Catatan Ilham Bintang
Menyoal Data Pertumbuhan Ekonomi 7,7 % Kuartal 2-2021, Simak Curhat Pengusaha
Benarkah ekonomi Indonesia tumbuh 7 persen. Kenapa para pengusaha masih mengeluh. Simak komentar ekonom, pengusaha, dan dubes.
Dalam rilis BPS, bukan hanya ekspor yang meningkat tetapi juga belanja pemerintah yang mengalami kenaikan sekitar 8 %. Belanja konsumsi masyarakat pun naik sekitar 5 %.
Harap dicatat kenaikan konsumsi masyarakat didominasi oleh belanja keperluan Lebaran atau perayaan Idul Fitri. Mencapai 50 % dari belanja konsumsi.
"Bahwa pertumbuhan belum secara menyeluruh, belum menyentuh semua sektor, memang demikian. Kita harus akui itu. Yang penting ada perbaikan. Pemerintah kan terus mengupayakan perbaikan menuju ke keadaan normal seperti sebelum pandemi," ujar mantan Ketua Forum Pemred tadi pagi.
Tertinggi DKI :10,91%
Pertumbuhan ekonomi kuartal II- 2021 terkonfirmasi juga di beberapa daerah “ kunci “ ekonomi kita.
Tertinggi DKI, pertumbuhannya di atas 10 %. Menyusul Sulawesi Selatan (7,7 %), Jawa Timur (7,05 %), Jawa Barat (6,13 %) Jawa Tengah (5, 6 %), Sumatera Barat (5,76%) Sumatera Selatan (5,71%), dan Sumatera Utara (4.95 %).
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu jumlah penduduk, jumlah stock barang-barang modal, luas tanah, dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan
Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Ajib Hamdani menilai pertumbuhan ekonomi II 2021 belum absolut.
Mesti dilihat dengan hati-hati, karena ini bersifat angka statistik. Kalau tumbuhnya 7,7 persen, tapi tahun lalu kita minus 5,3 persen -- kalau secara riil mestinya dibandingkan dengan sebelum COVID-19 (secara agregat).
Maka pertumbuhannya hanya sekitar 2 persen, katanya.
"Jadi kalau dilihat angka di headline memang benar tinggi, tapi kalau dilihat secara detail, angka di dalamnya 7 persen itu sebenarnya tidak setinggi yang diperkirakan karena secara statistik tahun lalu sangat rendah," jelas Ajin Hamdani seperti dikutip “Kumparan” (5/8).
Curhat Pengusaha
Sampai hari ini kita memang masih mendengar keluhan para pengusaha atas kenyataan terpuruknya usaha mereka. Membayar overhead cost kantornya saja, sudah setengah mati.
Banyak yang memilih menutup usaha dan memutus hubungan kerja dengan karyawan.
Curahan hati yang lebih menyayat disuarakan pengusaha kecil dan menengah. Buat makan keluaga saja harus utang kiri kanan.