Berita Nasional
Soroti Warga Afganistan yang Kabur, Dosen UI: Mereka Pendukung dan Buzzer Rezim yang Ketakutan
Ronnie H. Rusli menyebut, warga yang kabur tersebut hanya sebagian kecil dari warga Afganistan yang justru memberikan dukungan kepada Taliban.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Dosen Universitas Indonesia sekaligus pejabat di Kemenko Maritim, Ronnie H. Rusli, menyoroti kaburnya sejumlah penduduk Kota Kabul, setelah Taliban menguasai Ibu Kota Afganistan itu.
Dalam sejumlah tayangan video yang beredar, mereka berlarian menuju ke bandara setempat dan berebut untuk menaiki pesawat milik Amerika Serikat.
Ronnie H. Rusli menyebut, warga yang kabur tersebut hanya sebagian kecil dari warga Afganistan yang justru memberikan dukungan kepada Taliban.
Baca juga: Erick Thohir Angkat Tokoh GP Ansor Rahmat Hidayat Pulungan Jadi Komisaris di Kimia Farma
Baca juga: Hasil Amatan Ferdinand, Tokoh dan Siapa Saja yang Dukung Taliban Wajahnya Aneh dengan Aura Negatif
Mereka yang lari, dikatakan Ronnie, adalah warga yang selama ini mendukung rezim bentukan Amerika Serikat.
"Kalau liat contoh yang terjadi di Afghanistan, apa yang kurang coba? ada AB Amerika, Tentara-Polisi Rezim & juga Buzzernya. Itulah jumlah Buzzer Rezim mereka yang lari ke Airport (Dibawa pesawat militer C17 Transport). Sisa rakyat Afghanistan yang tidak lari itulah yang mendukung Taliban dari dulu," tulisnya di Twitter pribadinya, Kamis (19/8/2021).
Dia juga mengungkapkan, para warga yang kabur merasa ketakutan dengan para pasukan Taliban.
Padahal, kata dia, ketika prajurit Taliban masuk ke Kabul, tidak ada kekerasan atau menembaki rakyat yang selama ini pro kepada rezim bentukan Amerika Serikat.
Baca juga: Para Petinggi PSSI Tercengang saat Anies Baswedan Bicara Meritokrasi Tulen Sepakbola Brazil
"Saat Taliban masuk Kabul tidak ada tembakan atau menembak rakyat yang tdk lari di Ibu kota. Yang lari itulah pendukung Rezim yang Presidennya duluan lari dan Buzzernya juga ikut lari dibawa naik pesawat C17 yang kita liat di TV. Jangan di balik Buzzer kabur sendiri ketakutan Taliban," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan sebuah foto viral menunjukkan lebih dari 600 warga Afganistan duduk di lantai kabin pesawat militer Amerika Serikat (AS) yang mengudara dari Kabul.
Situasi tidak biasa ini menjadi bagian dari upaya evakuasi dramatis setelah Afganistan dikuasai kelompok Taliban.
Seperti dilansir AFP, Selasa (17/8/2021), foto yang viral di media sosial itu didapatkan dan diunggah oleh situs berita militer terkemuka, Defense One.
Baca juga: VIDEO Pencari Suaka Politik Asal Afganistan Terpapar Covid-19, Dirujuk ke Wisma Atlet
Foto tersebut menunjukkan situasi luar biasa di dalam sebuah pesawat transpor jenis C-17 milik Angkatan Udara AS.
Militer AS menyebut ada sekitar 640 warga Afganistan di dalam pesawat militer tersebut, yang terdiri atas pria, wanita, anak-anak dan warga lanjut usia.
Mereka tampak duduk saling berdesakan di lantai kabin pesawat kargo raksasa tersebut.

Menurut laporan Defense One, penerbangan yang berangkat dari bandara Kabul pada Minggu (15/8) malam waktu setempat itu merupakan salah satu penerbangan evakuasi yang disetujui oleh otoritas AS.
Namun dituturkan seorang pejabat AS kepada Defense One bahwa jumlah penumpang yang sangat banyak untuk satu penerbangan itu tidak direncanakan.
Baca juga: Pramono Anung Mengaku Bercanda Larang Jokowi Berkunjung ke Kediri, ke Afganistan Saja Berani
Disebutkan pejabat AS itu bahwa banyak warga yang nekat memanjat dan masuk ke dalam pesawat saat pintu besar di bagian belakang setengah terbuka.
“Para awak mengambil keputusan untuk berangkat (daripada memaksa mereka keluar),” sebut pejabat AS yang enggan disebut namanya itu.
Situasi ini terjadi beberapa jam setelah Taliban menguasai Kabul dengan para petempurnya membanjiri jalanan ibu kota Afganistan, yang membuat warga setempat yang panik berdatangan ke bandara untuk mencari penerbangan keluar dari negara tersebut.
“Jumlah penumpang yang luar biasa tinggi di dalam pesawat ini… merupakan dampak dari situasi keamanan dinamis yang membutuhkan pengambil keputusan secara cepat oleh para awak,” ucap juru bicara Komando Pusat AS, Karen Roxberry, dalam pernyataannya.