Berita Jakarta

Tingkat Peredaran Narkoba Meningkat Selama Pandemi Covid-19, Berikut Penyebabnya Menurut Kepala BNNP

Berikut ini yang menjadi penyebab peredaran narkoba meningkat di Indonesia di masa pandemi Covid-19.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: PanjiBaskhara
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Ilustrasi: Ini yang menjadi penyebab peredaran narkoba meningkat di Indonesia di masa pandemi Covid-19. 

WARTAKOTALIVE.COM, KRAMAT JATI - Kini, tingkat peredaran narkoba meningkat di masa pandemi Covid-19.

Penyebab peredaran narkotika meningkat ini dijelaskan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Komjen Petrus Reinhard Golose.

Diakui Petrus Reinhard Golose, selama pandemi Covid-19 saat ini terjadi kenaikan peredaran narkoba di Indonesia.

Namun demikian, Petrus tidak menyebutkan angka kenaikan peredaran narkoba dari 2020 sampai 2021.

Baca juga: Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Ajukan Assessment Rehabilitasi, Merasa Hanya Korban Peredaran Narkoba

Baca juga: Cegah Peredaran Narkotika, 19 Napi Kategori Bandar Narkoba Lapas Cipinang Dikirim ke Nusakambangan

Baca juga: Lagi Narkoba Jenis Ganja Ditemukan di Depok, Warga Mulai Khawatir Jadi Sarang Narkoba

Karena itu akan disampaikan pada akhir tahun nanti ketika BNN tutup catatan buku.

Sedangkan pada tahun 2017 sampai 2019 lalu, terjadi peningkatan peredaran narkoba 0,06 persen.

Petrus menerangkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan peredaran narkoba di Indonesia.

Pertama karena tingkat kesetresan masyarakat selama bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

"Mereka pikir dengan menggunakan narkotika bisa mengurangi tingkat kesetresan," kata dia, Kamis (19/8/2021).

Padahal para pengguna ini sangat membahayakan diri sendiri apabila mengonsumsi terus menerus.

Belum lagi, para pengguna narkoba ini menjadi target sasaran aparat kepolisian dan BNN.

"Merela akan mendapat efek stimulan atau kesenangan, ketenangan diri," ujar dia.

Kedua karena para bandar ini merasa di kasa pandemi Covid-19 Indonesia lemah dari pengawasan perederan narkoba.

Ternyata aparat Kepolisian dan BNN tidak pernah lengah apalagi mengendorkan anggotanya untuk melemahkan pengawasan.

Selama pandemi, kata Petrus pihaknya tetap melakukan pengungkapan narkoba dalam jumlah besar.

"Jadi kami tetap melakukan pengungkapan dalam kondisi apapun termasik pandemi Covid-19 seperti saat ini," jelas dia.

Petrus menambahkan, banyaknya permintaan narkoba membuat para bandar sering pakai modus berubah-ubah.

Misalnya pengiriman menggunakan mobil yang isinya adalah kebutuhan masyarakat.

"Seperti mengkamuflase dengan sayur mayur, kemudian ada juga logistik lainnya," ucap dia.

Sebelumnya, Tersangka narkotika jenis sabu seberat 324,3 Kg dari Thailand ke Aceh bertransaksi di tengah laut.

Hal ini agar para pelaku tidak terciduk aparay Kepolisian atau Badan Narkotika Nasional (BNN).

Deputi Pemberantas BNN, Irjen Pol Arman Depari mengatakan, barang haram ini dikirm dari Thailand, transit di Laos dan Myanmar lalu ke Indonesia melalui Aceh.

"Kita harus tetap waspada, karena sindikat bandar narkoba tidak berhenti memasuk ke berbagai Negara," ucapnya, Kamis (19/8/2021).

Warga Khawatir, Depok Jadi Sarang Narkoba

Lagi narkoba jenis ganja ditemukan di Depok, warga mulai khawatir jadi sarang narkoba.

Warga Cilangkap, Kecamatan Tapos, Depok menemukan paket ganja sintetis di kebun pisang di RT01/RW17, Kamis (19/8/2021).

Penemuan narkoba jenis ganja ini diprediksi yang ketiga sejak Februari 2021.

Sebelumnya Polres Metro Jakarta Barat membongkar penyelundupan 100 kg ganja di Depok.

Hal tersebut disampaikan Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Ady Wibowo.

Selanjutnya pada Juli kemarin Rumah Tahanan (Rutan) Kelas 1 Depok berhasil menggagalkan pengiriman paket narkotika berupa ganja ke dalam Rutan.

Ditahun sebelumnya atau pada Januari 2020 warga Gang Bungur, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, menemukan puluhan kilogram ganja saat sedang membersihkan sisa bekas banjir.

Warga Kampung Cilangkap, Asnawi, mengatakan, saat melewati kebun pisang, ia melihat dua bungkusan yang mencurigakan.

Bungkusan tersebut berisikan mirip tembakau.

Ada bungkus yang berukuran besar dan kecil.

"Saya melihat bungkusan itu berserakan. Ada beberapa bungkusan. Saya tidak tahu kalau ada penangkapan pengedar ganja. Memang saya dengar juga itu. Apa ini barangnya," kata Asnawi.

Setelah berkoordinasi Ketua RT, dua bungkus paket ganja itu kemudian diserahkan ke Babinkamtibmas Cilangkap dan Kanit Narkoba Polsek Cimanggis guna penyilidikan lebih lanjut.

Sementara itu, sejumlah warga Depok khawatir atas penemuan narkoba jenis ganja tersebut.

Mereka khawatir pengguna ganja tersebut ada para remaja.

"Saya khawatir atas penemuan ini menandakan Depok jadi sarang narkoba. Kami khawatir para remaja yang menjadi sasaran di tengah pandemi ini. Mudah-mudahan tidak yah," ujar Ika ibu rumah tangga di Cipayung, Depok.

Hal senada disampaikan Wati.

Ibu rumah tangga di Kalimulya, Sukmajaya itu khawatir Depok jadi sasaran pengedar ganja.

Sebab itu, ia meminta para pengedar narkoba untuk dibumihanguskan.

"Narkoba itu lebih bahaya dari kejahatan lainnya. Makanya saya minta polisi membumihanguskan para produsen dan pengedar ganja," tandasnya.

(Wartakotalive.com/M26/Kompas.tv.com/Hidayatul Mulyadi)

Sebagian berita ini telah tayang di Kompas.tv.com dengan judul Warga Tapos Depok Temukan 2 Paket Ganja di Kebun Pisang

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved