Siswa dan Orang Tua Sama-sama Antusias Sambut Pembelajaran Tatap Muka di SDN 01 Kalideres
Orang tua dan siswa sama-sama antusias menyambut hari pertama pembelajaran tatap muka di SDN 01 Kalideres, Jakarta Barat.
Penulis: Gilbert Sem Sandro |
Di dalam ruangan kelas, meja setiap siswa diberi jarak sekitar satu meter. Para siswa dan guru yang mengajar, terlihat memakai masker dan bahkan diantaranya memakai makser lapis disertai face shield.
Pada lorong kelas terlihat tumpukan bangku dan meja yang dikeluarkan dari dalam kelas.
Bangku dan meja tersebut dikeluarkan, untuk menghindari anak-anak mengobrol antara satu sama lain, serta mencegah mereka berkerumun pada satu titik tertentu.
Baca juga: PTM Mulai Akhir Agustus 2021. Nahdiana: Perserta Didik PAUD dan SLB Perlu Pendampingan Orangtua
Di luar gerbang sekolah, terlihat beberapa orang tua siswa menunggu putera-puteri mereka yang sedang melakukan belajar tatap muka untuk pertama kalinya.
Orang tua siswa yang umumnya adalah ibu-ibu rumah tangga tersebut menyambut baik keputusan belajar tatap muka yang kembali di terapkan pemerintah.
Para orang tua itu bersyukur bisa kembali melihat semangat anaknya untuk belajar kembali tinggi.
Baca juga: KPAI Desak Pemerintah Perhatikan Kebutuhan Murid saat PTM Terselenggara
Contohnya ketika pagi hari tadi, ketika sang anak baru saja bangun tidur langsung bergegas untuk berangkat sekolah, dengan langsung cepat mengenakan seragam sekolahnya.
"Alhamdulillah senang bisa liat anak semangat lagi buat sekolah, tadi pagi aja buru-buru langsung mau pakai seragam sekolah," ujar salah seorang ibu dari murid SDN 01 Kalideres.
Mereka berharap PTM dapat cepat kembali seperti semula, karena mereka cukup mengalami kesulitan mengajari materi pembelajaran sang anak, ketika belajar di rumah.
Baca juga: Pemerintah Provinsi Jawa Barat Sudah Perbolehkan PTM di Sekolah, Ini Alasannya
"Semoga bisa cepat kembali normal lagi belajar di sekolah. soalnya kita juga kesulitan ngajarin mereka dirumah, abis jujur aja saya tidak mengerti tentang tugas mereka, bingung jadinya ngajarinnya," pungkasnya.
"Selain itu, kalau sekolah bisa normal kan lumayan mengirit pengeluaran. Soalnya selama ini pengeluaran jadi double, karena harus beli kuota, mana cepat banget habis kuotanya kalau baru dibeli," tutur para orang tua siswa secara bergantian.