Liga 1 2021
Pelatih Aji Santoso Tunggu Kepastian Nasib PPKM Darurat untuk Jalani Program Latihan Tim Persebaya
Pemerintah telah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga, Minggu (25/7/2021).
Penulis: Sigit Nugroho | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, SURABAYA - Pemerintah telah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga, Minggu (25/7/2021).
Hal itu membuat Persebaya Surabaya mulai mengatur siasat untuk mengatur latihan tim.
Skuad Bajul Ijo mulai menyiapkan opsi-opsi untuk melakukan penyesuaian kalender program tim.
Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso, mengatakan bahwa perubahan tidak bisa dilakukan secara instan, tetap harus bertahap.
Saat ini, Persebaya akan tetap fokus latihan sambil mengobservasi peluang yang bisa menguntungkan tim di masa persiapan menyongsong Liga 1 2021.
“Kami uji coba juga tidak gampang. Kami lihat dulu setelah PPKM Darurat. Yang jelas, kami tetap menggelar latihan. Pasalnya, sampai saat ini kompetisi kan belum berubah, kemungkinan berjalan masih tanggal 20 Agustus,” kata Aji dikutip dari ligaindonesiabaru.com.
Baca juga: Taisei Marukawa Winger Persebaya Tetap Tinggal di Surabaya Meski Diminta Balik ke Jepang
Baca juga: Pelatih Persebaya Aji Santoso Harus Sabar Menanti Bergabungnya Bek Kanan Bajul Ijo Koko Ari Araya
Baca juga: Aji Santoso Genjot Pemain Persebaya Surabaya dengan Materi Latihan Fisik agar Tidak Drop Pasca Libur
“Tadi saya sampaikan ke manajer dan beliau mengizinkan kami tetap latihan,” ujar Aji.
Untuk agenda paling dekat, Aji sedang berusaha menjaga kondisi anak asuhnya yang prima menjadi pondasi untuk melangkah ke target-target selanjutnya.
Terpantau beberapa hari terakhir pelatih asal Kepanjen tersebut banyak memberikan variasi latihan maintenance kondisi.
Seperti program latihan fisik dengan beberapa set latihan lari dengan bola dan tanpa bola untuk stamina.
Selain itu, program dikombinasikan dengan internal mini game untuk menjaga ritme permainan.
“Menu latihan ada dua, materi latihan pemanasan lalu game position dan dilanjutkan dengan game 2/3 lapangan,” tutur Aji.
Dinamika Pola Strategi
Di sisi lain, pelaksanaan Piala Eropa 2020 dan Copa America 2021 telah berakhir.
Timnas Italia jadi juara Piala Eropa 2020 dan Argentina jadi juara Copa America 2021.
Dua turnamen besar di dunia itu jadi perhatian Pelatih Bali United, Stefano Cugurra alias Teco.
Dia mengamati perihal perubahan gaya permainan tim di sepak bola modern yang lebih memainkan tempo dengan banyak memainkan sentuhan bola ketimbang mengandalkan kecepatan individu pemain.
Menurut Teco, pola permainan yang diusung banyak tim di era sepak bola modern saat ini semua bergantung pada aspek kebutuhan tim, terutama soal taktikal pelatih dan target tim itu sendiri.
Teco berujar bahwa seorang pelatih memang harus jeli melihat kualitas yang dimiliki, apakah mengandalkan kecepatan atau permainan taktikal dengan sentuhan-sentuhan bola.
Semua bergantung pada kejelian pelatih dalam menyesuaikan diri antara kualitas yang dimiliki pemainnya dengan strategi yang digunakan di pertandingan.
Baca juga: Penampilan Bali United Dikritik Fans, Teco Sebut Bahwa Serdadu Tridatu Ingin Memenangi Setiap Laga
Baca juga: Pelatih Bali United Stefano Cugurra Teco Maklum Skuadnya Kalah dari Timnas Indonesia U-23
Baca juga: Pelatih Bali United Teco Berharap Pertandingan Uji Coba Kontra Timnas U-23 Tidak Batal Digelar
"Ini tergantung metodologi latihan dari pelatih dan taktikal untuk pertandingan. Kita tahu ada beberapa pelatih tidak suka pemain dribbling,” ujar Teco dikutip dari ligaindonesiabaru.com.
