Identifikasi Jenazah Korban Kebakaran Lapas Tangerang, RS Polri Buka Posko Antemortem

Pihak RS Polri membuka posko antemortem atau posko pengumpulan informasi data diri korban sebelum meninggal dunia

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Budi Sam Law Malau
Warta Kota/ Miftahul Munir
Suasana RS Polri Kramat Jati Rabu (8/9/2021). 

Antemortem sendiri adalah data diri korban sebelum meninggal dunia. Data-data sebelum korban meninggal atau antemortem ini didapatkan dari keluarga terdekatnya.

Pengumpulan data antemortem biasanya dilakukan lewat dua metode, yaitu metode sederhana dan metode ilmiah.

Metode sederhana dilakukan dengan mengidentifikasi fisik, perhiasan dan pakaian yang dipakai sebelumnya, serta foto dokumentasi.

Metode lainnya adalah metode ilmiah yang menyangkut sidik jari, rekam medis, serologi (pemeriksaan cairan tubuh seperti darah, air mani, air liur, keringat, dan kotoran di tempat kejadian perkara), odontologi (gigi), antropologi, biologi (termasuk tanda lahir atau cacat).

Untuk mendapatkan sidik jari antemortem, sidik jari ini didapatkan dari data pribadi sebelumnya misalnya, ijazah, SIM, akta kelahiran dan lainnya.

Sedangkan untuk data perhiasan dan pakaian yang digunakan saat kejadian bisa didapatkan dengan foto-foto yang mungkin sebelumnya dikirim korban kepada keluarga.

Di zaman sekarang, kebanyakan orang sekarang ini sering berfoto selfie dan mengunggahnya ke media sosial.

Keterangan lain yang dibutuhkan tim medis adalah ciri-ciri fisik dari para penumpang.

Diantaranya berupa umur, tinggi badan, jenis kelamin, rambut, bentuk wajah, tanda lahir, tahi lalat jika ada, dan penjelasan mengenai rekam medis.

Jika identifikasi antemortem tak bisa dilakukan dengan metode sederhana, maka metode ilmiah bisa dilakukan. Misalnya dengan pengambilan DNA. DNA antemortem bisa diambil dari keluarga kandung terdekat, misalnya ayah, ibu, adik atau kakak.

Salah satu metode antemortem yang dilakukan oleh DVI adalah dengan identifikasi ortodontologi atau gigi geligi. Identifikasi bisa dilakukan dengan menggunakan foto-foto korban yang sedang tersenyum sehingga terlihat gigi geliginya.

Pemeriksaan ordontologi yang lebih mendalam bisa dilakukan dengan catatan data atau rekam medis gigi. Sayang, belum semua orang memiliki data medis catatan gigi lengkap.

Padahal, proses identifikasi lewat pengenalan gigi ini adalah cara yang paling mungkin dilakukan, terutama jika korban meninggal terbakar dan sudah tak bisa lagi dikenali secara fisik.

Gigi memegang peranan penting dalam setiap identifikasi karena dibanding seluruh bagian tubuh manusia, gigi adalah bagian terkeras dan tak mudah hancur, sekalipun terbakar.

Setelah pengumpulan data antemortem ini lengkap, maka data ini akan dicocokkan dengan data tubuh asli korban saat ditemukan atau postmortem. Proses pencocokan data antemortem dan postmortem ini, secara ilmiah dapat mengidentifikasi korban dengan akurat.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved