di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.

Pengamat Politik: Gegabah

Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo menilai, pernyataan Gatot Nurmantyo soal PKI sudah menyusup di tubuh TNI terlalu gegabah.

Apalagi, kata Karyono, jika tuduhan itu hanya berdasarkan pada informasi bahwa patung Soeharto, Letjen Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution raib dari Makostrad.

"Informasi tersebut sangat tidak cukup untuk mengambil kesimpulan bahwa PKI sudah menyusup ke TNI," kata Karyono saat dihubungi Tribunnews, Selasa (28/9/2021).

Semestinya sebagai mantan panglima TNI, kata Karyono, tidak sembarangan membuat pernyataan terbuka ke publik jika tidak didukung alat bukti yang cukup.

Jika kesimpulan diambil hanya berdasarkan informasi, apalagi cuma dari satu pihak, maka dalam membuat kesimpulan bisa terjebak pada kesimpulan halusinasi.

Menurut Karyono, narasi yang seharusnya dibangun Gatot adalah mengingatkan dan memberikan saran tentang potensi ancaman terhadap berbagai faham yang membahayakan pondasi kebangsaan.

Baca juga: Resmikan Integrasi Transportasi Jabodetabek, Anies Ingin Jakarta Setara Kota Maju di Dunia

"Gatot semestinya bisa menjelaskan secara rasional mengapa komunisme harus ditolak. Begitu juga semestinya Gatot juga menjelaskan mengapa radikalisme/ektremisme dan liberalisme bertentangan dengan Pancasila yang menjadi prinsip dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ucap Karyono.

Lebih lanjut, Karyono menilai hal itu lebih mendidik daripada sekadar mengumbar pernyataan yang mengandung unsur provokasi dan menyesatkan.

Jika pesan yang disampaikan rasional, obyektif, dan edukatif maka hal ini juga dapat menunjukkan kualitas berfikir sebagai tokoh besar.

Di satu sisi, Karyono sependapat jika pernyataan Gatot ditujukan agar tetap waspada terhadap komunisme.

Tetapi, Gatot juga harus bersuara lantang tentang bahayanya radikalisme/ekstremisme dan liberalisme yang tidak sesuai dengan Pancasila dan kepribadian bangsa.

Karyono juga mengingatkan, agar ancaman bahaya komunisme, radikalisme/ekstremisme, liberalisme ini tidak sekadar menjadi alat propaganda untuk kepentingan kelompok tertentu dan untuk tujuan pragmatis, apalagi sekadar menjadi 'dagangan' musiman.

Akibat dari itu, hanya menimbulkan kegaduhan, retaknya persatuan bangsa dan rusaknya kohesi sosial.

Lebih dari itu, kondisi seperti itu justru semakin membuka peluang selebar-lebarnya masuknya faham-faham tersebut.

"Saya khawatir, kita akan terjebak dalam perangkap adu domba yang dibuat kelompok-kelompok itu agar mudah mengendalikan bangsa ini," jelasnya.

Baca juga: Bela Letjen Dudung soal Tudingan Komunis Susupi TNI, Ferdinand: Dia Tegas kepada Kaum Radikalis

Kata Istana

Istana Kepresidenan RI menolak merespons pernyataan Gatot Nurmantyo yang menduga TNI AD terindikasi disusupi oleh PKI.

Istana menyerahkan polemik soal dugaan TNI AD terindikasi disusupi oleh PKI kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Demikian Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman dalam keterangannya, Selasa (28/9/2021).

“Saya serahkan ke Pak Panglima saja, saya sudah membaca tanggapan Panglima,” kata Fadjroel seperti dilansir dari Kompas.TV.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kritik Gatot Nurmantyo, Panglima TNI hingga Mantan Jenderal Kopassus Beri Tanggapan Serupa

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved