Pertumbuhan Ekonomi

Tak Sebesar di Kuartal II, Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal III Diprediksi Cuma 3 Persen

Tauhid melihat setidaknya ada beberapa faktor yang sangat kompleks, yakni imbas penyebaran dan lonjakkan kasus aktif Covid-19 varian delta.

Editor: Feryanto Hadi
ANTARA/Dewa Wiguna
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan, ekonomi Indonesia pada kuartal III 2021 masih tumbuh positif.

Namun, pertumbuhannya tidak sebesar seperti kuartal II 2021 yang sebesar 7,07 persen (year on year/yoy).

Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad memperkirakan pertumbuhan di kuartal III 2021 Cuma sebesar 3 hingga 4 persen (yoy).

Hal tersebut dikarenakan adanya berbagai tantangan serta ketidakpastian kondisi di periode tersebut.

“Dengan melihat situasi ketidakpastian yang terjadi di kuartal III, diperkirakan pertumbuhan ekonomi berada pada rentang 3 sampai 4 persen,” ucap Tauhid dalam diskusi Indef secara daring, Jumat (6/8/2021).

Baca juga: Demokrat Anggap Klaim Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Bersifat Semu, Tidak Sesuai Fakta yang Ada

“Pertumbuhan ekonomi tetap positif. Artinya bahwa kita sudah keluar dari resesi, tapi cenderung mengalami penurunan jika dibandingkan kuartal II 2021,” sambungnya.

Tauhid melihat setidaknya ada beberapa faktor yang sangat kompleks, yakni imbas penyebaran dan lonjakkan kasus aktif Covid-19 varian delta.

Dirinya mengatakan, penyebaran varian delta terjadi hampir di seluruh negara dan cenderung meningkat.

Varian delta yang tinggi tersebut tentunya memberikan ancaman terhadap kinerja perdagangan Indonesia, dan tentunya dapat memperlambat laju perekonomian.

Baca juga: Menyoal Data Pertumbuhan Ekonomi 7,7 % Kuartal 2-2021, Simak Curhat Pengusaha

“Karena kasus tersebut banyak di negara-negara lain, terutama China, Amerika, dan India. Tentu saja berdampak kepada potensi surplus kita yang akan berkurang,” jelas Tauhid.

“Ini ancaman sumber pertumbuhan ekonomi kita di kuartal III 2021. Permintaan (ekspor-impor) akan melambat dari negara mitra dagang tersebut,” tambahnya.

Implikasi dari lonjakan kasus aktif varian delta, diprediksi akan membuat Pemerintah kembali berpikir untuk memperpanjang pembatasan mobilitas atau PPKM .

Hal tersebut tentunya akan membuat masyarakat dan seluruh komponen dunia usaha kebingungan.

Baca juga: Said Didu Pertanyakan Dimana Akal Sehat Erick Tohir saat Angkat Mantan Koruptor Jadi Komisaris BUMN

Kemudian, faktor lainnya adalah bagaimana Pemerintah pusat mampu dengan cepat melakukan penanganan pandemi dengan baik.

Termasuk percepatan program vaksinasi dan penyerapan yang optimal terkait dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Vaksinasi kita masih relatif rendah dari awal Februari sampai Agustus, total baru 8,1 persen. Ini sudah lebih dari 6 bulan. Apakah untuk mencapai 80 persen itu butuh lebih dari 2 tahun?,” pungkas Tauhid. (Bambang Ismoyo)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved