Berita Nasional
Penghafal Quran Tutup Telinga Dicap Radikal hingga ISIS, Tifatul Minta Buzzer Hormati Firman Tuhan
Beragam tanggapan dituliskan masyarakat terkait alasan para santri menutup kuping yang diduga karena tak ingin mendengarkan musik
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Viralnya video puluhan santri tengah menutup kuping ketika tengah menunggu giliran vaksinasi covid-19 menuai sorotan masyarakat.
Video berdurasi berdurasi 23 detik itu pun beredar luas dan viral di media sosial.
Beragam tanggapan dituliskan masyarakat terkait alasan para santri menutup kuping yang diduga karena tak ingin mendengarkan musik yang disetel penyelenggara vaksin.
"Masya Allah santri kami sedang antre untuk vaksin, Qodarullah.. di tempat vaksin ini ada musik, maka lihat para santri menutup kuping mereka agar kuping mereka tidak mendengar musik ini," ungkap seorang perekam video.
Baca juga: Pemprov DKI Pastikan Rencana Gelaran Formula E Jalan Terus, Duit Komitmen segera Dilunasi
Baca juga: Jokowi Disentil karena Hartanya Naik Rp8 M saat Pandemi, Faldo Pasang Badan,Sebut Kenaikan Itu Wajar
Video pun diunggah ulang oleh akun Twitter @David_Wijaya03 pada Minggu (12/9/2021) malam.
Dalam postingannya, David menyebut sikap para santri tersebut sangat berlebihan.
Baca juga: Bakal Wariskan Gugatan Internasional Disebut Denny Siregar Jadi Alasan Anies Ngotot Gelar Formula E
Baca juga: Gus Miftah Tertawakan Pengamat yang Sebut Belajar Bahasa Arab Jadi Ciri Teroris, Disebutnya Aneh
Menurutnya, aksi para santri itu tak berbeda dengan Taliban, ISIS, Al Qaeda dan Wahabi Takfiri.
"Ada yang tahu ini dari santri mana? Lebay banget sampai menutup kupingnya. Indoktrinasi mengharamkan musik ini gak beda jauh dengan Taliban, ISIS, Al Qaeda & Wahabi Takfiri," tulis David dalam postingannya pada Minggu (12/9/2021).
Sejumlah warganet lain malah ada yang menyebut tindakan para santri itu radikal.
Selain itu, Deddy Corbuzier dan Diaz Hendropriyono, politisi yang sedang menjabat sebagai Staf Khusus Presiden, tengah menuai sorotan lantaran berkomentar soal video para santri penghafal Al Quran yang sedang antret vaksin.
Baca juga: Begini Gaya Anies Baswedan Puji Balik Gibran, Singgung Kepemimpinan Putra Jokowi saat Hadapi Pandemi
Lewat video para santri menghafal Al Quran yang diunggah pada Senin (13/9/2021) itu Diaz menyebut para santri itu mendapatkan pendidikan yang salah.
"Sementara itu.. Kasihan dari kecil sudah diberikan pendidikan yang salah. There's nothing wrong to have a bit of fun! " tulis Diaz Hendropriyono sebagai caption.
Dari unggahan itu pula, Deddy Corbuzier turut nimbrung dan berkomentar.
"Mungkin mereka lagi pakai airpod. Terganggu.. ye kaann," imbuh Deddy Corbuzier menambahi komentar untuk video para santri tersebut.
Sementara itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring menyayangkan adanya bullying terhadap para santri dalam video itu.
Baca juga: Prasojo Tercengang Heran Saksikan Ratusan Burung Pipit Berjatuhan dan Mati secara Misterius
Ia menjelaskan, dalam menghafal Alquran, seorang santri membutuhkan konsentrasi tinggi.
Bahkan, dia tidak memungkiri, guru melarang santri mendengarkan musik atau menonton film agar santri bisa berkonsentrasi menghafal Alquran.
"Seorang penghafal Al-Qur'an (hafidz) cerita, pernah sekali nonton film Kungfu, akibatnya hafalannya hilang 1 juz. Menghafal Al-Qur'an itu butuh perhatian dan konsentrasi tinggi," tulisnya di Twitter, Rabu (15/9/2021).
Tifatul meminta kepada pihak yang disebutnya buzzer, agar minimal menghormati firman Tuhan meskipun mereka tidak mengerti apa tujuan santri penghafal Alquran itu menutup telinga.
"Meski buzzeRp nggak ngerti, paling tdk hormati pemelihara Firman Allah swt," imbuhnya
Tanggapan Gus Nadir
Dosen Fakultas Hukum Universitas Monash itu pun mengingatkan agar netizen tidak serta merta menyebut para santri serupa dengan Taliban, ISIS, Al Qaeda dan Wahabi Takfiri.
Baca juga: Cara Duduk Ustaz Abdul Somad Bikin Salah Fokus, Satu Kakinya Diangkat Ketika Duduk di Atas Kursi
Baca juga: Kekayaan Naik Rp8,9 Miliar, Roy Suryo Minta Jokowi Bagikan Kiat Sukses: Ekonomi Kita Meroket Beneran
Hal tersebut disampaikan pria yang akrab disapa Gus Nadir itu lewat status Twitternya @na_dirs; pada Selasa (14/9/2021).
"Gak harus buru2 dianggap kayak Taliban. Hukumnya mendengarkan musik itu ada ulama yg blg haram, dan ada yg bolehin. Kita hormati saja. Bagi yg bilang boleh, alasannya ada di gambar: Syekh Yusuf Qaradhawi, Kitab Nailul Awthar dan al-Fiqhul Islami Syekh Wahbah," tulis Gus Nadir.
Bagi mereka yang menyebut mendengarkan musik adalah harap karena musik dinilai dapat membuat hilang hafalan Al Quran.
"Ulama yg bilang haram juga punya dasar rujukan. Pada titik ini ya kita saling hormat saja thd pilihan yg berbeda," tulis Gus Nadir.
"Bagi yg bilang haram, mendengarkannya dianggap berdosa & bisa membuat hafalan Quran menjadi lupa. Bagi yg blg boleh, mendengarkan musik dapat melalaikan utk murajaah," jelasnya.
Oleh karena itu, sikap yang ditunjukkan para santri menurutnya sangat bagus.
Mereka yang tak mau mendengarkan musik hanya cukup menutup telinga, tak memaksa penyelenggara vaksinasi covid-19 untuk mematikan musik.
"Karena hafalan memang mesti dijaga dan diulang2 terus. Jadi belum tentu semua santri yg gak mau dengar musik karena sdg menghafal Quran itu akibat menganggap musik haram," jelas Gus Nadir.
"Sikap para santri di video yg menutup telinganya itu bagus. Mereka tdk ngamuk atau memaksa musik dimatikan," jelasnya.
Sikap tersebut menurut Gus Nadir mencerminkan besarnya tolerasi pata santri terhadap perbedaan pemahaman tentang musik.
Sehingga, aksi mereka yang dikaitkan dengan paham Islam garis keras menurutnya sangat tidak tepat.
"Justru disana terlihat toleransi ustad dan santri utk memilih menutup telinga & menjaga diri ketimbang memaksakan paham mereka dg cara kekerasan," jelas Gus Nadir.
"Bukankah esensi toleransi ada di sana? Jadi jangan buru2 mengaitkan mereka dg paham Islam garis keras hanya krn mrk berbeda pemahaman," tegasnya.