Berita Nasional

Rakyat Makin Sulit Kritik Pemerintah, FH Turun Gunung Desak Oposisi di DPR RI Jangan Plonga-plongo

Fahri mengingatkan kepada para anggota DPR RI, khususnya dari pihak oposisi agar makin lantang menyuarakan aspirasi rakyat.

Editor: Feryanto Hadi
Tribunnews/Irwan Rismawan
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah menyentil keras pihak oposisi yang dianggapnya kurang greget dalam melawan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat.

Fahri menilai, oposisi saat ini lebih banyak membuat gaduh di media sosial, sama seperti yang dilakukan warganet lainnya.

Fahri bahkan menyentil para legislator di DPR RI dari partai oposisi dengan sebutan plonga-plongo.

"Oposisi gaya doang, andalannya media sosial, lah apa guna suara rakyat yang ada pada kalian? Nanti bilang “kami minoritas, kalah voting”, yah minta mayoritas mau berapa pemilu lagi? Maunya besar tanpa ide akhirnya minta suara lagi. Sudah gak berani, gak ngerti, Gak kreatif juga!" tulis Fahri Hamzah di Twitter, dikutip pada Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Tuding Anies Bermanuver Agar Interpelasi Tak Terlaksana, Tsamara Amany: Mengapa Takut, Pak Gubernur?

Padahal, kata dia, suara lantang juga seharusnya bisa disampaikan melalui perwakilan mereka di DPR RI.

"Trus kita yang belum dapat mandat rakyat ini dipersalahkan karena gak oposisi, lah caranya gimana?. Pertama caranya gimana, kedua akibatnya siapa yang tanggung sementara kalian yang digaji besar-besar dengan kekebalan kok adem ayem? Mana suara kalian? Mana gebrakan yang menggetarkan?" tanya Fahri.

Baca juga: Rocky Gerung Sebut Ketum Parpol Koalisi Terpapar Ngabalinisasi, Ngabalin Geram: Profesor Abal-abal

Fahri menyebutkan, peran oposisi dalam pemerintahan sangat diperlukan sebagai kontrol.

Hanya saja, belakangan dirasakan begitu sulit rakyat menyampaikan kritik kepada pemerintah.

Maka dari itu, apabila masyarakat merasa sulit memberikan masukan atau kritik kepada pemerintah, Fahri menganggap peran wakil rakyat dari pihak oposisi harus dimaksimalkan.

"Ketika media massa, media sosial sampai mural bisa dihentikan, harusnya hak bertanya anggota @DPR_RI tidak bisa dihentikan oleh siapapun. Satu mulut anggota @DPR_RI
saja bisa bikin banyak berita apalagi satu fraksi atau partai. Masalahnya mereka juga bingung mau bicara apa?" tanya Fahri.

Baca juga: Wacana Amandemen UUD Mengemuka, PKS Tolak Keras Jika Niatnya Memperpanjang Masa Jabatan Presiden

"Sekarang, ketika semua terasa di-hapus dan di-takedown, maka semua nampak bisa dihentikan. Tapi parpol di @DPR_RI tidak sadar bahwa konstitusi menjamin adanya fungsi oposisi dan pengawasan. Bahwa ada yg tidak bisa dihentikan yaitu mulut anggota @DPR_RI yang dijaga imunitasnya," ungkapnya.

Fahri pun menganggap, saat ini para politisi dari pihak oposisi tidak tahu bagaimana menjadi seorang oposan.

"Jadi, Banyak partai yang tidak tau cara oposisi dalam presidensiil. Bicara “kami oposisi” tapi faktanya parlemen kita sepi dari orang cerewet. Kalau @DPR_RI sepi artinya sesungguhnya oposisi sudah tidak ada. Hanya dengan mengembalikan #DaulatRakyat maka oposisi tegak," ungkapnya.

Padahal, kata dia, seorang anggota DPR punya hak imunitas dan bisa lebih 'aman' ketika memberikan kritikan kepada pemerintah karena melalui forum resmi.

"Jadi oposisi, punya imunitas, tanpa keberanian berbeda secara subtantif dan tanpa keberanian menggunakan hak-hak yang melekat, hanyalah omong kosong. Oposisi pencitraan seperti ini gak ada gunanya. Karena ujungnya selalu kompromi. Kita Rakyat ditinggal sendiri," ungkapnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved