lifestyle
Konsumsi Garam Tidak Boleh Kelebihan atau Kekurangan, Ini Saran Ahli Penggunaan Garam
Memasukan garam ke dalam masakan, selain memberikan rasa, juga berguna bagi tubuh.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Memasukan garam ke dalam masakan, selain memberikan rasa, juga berguna bagi tubuh.
Garam sebagai zat gizi esensial harus cukup dikonsumsi untuk mewujudkan hidup sehat, kuat, dan aktif.
Walaupun penting, konsumsi garam tetap tidak boleh berlebihan, apalagi kekurangan. Seringkali, apapun hal yang berlebihan maupun kekurangan menimbulkan dampak negatif. Pakem ini juga berlaku pada penggunaan garam.
Walaupun masuk dalam zat gizi esensial, namun jika kelebihan, efeknya akan muncul berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, gagal jantung.
Sementara bila kekurangan (defisiensi) natrium dapat berisiko mengalami gangguan kesehatan juga. Diantara efeknya adalah gangguan fungsi otot, saraf, gangguan kontrol gula darah.
Baca juga: Cara Mengurangi Garam Tanpa Mengurangi Kelezatan Makanan dan Tetap Bernutrisi
Baca juga: Makanan Tinggi Garam Bisa Membuat Haus Saat Puasa Ramadhan, Ini Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi
Sehingga sebaiknya menyeimbangkan dan mengendalikan asupan garam. Bagaimana caranya?
Ahli Gizi & Dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat – Universitas Airlangga Dr. Ir. Annis Catur Adi, M.Si mengatakan ada beberapa cara untuk mengendalikan asupan garam, yang sesuai dengan kebiasaan atau pola konsumsi masyarakat Indonesia.
"Tak bisa dipungkiri, kebiasaan masyarakat Indonesia dalam membuat masakan memang banyak menggunakan bumbu dan rempah yang memiliki cita rasa tinggi," ujarnya
"Sedangkan dalam berbagai bumbu dan rempah itu juga sudah cukup banyak terkandung natrium," kata Dr. Annis.
"Cara yang sesuai jika masakan kita sudah banyak menggunakan berbagai bumbu rempah adalah dengan hanya manambahkan garam dapur dalam jumlah yang sedikit sekali," ujar Dr. Annis, dikutip dari siaran pers PT Ajinomoto Indonesia yang diterima Wartakotalive.com, Rabu (22/9/2021).
“Jika kita ingin makanan yang dikonsumsi memiliki cita rasa yang tinggi, namun juga ingin diet rendah garam, caranya dengan menggunakan bumbu umami seperti MSG (Monosodium Glutamat, Red). Ini bisa dijadikan solusi," imbuhnya.
Dr. Annis mengatakan, banyak penelitian di luar negeri seperti di Jepang, menunjukkan bahwa penggunaan MSG bisa menjadi strategi diet rendah garam.
Hal ini karena, kandungan natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan natrium pada garam dapur biasa.
“Kami merasa perlu menyebarkan fakta yang benar dan informatif tentang Bumbu Umami yang akan mendukung mereka tetap sehat, terutama saat di situasi pandemi Covid-19," kata Katarina Larasati, Public Relations Manager – PT Ajinomoto Indonesia. (*)