Virus Corona
Waspadai Varian Covid-19 Delta Plus, Pemeriksaannya Tidak Bisa Gunakan Swab PCR Biasa
Kasudin Kesehatan Jakarta Timur, Indra Setiawan menjelaskan, sampai saat ini pihaknya belum menemukan adanya varian delta plus
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Dian Anditya Mutiara
"Kita harus hati-hati dalam proses normalisasi ini," tambahnya.
Baca juga: China Laporkan Lonjakan Kasus Baru Covid-19 dari Varian Delta
Dilansir raillynews.com, ini 10 pertanyaan yang sering ditanyakan tentang varian Delta dan Delta plus.

1. Apa itu Varian Delta?
Varian Delta COVID-19 pertama kali ditemui di India.
Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa mutasi Delta menyebar jauh lebih cepat daripada COVID-19 asli.
2. Apa itu varian Delta plus?
Varian Delta Plus merupakan re-mutasi dari varian Delta dari India yang ditemukan di negara-negara luar India.
Varian Delta Plus pertama kali terlihat di Afrika Selatan.
Varian ini memiliki mutasi protein lonjakan yang disebut K417N, yang juga ada pada varian Beta.
Baca juga: Varian Delta Hancurkan Optimisme Pelaku Usaha yang Meyakini 2021 Jadi Tahun Pemulihan Ekonomi
3. Mengapa varian delta lebih berbahaya?
Varian delta lebih berbahaya karena menginfeksi lebih cepat daripada mutasi lainnya.
Menurut penelitian, varian Delta terutama mempengaruhi kaum muda, karena kaum muda lebih banyak terlibat dalam kehidupan sosial.
4. Apa saja gejala varian delta?
Gejala Covid-19 klasik didominasi oleh demam tinggi, batuk terus-menerus, serta kehilangan rasa dan/atau penciuman.
Di varian delta, gejala seperti sakit kepala, pilek, dan sakit tenggorokan terlihat lebih dominan dibandingkan dengan virus COVID-19 klasik.