Efek Samping Vaksin Covid-19 Moderna Terasa Lebih Berat, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Banyak warga menilai vaksinasi Covid-19 dengan vaksin Moderna efek sampingnya lebih terasa, bagaimana cara mengatasinya?

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico |
Warta Kota/Ikhwana Mutuah Mico
Vaksinasi Covid-19 massal dengan vaksin Moderna di RS Sari Asih, Selasa (24/8/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, CIPUTAT - Saat ini Dinas Kesehatan Tangerang Selatan (Tangsel) telah mendistribusikan jenis vaksin Moderna pada program vaksinasi masyarakat umum. 

Vaksin jenis ini merupakan vaksin Covid-19 berbasis mRNA yang dibuat oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat.

Sebelumnya, di Tangsel sendiri jenis vaksin ini hanya dibatasi sebagai vaksin ketiga atau booster untuk tenaga kesehatan di Tangsel. 

Baca juga: Tak Hanya Untuk Nakes, Pemkot Tangsel Kini Distrihusikan Jenis Vaksin Moderna Untuk Masyarakat Umum

Dokter Fitriyati Irviana yang juga PIC Vaksinator Covid 19 RS Sari Asih Ciputat menjelaskan perbedaan vaksin jenis Sinovac dengan vaksin jenis Moderna kepada Wartakota.

Setiap jenis vaksin pastinya memiliki perbedaan.

Vaksin jenis Sinovac merupakan vaksin Inaktif.

Baca juga: Warga Kabupaten Bekasi Mulai Disuntik Vaksin Moderna untuk Vaksinasi Covid-19, Sedia 25.000 Dosis

Jadi virus yang hidup dimatikan.

Untuk vaksin jenis Moderna dibuat dari genetik virusnya sendiri.

Unsur yang digunakan berbeda dan efek sampingnya juga berbeda.

"Vaksin Sinovac itu kan vaksin inaktif, jadi kuman yang hidup dimatikan. Vaksin moderna ini kan jenis vaksin yang memang dari genetik virusnya sendiri. Jadi memang unsur vaksinnya beda, kemudian juga efek sampingnya," ungkapnya kepada Wartakota di RS Sari Asih, Ciputat, Tangsel, Selasa (24/8/2021).

Baca juga: Masyarakat Umum Sudah Bisa Dapat Vaksin Moderna di Jakarta, Begini Cara dan Syaratnya

Ia menjelaskan, pemberian vaksinasi menggunakan jenis Moderna di Tangsel bukan karena vaksin jenis Sinovac telah habis.

Namun karena suplay yang diberikan saat ini memang sedang menggunakan jenis Moderna.

Vaksin Inaktif pada dasarnya lebih kalem untuk Kejadian Pascavaksin (KP) sehingga efeknya tak terlalu berat.

Ada efek seperti demam namun tak semua.

Baca juga: Pasien Autoimun di Jakarta Barat Kini Dapat Vaksin Moderna, Cek Syaratnya

Untuk Vaksin jenis Moderna KP lebih terasa seperti muncul demam, pegal, nyeri, bengkak di lokasi suntik, dan yang terparah bisa terjadi gangguan di otot jantung.

"Makanya untuk vaksin ini kita hati-hati sekali. Sebaiknya peserta tidak melakukan olahraga berat pascavaksin selama seminggu," jelasnya.

Biasanya vaksinator akan memberikan saran untuk meminum Paracetamol setelah mengikuti Vaksin, hal ini agar mengurangi KP yang terjadi.

Baca juga: Pasien Autoimun di Jakarta Barat Kini Dapat Vaksin Moderna, Cek Syaratnya

Jika menggunakan Moderna, pasti akan ada demam, pegal di lokasi penyuntikan.

Namun gejalanya akan berbeda-beda di tiap orangnya.

"Jadi kalau bengkak kita sarankan untuk dikompres es. Tapi kalau demam atau pegal-pegal, kita anjurkan minum Paracetamol. Biasanya sehari setelah vaksin tuh kita anjurkan untuk tak beraktivitas berat," tuturnya.

Baca juga: Vaksin Moderna Disalurkan ke DKI Sebanyak 120.000 Dosis untuk Masyarakat Umum,Ini Syarat Dapatkannya

Mereka yang merasakan KP dengan gejala yang diterangkan sebelumnya, sebaiknya beristirahat. 

Diingatkan untuk tidak berolah raga berat sampai berkeringat banyak.

Sebab, aktivitas berat akan dapat menyebabkan gangguan pada otot jantung. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved