Kisah Inspiratif

Duwi Wahyuni, Sosok Muda yang Berdayakan Perempuan Lewat Produk Skincare-nya, Berawal dari Uang Saku

Bidan Yuni – begitu ia biasa disapa – awalnya hanya hobi dengan produk skincare dan tak langsung mendirikan brand BD Yuni Esteticare.

Istimewa
Duwi Wahyuni, pemilik brand BD Yuni Esteticare dan Bderma Beauty serta Klinik Bderma Beauty mengawali bisnis skincare-nya dengan modal dari menyisihkan uang sakunya. 

Apalagi sejauh ini banyak orang yang terbantu dari bisnisnya. Dengan adanya program reseller dan agen yang Yuni ciptakan, rupanya berdampak pada terbukanya lapangan kerja dan bisa memberdayakan perempuan.

Saat ini Yuni sudah punya 46 reseller di seluruh Indonesia dan tiga agen di Jakarta, Surabaya, dan Berau.

 “Dan itu semua perempuan dan mereka sudah merasakan manfaatnya. Sampai-sampai ada yang bisa beli rumah dari sana,” kata Yuni, terharu.

Baca juga: Didukung Kemasan Group, Trinseo Kembali Gelar Program Kelola dan Daur Ulang Sampah Berkelanjutan

Tak sekadar laku

Lebih dalam, ia menjelaskan bahwa bisnis skincare tak hanya menjual produk agar laku dan untung tapi bagaimana para konsumen bisa repeat order. Oleh karenanya, ia selalu mementingkan kualitas pada produknya.

 “Nah, kalau dicek produk saya itu saya hanya pakai produk premium dan aman. Agar hasilnya bagus. Dan konsumen puas lalu repeat order lagi yang akhirnya reseller-agen senang. Inilah yang membuat BD Yuni Esteticare berkembang saat ini, dan bahkan menopang semua bisnis-bisnis lain yang ada sekarang,” kata Yuni yang baru saja me-launching bisnis coffee shop yang bernama Success Coffee ini.

Baca juga: Hadiah Suzuki Ignis dari Ichitan WhatsApp-an Diraih Pejuang Tenaga Kesehatan Asal Sukajaya Bogor

Dan di tengah kondisi pandemi saat ini, ia mengaku tetap optimis produknya, yaitu BD Yuni Esteticare dan Bderma Beauty, bakal diterima baik masyarakat Samarinda dan masyarakat Indonesia.

Itu karena produk skincare sudah jadi barang pokok bagi para wanita dan demand-nya tidak berkurang. Hanya saja cara transaksinya berubah menjadi online dan strategi marketingnya juga harus difokuskan ke digital.

“Saya optimis. Karena saya lihat yang berubah cara membelinya saja yang menjadi online. Dulu, di awal pandemi memang penjualan sempat turun sampai 50%. Tapi, kalau sekarang, alhamdulillah, sudah stabil,” tuturnya. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved