Berita Nasional

Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,5 persen di 2022, Pengamat: Realistisnya di Bawah 5 Persen

Asumsi tersebut berdasarkan pada kebijakan reformasi struktural serta memperhitungkan dinamika  pandemi Covid-19 di Indonesia.

Editor: Feryanto Hadi
Biro Pers Setpres
Presiden Joko Widodo . 

WARTAKOTALIVE.COM,  JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 pada kisaran 5 - 5,5 persen.

Asumsi tersebut berdasarkan pada kebijakan reformasi struktural serta memperhitungkan dinamika  pandemi Covid-19 di Indonesia.

Merespon hal tersebut, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, angka tersebut dinilainya masih terlalu optimis.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Melesat 7,07 persen, Menteri Airlangga Dinilai Punya Peran Penting

Menurutnya, ketidakpastian akibat pandemi di Indonesia masih tinggi.

Kasus per minggu dan angka kematian masih tinggi, dan ini menjadi tantangan untuk negara.

“Ketidakpastian di 2022 masih tinggi sehingga target ini (pertumbuhan ekonomi 5-5,5 persen) menurut saya target itu terlalu optimis dan pastinya kurang realistis dengan angka ini,” ucap Eko dalam diskusi secara virtual, Selasa (17/8/2021).

“Ini (target pertumbuhan) masih susah untuk dicapai, realistisnya mungkin masih di bawah 5 persen,” sambungnya.

Ketidakpastian akibat pandemic ini juga terlihat pada sektor manufaktur Indonesia yang mengalami penurunan kinerja pada bulan Juli imbas berlakunya PPKM Level 4 dan pembatasan yang lebih besar terkait mobilitas.

Baca juga: Tak Sebesar di Kuartal II, Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal III Diprediksi Cuma 3 Persen

Berdasarkan laporan terkini IHS Markit, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat pada angka 40,1 di bulan Juli 2021.

Selain itu, pertumbuhan penyaluran kredit terlihat masih melambat.

Sehingga hal tersebut masih menandakan pertumbuhan ekonomi Indonesia belum dapat terdongkrak cukup tinggi.

“Jangan lupa, porsi terbesar dari pertumbuhan ekonomi kita itu adalah sektor industri, khususnya manufaktur. Dukungan kredit juga masih lambat,” papar Eko.

Baca juga: Demokrat Anggap Klaim Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Bersifat Semu, Tidak Sesuai Fakta yang Ada

“Kalau mau mencapai 5-5,5 persen, catatannya adalah butuh dukungan dari konsumsi, sektor investasi, dan juga dari ekspor. Kalau 3 komponen ini salah satunya saja ada yang meleset, dugaan saya pertumbuhan ekonomi akan meleset juga di bawah 5 persen,” pungkasnya. (Ismoyo)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved