Olimpiade Tokyo 2020
Masitah Selaku Istri Eko Yuli Irawan Menjelaskan Bahwa Snatch Jauh Lebih Sulit dari Clean and Jerk
Dalam olahraga angkat besi ada kategori snatch serta clean and jerk. Kedua katergori itu tiga kali kesempatan angkatan pada pertandingan resmi.
Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, telah meraih medali perak di kelas 61 kg Olimpiade Tokyo 2020.
Selain itu, dua atlet angkat besi Indonesia juga raih medali.
Windy Cantika Aisah dan Rahmat Abdullah berhasil meraih medali perunggu.
Kesuksesan tiga atlet angkat besi itu jadi buah bibir masyarakat di Tanah Air.
Walhasil, olahraga angkat besi pun mulai menarik minat masyarakat Indonesia.
Dalam angkat besi, kita mengenal kategori snatch serta clean and jerk.
Kedua katergori itu tiga kali kesempatan angkatan pada pertandingan resmi.
Usut punya usut, ternyata kategori snatch jauh lebih sulit dari clean and jerk.
Hal itu disampaikan oleh Masitah, mantan lifter putri Indonesia, peraih medali perunggu SEA Games 2011.
Baca juga: Sisi Lain Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan, Punya Hobi Suka Habiskan Waktu 2 Jam dengan Cupang
Baca juga: Mimpi dan Rencana Atlet Angkat Besi Eko Yuli Setelah Olimpiade Tokyo 2020, Begini Penuturan Istri
Baca juga: Jelang Olimpiade Tokyo 2020, Keberangkatan Rowing dan Angkat Besi Diundur Jadi Selasa (20/7/2021)
Masitah yang saat ini berstatus sebagai istri Eko Yuli mengatakan bahwa snatch membutuhkan keseimbangan karena diangkat langsung.
"Dalam snatch, terlalu kuat salah, terlalu lemah juga salah. Kalau clean and jerk bisa ditopang terlebih dulu," kata Masitah kepada Warta Kota, baru-baru ini.
Hal yang sama diutarakan oleh adiknya, Arif Irawan, yang juga mantan atlet angkat besi yang kini menjadi personal trainer.
Menurut Arif, dalam snatch juga harus pintar dalam memilih jumlah angkatan di posisi start.
"Kalau kerendahan bisa ketinggalan. Sebaliknya, kalau lebih bisa jomplang. Jadi butuh keseimbangan dan power serta tumpuan kaki juga mesti kuat," tambahnya.
Lanjutnya, saking sulitnya diposisi snatch, para atlet kerap kejar-kejaran poin di clean and jerk.
Target Raih Medali Emas
Selain itu, Arif yakin Eko Yuli masih punya semangat motivasi untuk mendapatkan medali emas di Olimpiade Paris 2024
"Saya yakin dia (Eko Yuli Irawan) masih bisa meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024 nanti. Apalagi pikirannya plong, tidak ada masalah dan sehat," kata Arif.
Eko Yuli sendiri memang sudah mengatakan kepada keluarga bahwa dirinya akan pensiun jika medali emas telah diraih, sembari menunggu regenerasi peraih medali bermunculan.
Meskipun usianya akan nanti mencapai 35 tahun. Arif meyakini konsistensi abang iparnya akan membuahkan hasil terbaik di Paris nanti.
Keberhasilan Eko Yuli meraih perak, merupakan bukti kegigihan dan perjuangannya dalam memberikan yang terbaik di cabor angkat besi.
Sebelumnya, Eko Yuli sempat mengucapkan permintaan maaf, sebagai tanggung jawab moral atlet nasional untuk bangsanya karena gagal meraih emas.
Arif merupakan sosok adik ipar yang kerap menjadi teman curhat dan Eko Yuli sering meminta saran kepada adik iparnya yang bekerja sebagai personal trainer.
"Dia mencoba menembus batasnya. Jadi dia bisa mengangkat beban 180 Kg dengan berat badan 66 Kg. Namun, di Olimpiade Tokyo, dia bermain di kelas 61 Kg, dan berat badannya harus turun ke 60 Kg. Jadi tenaga pasti ada penurunan. Tapi dia masih kuat," ujar Arif.
Arif yang juga pernah menggeluti angkat besi, mengomentari kakak iparnya termasuk atlet yang meski berat badan turun banyak, namun angkatannya hanya turun sedikit.
Selain itu, Arif menyebut penampilan Eko Yuli sangat stabil di kelasnya. Saya awalnya merasa yakin dia mampu di angkatan 177 Kg. Sebelum tanding Eko sempat curhat ke Arif.
"Rif snatch udah mulai enak, tapi clean and jerk, pinggangnya belum mau ngunci. Makanya angkatan gagal pada dua kali kesempatan. Hasil itu sudah luar biasa, karena nyaris membuat rekor dunia dan rekor Olimpiade baru. Itu kelas di atas dia sudah potensi medali. Jadi dia sudah menembus batasannya," terang Arif.
Tak hanya itu, Arif juga bangga dengan performa abang iparnya, mengingat usia yang sudah bertambah, namun kekuatan Eko Yuli tidak berkurang.
Tak Memaksa
Sementara itu, Masitah tidak mau memaksakan kedua anaknya, Naysila Salsabila Irawan dan M Azam Alhafiz Irawan, jadi atlet angkat besi.
Baca juga: Sisi Lain Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan, Punya Hobi Suka Habiskan Waktu 2 Jam dengan Cupang
Baca juga: Adik Ipar Yakin Eko Yuli Irawan Masih Sanggup Ikuti Olimpiade Paris 2024 untuk Meraih Medali Emas
Baca juga: Begini Keharmonisan Rumah Tangga Lifter Eko Yuli Irawan, Jadikan Istri Sebagai Pelatih di Rumah
Sebagai keluarga besar angkat besi, ternyata Masitah enggan memaksakan kedua buah hatinya untuk meneruskan jejak orangtuanya.
"Terserah sama anak-anak saja nanti. Mereka maunya apa nanti, kami akan dukung," kata Masitah kepada Warta Kota.
Masitah menjelaskan, kehidupan seorang atlet tidak mudah.
Bahkan, menurutnya tak jarang seorang atlet mengorbankan masa mudanya untuk giat berlatih. Jika sudah menjadi atlet nasional, waktu bersama keluarga pun akan tersita.
"Makanya saya tidak mau memaksakan mereka jadi atlet," ujar Masitah.
Meski demikian, Masitah tidak menampik jika buah hatinya ada bakat untuk menjadi atlet, bahkan latihan layaknya seorang lifter.