Pendidikan
Mana yang Benar, Insha Allah, Insya Allah, atau Insyaallah? Begini Penulisannya Menurut Pusat Bahasa
Pertanyaan terkait cara penulisan Insha Allah, Insya Allah atau Insyaallah kerapkali dibahas publik.
Penulis: Suprapto | Editor: PanjiBaskhara
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Masih jadi pertanyaan publik terkait cara penulisan Insha Allah, Insya Allah, atau Insyaallah.
Pertanyaan soal penulisan Insha Allah, Insya Allah, atau Insyaallah seringkali muncul dalam diskusi di media sosial (medsos) atau ruang publik.
Bahkan, pembahasan penulisan Insha Allah, Insya Allah, atau Insyaallah ini juga kerap dibahas di internal anggota grup seperti WhatsApp.
Pernyataan serupa juga muncul untuk penulisan Amin, Amiin, Aamiin, atau Amien?
Baca juga: Susi Pudjiastuti Undang Mike Tyson ke Indonesia, Dijawab: Insha Allah, Begini Perjalanan Hidupnya
Baca juga: Lurah Pekayon Jaya Pakai Jurus Insya Allah Tanggapi Kasus Dugaan Pelecehan Seksual
Baca juga: Jokowi: Kalau yang Divaksin Sudah 182 Juta Penduduk Indonesia, Insyaallah Covid-19 Sudah Setop
Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Pusat Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengeluarkan panduan resmi penulisan tersebut.
Mau tahu yang benarnya, ini penjelasan resmi Pusat Bahasa.
Penulisan Insha Allah, Insya Allah, dan Insyaalah yang benar?
Penulisan insha Allah merupakan model penyerapan yang didasarkan pada ejaan bahasa Inggris.
Penulisan semacam itu tidak sesuai dengan kaidah penyerapan dalam Bahasa Indonesia karena huruf syin dari bahasa atau tulisan Arab jadi sy dalam bahasa Indonesia.
Dengan demikian, ungkapan itu dalam bahasa Indonesia tidak ditulis insha Allah, tetapi ditulis insya Allah.
Hanya masalahnya, ungkapan insya Allah itu ditulis seperti itu, atau digabung menjadi insyaallah?
Selama ini, ungkapan seperti itu ditulis terpisah.

Cara penulisan insha Allah, insya Allah, atau insyaallah yang benar? (Istimewa)
Namun, setelah dikaji, diketahui bahwa ungkapan itu terdiri atas tiga unsur, yaitu in 'jika', syaa 'menghendaki', dan -illah 'Allah', bukan dua unsur insya dan Allah.
Unsur -illah pada ungkapan insyaallah, seperti halnya pada masyaallah dan subhanallah, merupakan unsur yang terkait.
Oleh karena itu, penulisannya digabung menjadi insyaallah, yang berarti 'jika Allah mengendaki'.
Dalam KBBI V (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V) ungkapan insya Allah sudah ditulis serangkai jadi insyaallah.
Cara penulisan seperti di dalam KBBI V itulah yang dianjurkan sekarang.
Tulisan Felix Siauw tentang Insya Allah
Ustaz Felix Siauw dalam web pribadinya menulis sebagai berikut.
Lebih dari ratusan kali saya ditanya tentang perkara ini, berkaitan dengan penulisan transliterasi bahasa Arab, mudah-mudahan status ini jadi penjelas sebagaimana seharusnya.
Pertama-tama, bahasa Arab dan bahasa Indonesia tentu berbeda, bila bahasa Indonesia disusun berdasar huruf alfabet A-B-C dan seterusnya, sama seperti bahasa Inggris, tidak dengan bahasa Arab.
Bahasa Arab tersusun dari huruf hijaiyah semisal ا (alif), ب (ba), ت (ta) dan seterusnya.
Perbedaan inilah akhirnya mengharuskan adanya transliterasi (penulisan bahasa asing kedalam bahasa Indonesia), misalnya, kata الله dalam bahasa Arab, bila di-transliterasikan ke bahasa Indonesia bisa jadi “Allah”, “Alloh”, “Awloh” atau apapun yang senada dengan bacaan asli Arabnya, tergantung kesepakatan transliterasi
Bila orang Indonesia sudah nyaman membaca tulisan الله dengan transliterasi “Allah” ya tidak perlu diganti dengan “Alloh” atau “Awloh”, toh bacanya juga sama walau tulisannya beda
By the way, bahkan kalau orang nulis Allah dengan huruf kecil juga nggak dosa, karena dalam bahasa Arab aslinya الله pun nggak ada huruf besar dan huruf kecil
Hanya kembali lagi, karena transliterasi dan penghormatan kepada Dzat Yang Maha Agung, ya sejatinya sudah kita tulis dengan “Allah”
Ok, sekarang, Insya Allah atau In Shaa Allah?
Yang benar إن شاء الله hehe..
Jadi kita bedah begini ceritanya
إن = bila
شاء = menghendaki
الله = Allah
Jadi artinya إن شاء الله = bila Allah berkehendak
Nah, balik lagi ke transliterasi, terserah kesepakatan kita mau mentransliterasikan huruf ش jadi apa? “syaa” atau “shaa”?,
Kalau di negeri berbahasa Inggris sana, kata ش diartikan jadi “shaa”, kalau di Indonesia jadi “syaa”
Masalahnya di Indonesia, huruf ص sudah ditransliterasikan jadi “shaa”, kalau disamain jadi tabrakan deh..
Saya pribadi lebih suka mentransliterasikan إن شاء الله jadi “InsyaAllah”, lebih simpel dan sesuai transliterasi bahasa Indonesia
Nah, bagaimana katanya kalau ada yang bilang “InsyaAllah” berarti artinya “menciptakan Allah?”, naudzubillahi min dzalik…
Karena yang satu ini beda lagi masalahnya
Karena إنشاء (menciptakan/membuat) beda dengan إن شاء (bila menghendaki)
Dan, pemakaiannya dalam kalimat berdasarkan kaidah bahasa Arab pun berbeda bunyinya,
Bila إن شاء الله dibacanya “InsyaAllahu” (bila Allah menghendaki)
Bila إنشاء الله dibacanya “Insyaullahi” (menciptakan Allah)
Kesimpulannya?
Jadi kalau kita nulis pake “InsyaAllah”, atau “In Syaa Allah”, atau “In Shaa Allah” bacanya sama aja dan artinya sama aja, yaitu “bila Allah menghendaki”, jadi nggak ada arti lainnya.
(Wartakotalive.com/PRO)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul "Cara Penulisan Insha Allah, Insya Allah atau Insyaallah, Ini Penjelasan Resmi Pusat Bahasa"