HUT RI
Anies Baswedan: Pandangan Boleh Berbeda, tapi Menyangkut Keselamatan Kita Harus Bersatu
Dalam kesempatan tersebut, Anies menyampaikan makna mendalam teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Penulis: Joko Supriyanto |
WARTAKOTALIVE, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memimpin upacara peringatan HUT ke-76 Republik Indonesia, di halaman Blok G, Balai Kota, Jakarta, Selasa (17/8/2021) pagi.
Dalam kesempatan tersebut, Anies menyampaikan makna mendalam teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Teks tersebut diawali dengan kalimat kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia, yang berarti Bangsa Indonesia telah ada sebelum negara dinyatakan hadir.
Baca juga: Dari Sumatera Hingga Kalimantan, Densus 88 Ciduk 48 Tersangka Teroris dalam Waktu 4 Hari
"Bangsa ini telah terbentuk sebagai persenyawaan seluruh unsur di dalamnya yang ada."
"Seluruh unsur lintas identitas apapun yang tersebar di 13 ribu pulau lebih."
"Semua mengambil satu simpul sebagai bangsa Indonesia," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Selasa (17/8/2021).
Baca juga: Pemerintah Turunkan Harga Tes PCR: Maksimal Rp 495 Ribu di Jawa-Bali, dan Pulau Lainnya Rp 525 Ribu
Kata orang nomor satu di DKI Jakarta ini, bersatunya seluruh komponen bangsa ini menghasilkan kesepakatan bersama, yakni memutuskan merdeka dan menolak segala jenis kolonialisme.
Karena, kolonialisme membatasi bangsa ini untuk berkembang dan sejahtera.
Sehingga, Anies menyebut kemerdekaan berarti menggelar keadilan sosial dan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Baca juga: Ombudsman Nilai Capaian Vaksinasi Covid-19 Jakarta Ambigu, Pemprov Diminta Bersihkan Data
"Itulah sebabnya ketika kita pada hari ini memperingati kemerdekaan RI, ingatlah bahwa ini perjuangan seluruh bangsa."
"Dan saat ini tanggung jawab untuk menggelar keadilan sosial, ada pada pundak kita masing-masing," tuturnya.
Anies mengungkapkan, dua kali sudah HUT Kemerdekaan diselenggarakan dalam kondisi pandemi Covid-19, sehingga terlihat bagaimana negara hadir melindungi semua warga tanpa membedakan status sosial ekonomi, seperti halnya dalam memberikan vaksinasi.
Baca juga: Modus Yayasan Milik Teroris JI Galang Dana, Tebar Kotak Amal Hingga Gelar Tablig Akbar
"Siapapun yang membutuhkan untuk mendapatkan perlindungan lewat vaksinasi, Jakarta laksanakan vaksinasi itu pada siapapun yang membutuhkan."
"Prinsip yang kita pegang adalah kemanusiaan yang adil dan beradab," paparnya.
Anies mengatakan, kemanusiaan dan pandemi seakan menjadi cermin dengan kaca pembesar.
Baca juga: Teroris JI Himpun Dana Pakai Yayasan Syam Organizer, Bawa Isu Palestina untuk Hindari Kecurigaan
Cermin untuk dapat melihat pada diri sendiri, sudahkah menetapkan prioritas untuk keselamatan di atas segalanya?
Dengan pandemi sebagai cermin, semua diingatkan bahwa keselamatan di atas semua.
Sehingga, dalam kondisi seperti ini tidak boleh memiliki pandangan yang berbeda, tapi kuncinya yaitu keselamatan sesama yang harus dilakukan secara bersama.
Baca juga: Densus 88 Ciduk Ketua Syam Organizer Jabar Terkait Kasus Dugaan Terorisme, 1.540 Kotak Amal Disita
"Artinya, pandangan boleh berbeda, sikap terhadap berbagai urusan boleh berbeda."
"Tapi latar belakang boleh berbeda, sikap terhadap berbagai urusan boleh berbeda."
"Tapi menyangkut keselamatan sesama, maka kita harus bersatu, kita harus bekerja bersama," tuturnya.
Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 di Delapan Kecamatan Kabupaten Bekasi di Bawah 10, Angka Kesembuhan 97 Persen
Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 371.021 orang per 16 Agustus 2021, dan sebanyak 118.833 orang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 16 Agustus 2021, dikutip Wartakotalive dari laman Covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 840.963 (21.7%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 657.136 (17.0%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 450.925 (11.6%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 359.594 (9.3%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 140.873 (3.6%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 139.160 (3.6%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 124.863 (3.2%)
RIAU
Jumlah Kasus: 115.384 (3.0%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 97.930 (2.5%)
BALI
Jumlah Kasus: 96.915 (2.5%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 82.230 (2.1%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 82.038 (2.1%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 59.262 (1.5%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 55.059 (1.4%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 53.622 (1.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 50.250 (1.3%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 42.801 (1.1%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 42.182 (1.1%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 40.313 (1.0%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 35.577 (0.9%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 31.925 (0.8%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 30.305 (0.8%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 29.804 (0.8%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 28.211 (0.7%)
ACEH
Jumlah Kasus: 27.774 (0.7%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 25.257 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 23.516 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 21.544 (0.6%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 21.436 (0.6%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 18.699 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 14.119 (0.4%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 11.225 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 10.536 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 10.319 (0.3%). (*)