PPDB Depok
'Negeri Minded' Bikin Sekolah Swasta di Depok Menjerit, Ada yang Terpaksa Tutup Akibat Sepi Peminat
"Sekolah swasta di Depok nyatanya masih banyak yang belum sesuai dengan kuota yang diharapkan, mereka (siswa) masih (sekolah) negeri minded," papar
Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Dedy
WARTAKOTALIVE.COM, CILODONG --- Proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMA Negeri di Kota Depok telah usai.
Para siswa yang telah diterima pun telah menjalani kegiatan belajar mengajar (KBM).
Namun hal itu masih menyisakan kegalauan dari para pengurus sekolah swasta yang kurang mendapatkan minat dari para siswa yang tak lolos masuk sekolah negeri.
Ketua Forum Kepala SMA Swasta Kota Depok Santoso mengatakan, meski pada penyelenggaraan PPDB tahun ajaran 2021/2022 ini memasukan pilihan sekolah swasta tapi tak mampu mendongkrak minat calon siswa mendaftarkan diri masuk di sekolah swasta.
Akibatnya, banyak dari sekolah swasta yang tak dapat memenuhi kuota jumlah siswa agar pelaksanaan belajar mengajar maupun operasional sekolah bisa dikakukan.
"Sekolah swasta di Depok nyatanya masih banyak yang belum sesuai dengan kuota yang diharapkan, mereka (siswa) masih (sekolah) negeri minded," papar Santoso saat ditemui Wartakotalive.com di kawasan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (3/8/2021).
Untuk satu sekolah swasta, Santoso mengatakan standarnya membuka dua kelas dengan masing-masing kelas berisikan 36 siswa.
Di Kota Depok, kata Santoso terdapat 50 sekolah swasta. Namun memang tidak semuanya memiliki akses langsung dalam sistem PPDB tahun ini.
"Yang masuk ke sistem (PPDB) memang hanya tiga sekolah saja, ada sekolah yang memang terlambat mendaftar karena (sistem sekolah swasta masuk PPDB) ini kan baru ada di tahun ini ya," akunya.
Sekolah-sekolah yang masuk dalam sistem itu pun dikatakan Santoso tidak serta merta mampu meraih jumlah siswa sesuai target yang dipatok.
Dari sekitar 3.000 daya tampung sekolah swasta untuk siswa baru, Santoso mengatakan hanya ada 1.000 siswa yang mendaftarkan diri ke swasta.
"Ada yang memang mereka tidak diterima di negeri lalu mendaftar ke swasta melalui PPDB namun banyak yang hanya mendaftar tapi tidak melakukan daftar ulang, artinya mereka itu mental entah kemana," tutur Santoso.
Dengan rendahnya minat siswa masuk ke sekolah swasta di Kota Depok, Santoso mengaku hal itu membuat adanya sekolah swasta yang terpaksa tutup lantaran kuota untuk membuka kelas baru tidak terpenuhi.
Bahkan, kata Santoso, ada SMA/SMK swasta yang hanya mendapat 10 siswa di tahun ajaran baru 2020/2021 lalu.
"Tahun lalu bahkan ada satu sekolah di Depok yang terpaksa tutup SMA nya karena siswanya kurang," papar Santoso.