"Menurut saya, di saat pemain memiliki kualitas seharusnya lebih bebas. Dia punya keputusan sendiri mau dribbling atau bermain sentuhan-sentuhan,” kata Teco.
Teco menambahkan bahwa saat ini pola strategi yang digunakan oleh rata-rata pelatih semuanya dinamis.
Menyesuaikan dengan kekuatan tim dan juga siapa lawan yang dihadapi dalam sebuah pertandingan.
Sehinggga, tidak ada pakem-pakem tertentu yang digunakan oleh pelatih.
Namun, Teco menganggap wajar apabila ada pelatih yang begitu teguh memegang filosofi permainannya.
Menurutnya hal tersebut justru membuat pertandingan menjadi menarik dan persaingan tim menjadi sangat kompetitif.
Belum Tahu Rasa Bakso
Sementara itu, Pelatih Arema FC, Eduardo Almeida, belum memimpin latihan tim di lapangan.
Dia meminta anak asuhnya melakukan latihan mandiri selama diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga, Minggu (25/7/2021).
Saat libur latihan bersama skuad Singo Edan, Eduardo memanfaatkan waktu luangnya untuk memasak sendiri makanannya.
Pasalnya, Eduardo belum terbiasa dengan rasa kuliner yang ada di Kota Malang, Jawa Timur.
Juru taktik asal Portugal tersebut menilai bahwa masakan Indonesia dan di negaranya cukup jauh berbeda.
Masakan Indonesia rata-rata memiliki cita rasa pedas dengan rempah yang kuat.
Butuh waktu bagi Eduardo untuk menyesuaikan diri, sebab masakan Eropa menggunakan rempah-rempah yang minimalis dan tidak menyukai rasa pedas.
Baca juga: Gilang Widya Pramana Janji Beri Bonus Jika Pemain Arema FC Menunjukkan Performa Bagus di Liga 1 2021
Baca juga: Hindari Paparan Covid-19, Manajemen Arema FC Menggelar Program Vaksinasi Internal Secara Eksklusif
Baca juga: Peduli Terhadap Masyarakat, Arema FC dan Bali United Berikan Bantuan di Masa Pandemi Virus Corona
“Bagi saya tentu saja berbeda makanan Indonesia dan Portugal, apalagi di Indonesia dominasinya nasi,” kata Eduardo dikutip dari ligaindonesiabaru.com.
“Jadi saya menyesuaikan diri dan beradaptasi, apalagi cita rasa makanan di sini sedikit pedas,” ujar Eduardo.
Eduardo sendiri mengakui suka mengeksplorasi hal baru, khususnya kuliner.
Namun terbatasnya ruang gerak, karena pandemi Covid-19 dan PPKM Darurat membuatnya menahan diri.
Eduardo mengaku belum mencicipi bakso yang menjadi makanan khas Kota Malang.
“Satu yang belum saya coba adalah bakso. Kenapa saya belum mencoba bakso, karena alasan waktu saja. Belum ada kesempatan makan apalagi kondisinya lockdown seperti sekarang ini,” ujar Eduardo.
Untuk memenuhi kebutuhan makanan harian, pelatih 43 tahun tersebut mengandalkan kemampuan masaknya.
Meskipun tidak jago urusan dapur, namun dia harus membiasakan diri karena tidak memiliki banyak pilihan saat ini.
“Jadi tidak banyak pilihan yang saya masak, seperti steak, olahan daging sapi dengan kentang dan itu saja kombinasinya. Sebab, tidak banyak pilihan yang bisa saya masak,” papar Eduardo.
Selain itu memasak juga menjadi salah satu kegiatan yang membuatnya tetap aktif selama PPKM Darurat.
Dia biasa memasak sambil menyaksikan film favoritnya.
“Jadi saya di rumah menonton televisi dan memasak. Kemarin, saya baru menyelesaikan serial dari Perancis dan sempat juga menonton serial dari Portugal. Sekarang, dua atau tiga jam di rumah saya habiskan untuk menonton film,” jelas Eduardo.