Berita Regional
VIRAL, Jekklip Nikahi 2 Gadis dalam Sepekan, Begini Rahasia Pemuda Sumsel Ini Taklukkan Hati Wanita
Pernikahan pemuda bernama Jekklip dengan Linda Herlina (20 tahun) dan Vivin (19 tahun) menjadi perhatian publik.
"Iya benar, (untuk cerita lengkapnya) saya belum tahu, saya masih di mobil ini mau balik ke dusun," kata Amir Wahid saat dikonfirmasi Tribunsumsel.com, Jumat (10/9/2021) sore.
Sekretaris Desa bernama Wildan Hakim, juga membenarkan adanya seorang pria yang menikahi dua wanita di desanya tersebut.
"Iya benar, tapi baru akad saja tadi, pesta pernikahannya belum. Kabarnya pestanya sekitar bulan dua (Februari) tahun depan (2022)," katanya.
Baca juga: Duel Berdarah Pasutri Akibat Tuduhan Selingkuh, Istri Berhasil Rebut Parang dan Tewaskan Sang Suami
Komentar akademisi sosial
Pernikahan pemuda bernama Jekklip, warga Kecamatan Saling, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan (Sumsel) mendadak jadi perbincangan publik.
Sebab pria 24 tahun itu dalam waktu seminggu menikahi dua wanita yakni Linda Herlina (20 tahun) dan Vivin (19 tahun).
Kabar pernikahan tersebut beredar luas di sosial media dan menjadi perbincangan hangat netizen.
Banyak yang justru mempertanyakan alasan sang mempelai perempuan bersedia saling berbagi suami dikarenakan keputusan itu dianggap tabu dimasa sekarang ini.
Terkait hal tersebut, pengamat sosial dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah (RF) Palembang, Prof Dr Abdullah Idi M.Ed memberikan tanggapannya.
Guru Besar sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN RF ini mengungkapkan, pada dasarnya perempuan lebih cenderung mengedepankan perasaan atau emosional dalam berpikir atau memutuskan sesuatu.
Baca juga: SADIS! Dari Jarak Dekat Pebinor di Surabaya Tembak Suami Selingkuhannya, Korban Pura-pura Tewas
Sedangkan laki-laki lebih mengedepankan rasionalitas atau logika.
"Jadi bisa saja keputusan berbagi pasangan ini diambil karena pihak perempuannya lemah secara emosional," ujarnya, Kamis (9/9/2021).
Lanjut dikatakan, masih ada berbagi faktor lain yang bisa saja menjadikan perempuan rela untuk berbagi pasangannya.
Mulai dari ekonomi hingga tekanan sosial dapat memicu terjadinya hal tersebut.
"Ya, ketakutan akan adanya tekanan sosial dari masyarakat terkait sesuatu hal juga bisa mempengaruhi psikologi dan emosional seseorang khususnya perempuan," ungkap dia.